Beruntunglah Yamaha Indonesia memiliki bapak Masykur yang sangat sabar dan setia meladeni pertanyaan kritis dan menggelitik khas kompasianer. Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari sesi diskusi bersama bapak Masykur. Salah satunya ketika ada salah satu kompasianer yang bertanya "mengapa semakin kesini motor semakin tinggi kapasitas mesinnya?" Sambil menarik nafas dan sedikit menerawang bapak Masykur menjawab bahwa Yamaha sebetulnya ingin mengembangkan motor dengan cc rendah. Bahkan saat membidani Yamaha Mio sudah disiapkan dua model. Ternyata motor dengan cc rendah tidak menjadi pilihan. Inilah yang merupakan dilema bagi Yamaha. Sebagai sebuah perusahaan tentu Yamaha memiliki tujuan profit namun tetap memberikan edukasi juga bagi para konsumennya.
Pengembangan dan produk yang dipasarkan Yamaha bukan semata ego Yamaha menunjukkan kapasitasnya sebagai jawara di Moto GP dalam beberapa kurun waktu terakhir, namun juga menganalisa berbagai dampak dan akibat yang ditimbulkan. Yamaha justru berkomitmen juga agar masyarakat bisa beralih ke moda transportasi massal atau MRT. Dengan begitu Yamaha bisa fokus untuk mengembangkan kendaraaan cc kecil yang hanya dibutuhkan untuk jarak pendek. Sayang, kebijakan MRT justru malah ditentang pemerintahnya sendiri sehingga kebutuhan masyarakat terhadap motor kencang dan nyaman malah semakin tinggi. Jarak tempuh antara tempat bekerja dan rumah menjadi salah satu alasan konsumen mengapa membutuhkan motor dengan cc yang tinggi. Sebuah tantangan yang sudah dijawab Yamaha namun menimbulkan dilema juga. Pada akhirnya yang dibutuhkan memang political will dari pemerintah.
Penyalah gunaan kendaraan bermotor pun kerap kali dituduhkan kepada Yamah selaku produsen. Entah itu karena motor yang dipakai mudik, atau bahkan karena bisingnya knalpot motor yang membuat pekak telinga. Disini Yamaha hanya bisa berpikir win win. Solusi terus dicari, bukan malah menambah masalah yang tak kunjung terselesaikan. Regulasi selalu ditaati, meski kadang memengaruhi estetika body kendaraan. Lampu sein R25 didepan saja bahkan dikatai seperti kutil, namun apa daya, regulasi tetaplah regulasi. Yang melanggar hanyalah meraka rider yang tidak taat aturan.
Tail R25 juga dianggap kurang sporty bahkan terkesan hanya membuatnya kurang manis. Namun Yamaha bergeming, semua regulasi harus ditaati. Jika tidak, mana mungkin Yahama R25 bisa mengaspal di jalanan Indonesia bahkan hingga tembus penjualan diatas 3.000 unit sehingga mengalahkan pencapaian kompetitor. Inilah bukti pencapaian komitmen Yamaha dalam memahami dua kubu, konsumen dan juga pemerintah sebagai regulator.
Setelah sesi diskusi kemudian dilanjutkan dengan safety riding tips dari team Racing Yamaha. Safetry riding disini banyak memberikan hal-hal baru bagi saya. Seperti posisi blind spot ketika berhadapan atau beriringan dengan mobil. Kemudian yang paling penting adalah gear keselamatan seperti helm, pelindung siku, pelindung lutut dan sepatu. Untuk helm sendiri dijelaskan secara detail bagaimana cara helm melindungi kepala.
Jangan pernah menggunakan helm yang sudah mengalami benturan. Dalam video simulasi yang di gambarkan menggunakan telur, lapisan streofoam yang pernah terbentur tidak akan sempurna lagi untuk digunakan kedua kalinya. Maka, keselamataan kepala adalah yang utama. Penjelasan safety riding tersebut sangat mudah dipahami apalagi dengan bantuan visualisasai video.
Setelah dirasa cukup mendaptkan pembekalan safety riding akhirnya kami, para peserta bisa juga merasakan duduk diatas R25. Saya sendiri harus sabar menanti antrian karena bukan hanya kompasianer saja yang diundang, melainkan beberapa komunitas motor pun ikut hadir menjajal mesin 250cc R25.
[caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="jinjit balet ala Balerina"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="410" caption="Gak keliatan lagi kalau aslinya jinjit, tapi keren kaaannn?"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="417" caption="Marquez lewaaatttt dahhhh, maksudnya klo depan gw silahkan lewat hihihih"][/caption] Kesan pertama menggunakan motor R25 serasa menggunakan motor vixion namun feelnya jelas beda gitu loh. Handiling enteng, mungkin faktor nervous aja sih sebenernya yang bikin gak lancar menunggangu si baby M1 ini. Padahal kalau dari tongkrongan udah keren bingiitss. Bisa mengubah ayee makin keren lagiiii bahahahaha. Setelah puas dua putaran mencoba R25, lanjut ke dyno test. disini diajarin dulu gimana caranya test kecepatan R25. Setelah numpak dan test tanpa kejer, wuuzz wuzz wuzz dalam beberapa detik langsung mencapai angka 170 km. Maknyuuuss kalo di cobain di trek lurus. Abis semua rangkaian selesai kemudian kita main games bareng. Gamenya main panjang-panjangan. Eh ternyata punya duit receh bisa untung juga. E tapi bukan siapa yang paling panjang yang bisa menang, melainkan yang bisa ngerapihin semua perabot yang udah di ukur paling panjang itu. ribet ribet dah. Akhienya bapak pemilik recehan yang menangg horeee selamattt. [caption id="" align="aligncenter" width="586" caption="Game yang menguncang perut"]
Nikmati Bersama Film Pendeknya ala VINE
Salam Hangat
@DzulfikarAlala
Semua Foto dan Video adalah dokumentasi Pribados
Baca Juga Artikel Sebelumnya Browww
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H