Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

10 Cara Aman Mudik Menggunakan Mobil

21 Juli 2014   19:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:41 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trainer memberikan info dalam memahami angka2 yang terdapat dalam sisi luar ban (dok.Pri)

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Peserta workshop DSFL (dok.pribadi) "][/caption] "Kapan meningkatnya kecelakaan saat mudik?" Pertanyaan menggelitik yang saban tahun selalu kita lalui. Ada peserta workshop yang menjawab sebelum lebaran dan ada juga yang menjawab setelah lebaran. Pertanyaan tersebut disampaikan oleh narasumber dari Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), bang Ipung dalam gelaran Driving Skill for LIfe (DSFL) yang merupakan program CSR Ford Indonesia di Museum Purna Bakti Pertiwi TMII, Jakarta. (19/7). Program DSFL merupakan program yang mulai disosialisasikan sejak tahun 2008 oleh Ford Indonesia. Karena merupakan program CSR, peserta datang dari berbagai kalangan mulai dari komunitas otomotif, institusi pendidikan bahkan lembaga pemerintah. Total hampir sekitar 8000 peserta yang sudah mengikuti kegiatan tersebut. Dan saya berkesempatan menjadi salah satu pesertanya Sabtu lalu, bersama dengan komunitas lainnya seperti komunitas Veloz, Mazda dan Picanto. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Narasumber sedang memberikan pelatihan Safety Driving Mudik (dok.pri)"]

[/caption] Workshop seperti ini sangat penting. Bayangnya saja berapa banyak pengemudi yang mendapatkan SIM-nya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rasanya hanya 1 dari 1000 orang. Dengan kondisi demikian, sebagai salah satu pengemudi juga, saya merasa bahwa tindakan preventif sangatlah diperlukan. Disinilah saya kembali belajar bagaimana mempersiapkan fisik tubuh sendiri dan juga cara mempersiapkan kondisi fisik kendaraan terutama ketika akan digunakan pada saat pulang mudik ke kampung halaman yang akan menempuh ratusan kilometer dengan durasi yang lebih panjang. Untuk itulah, beberapa tips yang disajikan ini disarikan dari hasil mengikuti workshop selama hampir dua jam. Banyak hal yang didapatkan dan dapat dijadikan pedoman keselamatan dalam berkendara. Untuk lebih lengkapnya kita simak tipsnya dibawah ini. 10 Tips aman mudik adalah sebagai berikut.
  1. Gunakan Sabuk Keselamatan dengan benar. Penggunakan sabuk pengaman merupakan salah satu alat keselamatan yang sangat vital. Maka tipsnya adalah harus Rata, Rapat dan Rendah (dibawah pusar). Pastikan sabuk pengaman tidak mengenai leher. Setting sehingga sabuk berada di bawah tulang leher. Anak-anak utamakan duduk dibelakang dan JANGAN didepan. Jika Air Bags meletup ketika terjadi benturan, dikhawatirkan terjadi kerusakan organ pada anak-anak karena masih muda dan rawan. Gunakan car seat bagi balita dan batita. Khusus batita hadapkan car seat kebelakang sehingga ketika terjadi bentudan depan, daya dorong akan ditahan oleh car seatnya bukan oleh sabuk pengamannya.
  2. Optimalkan Fungsi Kaca Spion. Pahami blind spot, sesekali pantau situasi di belakang terutama ketika di jalan tol. Hindari berdampingan sejajar dengan mobil dan atau berada dibelakang atau di depan truk trailer karena resiko kecelakaan akan semakin lebih besar.
  3. Selalu Mengantisipasi Situasi Lalu Lintas. Ketika berada di jalan raya, situasi tidak dapat di prediksi, maka yang perlu dilakukan adalah tetap waspada. Mata ke jalan raya dan tangan tetap di kemudi. Tangan kiri mengenggam arah jam 9 sedangkan tangan kanan arah jam 3 dengan posisi jempol lurus.
  4. Berkonsentrasilah Saat Berkendara. Engine ON, Mobile Phone OFF. itulah cara terbaik untuk menghindari kecelakaan. Sayang masih banyak pengemudi meskipun mobilnya berharga 1 M tapi kelakuannya maaf masih tidak bertanggung jawab. Update social media bahkan membalas sms sambil mengemudi masih jadi kebiasaan masyarakat kita. Mengemudi sambil nyambi bersmartphone ria memiliki resiko 400% mengalami kecelakaan. Jadi, mengemudilah dengan bertanggung jawab demi jiwa dan keluarga.
  5. Jaga Jarak Aman dengan Kendaraan di depan. Cara menjaga jarak aman adalah dengan menghitung 3 detik. Misalnya kendaraan didepan sudah melewati sebuah tiang atau pohon. Hitung 3 detik sampai kendaraan kita melewati pohon atau tiang yang menjadi patokan. Caranya hitung 1 dan 1, 1 dan 2, 1 dan 3. Jika masih 2 detik berarti tidak aman. Jarak 1 detik pada kendaraan yang melaju dengan kecepatan 60 kpj adalah 16 meter. Artinya secara kasar dalam kecepatan yang sama jarak aman dengan kendaraan didepan sekitar 50 meter. Hal ini diperlukan untuk jarak pengereman jika terjadi pengereman mendadak atau menghindari tabrakan depan jika mobil didepan tiba-tiba menyalip atau menghindari sesuatu sehingga kita yang berada dibelakang punya waktu untuk merespon dan bereaksi apakah akan melakukan pengereman atau menghindar juga.
  6. Lakukan Pemindahan Gigi yang Ideal. Sesuaikan perpindahan gigi dengan putaran mesin. Berkendara dengan kecematan mesin di rentang ideal 1.500-2.500 rpm untuk mendapatkan torsi yang optimal dan efisien. Jika mobil sudah memiliki eco driving indicator, aktifkan dan ikuti tandanya agar konsumsi bbm semakin irit.
  7. Gunakan Momentum Kendaraan dan Energi yang terbangun. Ada kalanya mobil melewati turunan atau hampir mendekati lampu merah. Lepas gas perlahan lalu gunakan energi yang tersisa dari momentum kendaraan. Penggunaan momentum kendaraan akan banyak menghemat bbm.
  8. Mematikan Mesin Secara Efektif. Jika memungkinkan mematikan kendaraan saat macet total adalah pilihan yang bijak. Namun jika dirasa situasi rawan misalnya masih dalam hutan lebat atau persimpangan yang rawan, jangan pernah mematikan kendaraan. Saat menaikkan penumpang atau barang baiknya kendaraan dimatikan untuk menghemat bbm. 1 menit kendaraan berhenti sama dengan kendaraan melaju 1 km dengan kecepatan 50 kpj.
  9. Perhatikan Selalu Tekanan Angin Ban dan Kondisi Alur Ban. Pilih ban yang masih gondrong alias masih baru dengan alur yang baik. Pilih alur sesuai dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia apalagi memasuki musim penghujan. Hindari mengganti ban baru dengan menempatkannya dibelakang, gunakan ban baru terutama untuk mengganti ban belakang sehingga jika terjadi slip, kendaraan masih bisa dikendalikan.
  10. Singkirkan Beban dan Rak yang tidak digunakan. Saat mudik selain mengangkut penumpang juga mengangkut barang. Hitung kapasitas masing-masing ban sesuai dengan beban yang diangkut. Rata-rata ban dapat menanggung beban sekitar 600 kg. Lihat di indikator ban masing-masing. Sesuaikan barang bawaan dengan kondisi kendaraan. Semakin lama usia kendaraan tentu akan semakin sedikit barang dan penumpang yang bisa diangkut. Hindari mogok dijalan karena yang repot justru kita sendiri. Jangan paksakan untuk mudik jika barang berlebihan atau paketkan barang yang sekiranya bisa di paketkan.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Trainer memberikan info dalam memahami angka2 yang terdapat dalam sisi luar ban (dok.Pri)"]

Trainer memberikan info dalam memahami angka2 yang terdapat dalam sisi luar ban (dok.Pri)
Trainer memberikan info dalam memahami angka2 yang terdapat dalam sisi luar ban (dok.Pri)
[/caption] Salam Hangat @DzulfikarAlala

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun