"Kata salah satu alumnus ITB yang gak mau disebutin namanya bilang "ITB sekarang udah beda. Mahasiswanya bikin geng-geng sendiri." "Dulu kita bisa belajar dan diskusi barang, sekarang ya tergantung ente punya apa" begitu tuturnya. "Kalo ente kebetulan punya mobil keren ada geng mobil keren, kalo kebetulan jago basket ada geng olahwagawan" "Yah pokonya gitu deh, ITB sekarang udah beda dengan ITB dulu. Kebanyakan orkaynya sih sekarang"
"Cuma belom ada aja geng Boy Band Ngondek, kayaknya kalau ente masuk ITB cocok deh!" tambahnya sambil nyengir kuda.
"KAMPRET!!!" batinku sambil meremas kertas yang sudah kupenuhi coretan angka.
Dari percakapan itu kita-kita yang miskin jadi mikir. ITB kayaknya bukan mencetak sarjana yang ahli di beberapa bidang. Melainkan juga mencetak S.Ki aka Sarjana Kijang Innova.
Abis wisuda cari kerja buat bayar kreditan kuliah. Kalau lulus selama lima tahun tanpa ngulang aja udah 155 juta itu belum di tambah biaya makan, kost, buku-buku, nonton di bioskop, ngedate, nyewa warnet de el el aahhh puyeeeenggggg.
"Gubrak!!!!"
Ternyata aku jatuh dari ranjang. Kutatap dengan seksama ternyata aku sukses membuat beberap pulau di bantal. Setidaknya merasakan kesuksesan lah.
Sumber berita : JPNN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H