Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Video] Gara-gara Ngetwit, Bisa Visit Deltomed Factory [Part 1]

27 Juni 2014   16:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:38 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

deltomed
deltomed
Untuk masalah dosis herbal jelas harus rasional. Kalau terlalu banyak bisa keracunan bahkan efek lain yang merugikan. Namun, jika kekurangan khasiat obat herbal justru malah tidak akan disarasakan. Jadi butuh resep yang tepat seperti yang di tegaskan oleh dr. Abrijanto. Untuk perbandingan ekstraksi dan bahan kira-kira sekitar 1:10. "Jadi 1 kg ekstraksi itu dihasilkan dari 10 kg herbal", begitu pungkas dr. Abrijanto. Selanjutnya dr. Abrijanto memasukkan beberapa herbal kedalam wadah yang sudah dipanaskan seperti sebuah tabung reaksi yang digunakan di lab. Wadah pemanas pun dianggap sangat berpengaruh terhadap hasil rebusan. Akan berbeda juga hasilnya jika di rebus dengan menggunakan panci alumunium atau bahan lainnya.

deltomed
deltomed
"Rebusan herbal harus ditutup, agar khasiatnya tidak menguap. Lalu suhu harus di atur yang paling tepat adalah konstan hingga mencapai 60 derajat celcius. Disinilah obat herbal dianggap bisa memberikan khasiat yang maksimal, jika terlalu panas khasiatnya akan berkurang sekitar 10%" papar dr.Abrijanto. Selain cara merebus dr. Abrijanto juga menyoroti tentang penyimpanan dan proses sterilisasi herbal. Terkadang banyak orang awam tidak menyadarinya, karena herbal bisa terkontaminasi jamur. Bahkan jika kuman TBC masuk pada tanaman herbal justru akan merugikan bukan malah menyembuhkan. Maka proses pencucian harus benar-benar dilakukan secara seksama.

deltomed
deltomed
Akhirnya setelah ditutup oleh penjelasan dari Ibu Hani tentang Standard Mutu dan Quality Control, para Kompasianer mulai tour keliling pabrik. Kami dipandu oleh bapak Adhi Surya. Perjalanan kami dimulai dari ruang pencucian herbal. Ketika masuk aroma temulawak sangat menyengat hidung. Jika tidak terbiasa dengan aromanya justru akan sangat terganggu. Mesin-mesin secera otomatis mencuci herbal dengan baik, sampai warna airnya benar-benar keruh. Setelah dicuci kemudian herbal atau simplisia tersebut ditiriskan untuk kemudian proses selanjutnya adalah di vacuum. Setelah di vacuum kemudian di oven kembali dengan suhu 60 derajat celcius didalam oven yang setidaknya bisa memuat tiga buah mobil keluarga. Disampingnya terletak gudang penyimpanan simplisia yang sudah di oven.

deltomed
deltomed
Setelah proses pengeringan selesai kemudian simplisia akan diolah kedalam dua tabung besar berbentuk kerucut. Disini kami bertemu dengan mas Anang. Mas Anang sudah bekerja di Deltomed selama 15 tahun. Mas Anang menjelaskan setiap 400 kg simplisia yang diolah akan memerlukan proses kurang lebih 10 hari untuk produk padat/solid sedangkan produk cair/liquid seperti antangin dan obat batuk herbal akan memerlukan proses 3 hari saja.

deltomed
deltomed
Setelah proses tersebut baru masuk ke proses feeding-sealing-numbering (batch)-packaging-sorting-covering-wrapping. Proses tersebut berada di black area artinya bebas tanpa menggunakan baju khusus hanya seragam biasa dan penutup kepala. Sedangkan dalam grey area karyawan harus menggunakan pakaian khusus tertutup sambil mengoperasikan mesin-mesin berteknologi tinggi dari Jerman dan Jepang. Disini kami melihat langsung proses pengemasan secara otomatis. Tablet atau herbal cair tidak terkontaminasi tangan manusia sama sekali sampai hasil pengemasan selesai. Baru setelahnya packing wrapping dan proses akhirnya menggunakan tenaga manusia. Jadi dijamin bersih dan higienis. Suhu didalam ruangan mesin bahkan diatur agar tidak terkontaminasi udara dari luar. Sehingga tidak akan memberikan kesempatan jamur untuk berkembang. Jika dalam proses tersebut terjadi proses penjamuran tadi dalam satu kali produksi maka Deltomed dengan tegas akan memusnahkan semua hasil produksi sebanyak 400 kg simplisia yang sudah jadi. Deltomed tidak akan mengambil resiko, semua langsung di musnahkan jika terindikasi terjadi kontaminasi atau jamur.

deltomed
deltomed
Karyawan paling lama yang berada di Deltomed bernama ibu Sarji yang sudah 20 tahun mengabdi. Sementara yang paling muda minimal lulusan SMA/SMK atau sederajat. Produk Antangin di klaim lebih laris terutama saat musim hujan dan bulan puasa. Produk unggulan Deltomed memang Antangin, namun masih banyak produk unggulan lainnya seperti salah satunya dalah Kuldon Sariawan.

deltomed
deltomed
Melihat tangan-tangan terampil ibu-ibu dan remaja mengemas produk Deltomed membuat kami berdecak kagum. Dalam waktu beberapa menit saja sudah tersusun rapih. Prosesnya sangat runut. Menurut Hani, mereka semua di-rolling agar tidak bosan dan juga bisa memiliki keterampilan yang merata. Semua pekerja disini serius bekerja tapi santai. Bahkan suasana sangat mendukung untuk kesehatan karena aroma antangin menjadi aroma khas pabrik. Tidak perlu minum antangin, cukup masuk pabrik ini dijamin sehat hahaha. Bebas polusi dan pernapasan selalu plong karena hangat dengan aroma herbal antangin.

deltomed
deltomed
Ibu Lila dari bagian Riset dan Development mengungkapkan bahwa batas kedaluwarsa obat cair maksimal hanya 2 tahun saja. Perhari bisa di produksi hingga 30.000 botol untuk ukuran 60 ml dan 100 ml. Kemudian kami diajak ke ruang laboratorium tapi hanya melihat dari luar saja. Disinilah lab. Sesungguhnya ada sekitar 6 ruangan yang digunakan sebaga lab dan salah satunya adalah perpustakaan. Surprise karena bisa lihat perpustakaan di pabrik sebesar Deltomed ini. Para laboran berasal dari PTN terkemuka seperti UGM, UI, Unair dan masih banyak lagi. Bahkan untuk anak-anak yang magang dan melakukan penelitianpun diterima dengan baik oleh Deltomed. Ada dua ruang instrument yang menggunakan dua mesin, pertama ruang Instrumen 1 yang digunakan untuk meneliti hasil produk liquid, mesinnya didatangkan dari Jepang. Sedangkan Instrumen 2 untuk meneliti produk solid mesinnya didatngkan dari USA.

deltomed
deltomed
Pengolahan limbah dilakukan secara seksma baik air bekas rebusan bahkan ampas atau cinnamon. Dalam waktu dekat ampas/cinnamon hasil rebusan akan di proses menjadi bahan yang menguntungkan seperti pupuk, pakan ternak dan obat nyamuk bakar. Jadi tidak ada limbah yang terbuang secara percuma. Setelah melewati semua proses kami merasa takjub, tidak terpikir bahwa tablet Kuldon Sariawan di buat sedemikian rupa dengan proses teknologi tinggi dan pengawasan Quality Control yang sangat ketat. Kami pikir tinggal tuang gitu aja lalu dipadatkan hahahaha. Sungguh pengalaman ini membuka wawasan dan pikiran kami tentang betapa pentingnya kekuatan dan ketahanan Negara dalam bidang Farmasi khususnya obat-obatan Herbal. Tak salah jika Deltomed memiliki tagline yang cocok dengan apa yang kami lihat dan kami buktikan sendiri "A perfect blend of technology and nature". [caption id="" align="aligncenter" width="598" caption="Berfoto di taman Nakula dan Sadewa (dok.Deltomed)"]
Berfoto di taman Nakula dan Sadewa (dok.Deltomed)
Berfoto di taman Nakula dan Sadewa (dok.Deltomed)
[/caption] Setelah jalan-jalan kemudian kami berfoto bersama didepan patung sikembar Nakula dan Sadewa yang dilambangkan sebagai simbol pengobatan. Di bawahnya terdapat kolam yang diisi dengan ikan-ikan koi yang cantik sekali. Suasana pabrik di desa yang asri teduh dan nyaman berbeda jauh misalnya jika kita melihat industri di Cikarang ataupun Bekasi.
Deltomed terus memegang amanat dengan baik untuk tidak main-main dalam industri farmasi ini. Maka Deltomed tidak khawatir jika ada sidak tiba-tiba dari BPOM. Selama ini BPOM tidak tinggal diam karena makin banyak pengusaha nakal aka mafia yang mengeruk keuntungan dengan cara jahat yang mencampur herbal dengan steroid atau bahan kimiawi mematikan. Inilah yang menjadi concern khusus BPOM.

Satu hal yang akan terus menjadi pegangan Deltomed menurut dr. Abrijanto adalah kata-kata bapak Purwanto yang melopori Pil Kitanya "Buatlah Produk yang Berkhasiat, Tidak Boleh Main-Main"

-----Bersambung----

Tunggu Reportase Full Videonya yaaahhhhhhh

Salam Hangat @DzulfikarAlala NB. Foto tanpa caption adalah dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun