Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

12 Anak Tak Menghalanginya Meraih Predikat Cum laude

17 April 2012   12:17 Diperbarui: 1 Maret 2017   22:00 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi setelah dewasa kini aku sadar, ternyata untuk menjadi orang yang mandiri itu tidak mudah tanpa pendidikan dan pembiasaan sejak kecil. Dan saat ini  banyak orang tidak bisa hidup mandiri karena dulunya tidak dididik untuk hidup mandiri. Akhirnya bergantung pada orang lain. Untuk hal-hal sepele pun kadang menyuruh orang lain.

Kehidupan bunda kini masih sama seperti biasa. Bunda tidak memiliki keinginan apapun selain menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan yang paling tinggi. Aku cukup bersyukur karena biaya kuliahku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bisa di topang oleh kakekku saat ia menjadi anggota DPR dulu. Itupun hanya keberuntungan saja. Kini kakakku berwirausaha dengan keahliannya di bidang desain grafis dan multimedia, aku sendiri menjadi seorang guru, adikku yang pertama telah menjadi seorang PNS dan ditugaskan di Aceh, adikku yang kedua menjadi apoteker di salah satu lembaga kesehatan yang khusus menangani kaum dhuafa di Bandung, adikku yang ketiga sedang menghafal Al-Quran di sebuah pesantren di Jombang, adikku yang ke empat kuliah di UPI jurusan Bahasa Arab, dan adik-adikku yang lain masih pelajar mulai dari SMA hingga TK.

Kini aku telah mengahadirkan keluarga baru dalam keluarga besarku. Istri ku dan anakku yang kini baru berusai 17 bulan. Bunda sangat senang mendapatkan cucunya yang pertama. Kakek dan nenekku juga sangat senang mendapatkan cicitnya yang pertama. Kakekku sangat bangga karena memiliki 33 cucu dan seorang cicit. Tentu ini semua karena sumbangan bunda dan ayahku yang memiliki 12 orang anak. Ada hal lain yang menurutku bundaku adalah ibu dan wanita yang sangat spesial. Bundaku ternyata siap di madu. Bunda tidak keberatan jika ayahku menikah lagi. Untuk yang satu ini saya belum tahu alasannya. Pasti bunda punya pendapat lain. Ah beruntungnya engkau duhai Ayahanda.... Serpong

Follow @DzulfikarAlala

Tulisan terkait: Melahirkan 12 Anak Dengan Predikat Cum Laude Falsafah Hidup dalam Film N5M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun