Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Daripada Nonton Gaga, Mending Nonton GIGI

16 Mei 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:13 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="dok. omdidein.com"][/caption]

Aksi protes dilakukan oleh para little monster atau lebih dikenal dengan fans Lady Gaga. Pasalnya Gaga gagal tampil di Jakarta karena Polda Metro secara tegas tidak memberikan izin bagi promotor untuk menampilkan Gaga sebagai bintang tamunya. Banyak pihak menduga bahwa gagalnya Gaga manggung di GBK, Senayan karena desakan berbagai organisasi masyarakat.

Bagi saya yang berprofesi sebagai seorang guru tentu saja mendukung langkah Polisi. Pasalnya yang dihadapi adalah salah satu the most powerful women in the world. Saya ulang salah satu the most influence women in this earth. Jelas kedatangan Gaga memang sudah dinanti para little monster. Sebagai pendidik tentu saya khawatir justru malah aspek positifnya tidak ditiru/terlupakan penggemarnya karena Gaga kadung lekat dengan penampilannya yang berani dan menantang di panggung.

Ketika kita menikmati musik yang pertama kita nikmati adalah suara si penyanyi, kemudian penilaian kedua adalah musik yang mengiringi penyanyi tersebut. Dari kedua aspek tersebut Lady Gaga masuk didalamnya. Lagunya menarik musiknya juga enak didengarkan. Contohnya seperti lagu bad romance. Meskipun beberapa liriknya menimbulkan kontroversi di beberapa kalangan. Tapi ada satu hal yang dilupakan, bahwa setiap penyanyi mempunyai value tersendiri bagi para fansnya.

Nah setiap penyanyi pasti mempunyai value-nya masing-masing. Sementara ini saya melihat value Lady Gaga adalah gaya/performance yang dia tampilkan. Bahkan beberapa gaya berpakainnya ditiru oleh para wanita di seluruh dunia, tak terkecuali artis Indonesia. Inilah yang membuat Lady Gaga dianggap berpengaruh karena merupakan trend setter mode di era seperti sekarang ini. Pertanyaannya apakah value itu positif atau malah memberikan dampak negatif bagi fansnya?

Ketika Gaga mengenakan pakaian berbalut daging jelas inilah value yang tidak mendidik. Seperti orang yang kekurangan bahan sampai-sampai daging saja dijadikan bahan pakaian. Hal tersebut mungkin di pandang kreatif dalam salah satu sisi. Tapi disisi lain hal tersebut tidak menunjukkan sikapnya sebagai seorang manusia yang memiliki akal dan pikirian untuk mengenakan pakaian yang baik dan dari bahan terbaik.

Mother monster mungkin bisa saja menginjakkan kaki di Indonesia untuk melakukan liburan tapi tidak dengan manggung di hadapan publik Indonesia. Organisasi masyarakat menilai penampilan Lady Gaga dianggap seronok dan melebihi batas. Dan memang jika di telusuri dari gaya dan performance Gaga di panggung via Youtube sarat dengan penampilan yang menjurus seronok bahkan vulgar.

Tidakkan kita berpikir bahwa Gaga akan mempengaruhi anak-anak yang seharusnya menjadi penerus bangsa? Tidakkan kita berpikir bahwa sekarang ini saja mereka yang mengendalikan pemerintah ini kepayahan karena tidak mampu menjalankan negara yang begitu plural ini? Lalu apakah kita bisa yakin bahwa para little monster bisa menjadi penerus dan memiliki prestasi lebih baik dari generasi sebelumnya? Semua pasti berharap anak-anak bangsa penerus masa depan negara ini  bisa melewati mereka yang sudah seharusnya masuk masa pensiun.

Saya mengerti jika banyak yang membandingkan perilaku Lady Gaga belum seberapa jika dibandingkan dengan para penyanyi dangdut yang bergoyang erotis. Tapi sepertinya hal tersebut tidak bisa juga dijadikan dalih untuk mengizinkan Lady Gaga tetap datang ke Indonesia. Coba deh di tonton lagi performance Lady Gaga sebelum dia terkenal seperti sekarang ini. Lady Gaga bahkan pernah tampil hampir bugil di panggung. Bayangkan kalau penampilan Gaga tersebut justru memberikan contoh buruk bagi anak-anak atau dijadikan legitimasi bahwa penyanyi perempuan Indonesia lainnya bisa tampil layaknya Lady Gaga dengan pengawalan ketat dan jaminan keamanan dari polisi. Walah, bisa berabe wajah pendidikan bangsa ini.

Penyanyi dangdut erotis tidak bisa dibandingkan dengan Lady Gaga. Lady Gaga jelas memiliki power dan pengaruh yang luar biasa besar. Terbukti pengaruhnya begitu kuat terlihat dari betapa kecewanya para little monster. Sedangkan penyanyi dangdut erotis hanya berpengaruh pada daerah-daerah tertentu saja. Jika Lady Gaga bisa tampil tentu ini malah menjadi angin segar bagi para penyanyi dangdut erotis karena ternyata bernyanyi dangdut erotis di bolehkan di negara ini. Jika hal itu terjadi cilaka dua belas sudah. Semua ilmu dan pendidikan karakter akan hancur seketika. Sia-sialah dedikasi dan pengorbanan guru yang sudah mendidikan bangsa ini. Terutama guru-guru yang berani dan tegar sampai mengajar di batas-batas negara di pelosok negeri yang jauh dari jangkauan listrik, internet bahkan mungkin televisi. Pikirkanlah hati para guru yang akan tersakiti jika hasil didikan mereka ternyata bisa begitu mudah di racuni seketika oleh penampilan Lady Gaga.

Mari kita bercermin kembali, banyak sekali kasus yang menimpa anak dibawah umur maupun anak-anak remaja di Indonesia karena berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor tontonan yang mereka tonton baik di televisi, dvd dan internet. Ketika mereka melakukan hal-hal yang diluar batas kewajaran, biasanya masyarakat ujung-ujungnya menuding lalainya keluarga memberikan pengawasan atau pihak sekolah bahkan gurunya yang dianggap gagal memberikan pendidikan akhlak atau budi pekerti. Inilah yang ingin kita hindari. Tugas mendidik bukan semata tugas orang tua di rumah atau tugas guru disekolah. Masyarakat di lingkungan sekitar juga turut serta berperan dalam mendidik anak-anak harapan dan penerus bangsa.

Jangan sampai ada lagi anak SD yang gemar merokak, jangan sampai ada lagi anak di bawah umur yang melakukan pencabulan terhadap teman sepermainannya sendiri. Jangan sampai adalagi anak SD yang berani membunuh temannya sendiri karena persoalan sepele. Jangan sampai anak-anak SD melihat bahwa penampilan Lady Gaga adalah sebuah hal yang biasa di negeri yang mengusung adat ketimuran yang adi luhung. Semua kejadian tersebut faktor utamanya adalah tontonan.

Sudahlah kita terima saja keputusan ini. Toh kemarin Polisi sudah mengizinkan Justin Beiber, SUJU bahkan Katty Perry datang ke Indonesia dengan jaminan keamanan. Maka tak perlu kecewa karena kita juga sedang dalam keadaan beduka. Tunjukkanlah sedikit empatimu kepada keluarga korban pesawat SSJ 100. Masih banyak artis dan aktor lain yang berkualitas di Indonesia.

Saya sarankan mending kita nonton bareng kang Armand Maulana dengan GiGi-nya. Cuma GiGi yang bisa bikin kita dengerin lagu rohani sambil jingkrak-jingkrak. Nah ini kan bisa jadi bahan pemersatu dengan anggota FPI, nonton konser GIGI bareng. Coba lah kita satukan misalnya Jaringan Islam Liberal dengan FPI dalam satu acara misalnya nonton konser musik GIGI diselingi tausiyah dari Habib dan tokoh JIL. :D

Salam perdamaian dari @gurubimbel :D *peace*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun