Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kispray, Membuat Lebih Percaya Diri Berbicara Dihadapan Audience

22 Desember 2014   05:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Kispray anti kuman 3 in 1, pelicin, pelembut dan pewangi/dok.pribadi"][/caption] Terlahir sebagai anak yang pendiam dan kurang pergaulan, tak mudah rasanya untuk berbicara dihadapan umum. Apalagi bermimpi menjadi host Kompasianival berturut turut pada tahun 2013 dan 2014. Namun, tantangan itu akhirnya saya hadapi jua. Ketika ada kesempatan terbuka pada tahun 2013 dalam ajang Kompasianival, akhirnya saya mencoba memberanikan diri mendaftar sebagai host Kompasianival. Rasanya sulit dipercaya, apalagi setelah berada di panggung yang dilihat oleh banyak pasang mata. Tentu rasanya berbeda sekali ketika tampil dihadapan murid-murid yang telah saya kenal, dengan tampil di muka umum dihadapan orang-orang yang tidak saya kenal secara dekat sehari-hari. Bagi saya, hal tersebut harus tetap saya hadapi. Saya pikir, kesempatan yang sama tidak mungkin datang dua kali. Sebelum ditangkap oleh orang lain, akhirnya saya menyambut tantangan dari admin Kompasiana untuk menjadi host kompasianival 2013 setelah mengikuti seleksi melalui video pribadi yang dipasang melalui akun youtube. Saya tak berimajinasi untuk menjadi Larry King atau Andy F Noya ketika membawakan sebuah acara di panggung Kompasianival 2013. Namun, saya merencanakan berbagai pertanyaan tambahan selain yang telah disiapkan oleh panitia dan melakukan penjajakan dengan nara sumber sebelum tampil di panggung. Hal tersebut mampu mengurangi rasa grogi dan sedikit menjaga api percaya diri untuk terus dikembangkan. Pada akhirnya tetap kitalah yang menentukan seberapa baik penampilan kita dihadapan panggung dan seberapa baik interaksi kita dengan audience dalam membawakan sebuah talkshow. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Foto keren Saya lagi nge-host yang dibidik oleh Hazmi Fitrayasa pada ajang kompasianival 2013"][/caption] Pada hari pertama, bisa dikatakan penampilan saya kurang maksimal. Meskipun sudah dibalut dengan jas nan rapi namun belum mampu memunculkan rasa nyaman ngobrol bersama narasumber di panggung seperti Sarah Sechan yang tak pernah bisa berhenti membuat berbagai pertanyaan. Saya tak berpikir untuk menjadi host terkenal seperti Coky Sitohang, yang ada dalam pikiran saya adalah bagaimana saya bisa menyampaikan acara agar ada interaksi antara audience dan tentunya dengan pembicara. Indikatornya mudah saja, ketika banyak muncul pertanyaan dari audience setidaknya hal tersebut merupakan kemajuan yang baik dalam menghilangkan sekat antara pembicara dan pendengar. Hari kedua, saya mempelajari beberapa hal yang terlewat pada hari pertama. Maksudnya agar tidak terjadi lagi grogi atau kehabisan bahan pertanyaan ketika waktu yang disediakan belum usai. Di poin itulah seorang host harus pandai-pandai mengembangkan pertanyaan yang bukan sekedar 5 W dan 1 H. Disinilah kemampuan seorang host diuji agar pembicara pun merasa nyaman dan tidak merasa bosan karena pertanyaan yang diajukan mirip atau bahkan tidak berkembang. Ketika merasa grogi atau gugup dalam membawakan acara, biasanya produksi keringat meningkat. Keringat dingin pula! Tentu saja bisa dirasakan dari ketiak atau peluh yang membasahi dahi atau sekitar leher. Wal hasil keringat-keringat tersebut bisa jadi pengganggu yang membuat penampilan menjadi tak nyaman karena bau yang ditimbulkan. Belum lagi kuman-kuman yang menempel pada baju setelah seharian beraktifitas sebelum membawakan acara pada malam harinya. Dari pengalaman itulah kemudian saya mencoba untuk mengenakan pakaian yang cocok, tak terlalu formal seperti hari sebelumnya namun tetap merasa nyaman meskipun berpakaian casual. Dengan mengenakan kaus berkerah berwarna putih sudah membuat saya makin nyaman dengan apa yang saya gunakan. Terlebih tidak ada ketentuan dari admin untuk mewajibkan saya dalam berpakaian selama hal tersebut masih dalam batas kesopanan. Boleh percaya atau tidak, aroma kispray yang "lengket" pada kaus saya meskipun sudah seharian beraktifitas seolah seperti aroma terapi yang membantu menenangkan diri. Dengan wewangian soft, seseorang akan lebih bersikap tenang. Lain lagi jika yang diciumnya adalah bau yang kurang sedap. Selain membuat mual juga akan menurunkan rasa percaya diri sehingga akan mengganggu penampilan di hadapan panggung. Saat dirumah saya kerap juga beradu pendapat dengan istri saya yang terkadang masih menggunakan pelembut. Padahal jika sudah ada kispray yang juga anti kuman, tidak perlu lagi merendam pakaian dengan pelembut sehingga proses mencuci baju bisa memangkas waktu lebih singkat jika dibandingkan harus merendam kembali cucian dengan bahan pelembut. Selain harus menunggu lama, juga hasilnya kurang maksimal terutama setelah rencaman tersebut dikeringkan dengan menggunakan mesin cuci. Wanginya bisa saja hilang seiring dengan keringnya pakaian. Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, kenapa istri saya lebih memilih hal yang ribet dibandingkan yang sederhana. Sedangkan saya lebih suka hal-hal yang sederhana dan tidak merepotkan. Salah satunya ya tinggal crot crot crot dengan kispray kemudian kita tinggal  menyetrika pakaiannya. Satu kali semprotan kispray sudah membuat pakaian menjadi licin, harum dan lembut. Istilah kerennya satu kali semprot, tiga keuntungan didapatkan. Wangi, licin dan lemmmbuttt. Boleh percaya atau tidak, wangi kispray itulah yang menjadi salah satu modal saya tampil percaya diri membawakan acara pada ajang Kompasianival 2013 dan 2014. Bau keringat setidaknya bisa dikalahkan oleh wangi kispray yang bisa membunuh kuman karena mengandung Alkyl dimethylbenzyl ammonium chloride yang juga mampu membunuh bakteri dan jamur hingga 99%. Parfum mewahnya bukan hanya membuat kita merasa nyaman seharian, tapi juga bisa menimbulkan suasana nyaman karena menghirup wangi bak aroma terapi wewangian kispray. [caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Bersama Ahmad Fuadi pada Kompasinival 2013/dok.Dwi Purwanti"][/caption] Berada dalam satu panggung dengan orang yang kita kagumi adalah kesempatan yang langka. Setelah "manggung" bareng Franky Sadikin (Musisi Bass Indonesia), Travel Blogger Kompasiana (Dhanang Dave, Daniel, Olyvia Bendon), juga Ahmad Fuadi (Penulis Novel Best Seller Trilogi Negeri Lima Menara) membuat saya merasa bahwa saya bisa berbuat sesuatu. Inilah yang menjadi salah satu titik balik saya untuk lebih pecaya diri berhadapan dengan orang lain bahkan di muka umum. Dari seseorang yang kerap menutup diri dari sorotan publik, kini menjadi "banci panggung" hehehehehe. Tapi bukan dalam arti banci yang sebenarnya yaaaa hahahaha. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Saya membawakan talkshow bersama Agus Susanto (wakil redaksi foto kompas cetak) yg berhasil foto Gayus Tambunan saat dia nonton tenis di Bali dan Pemuda Berkalung Kamera, Bloger tenar Kompasiana DhaVe Dhanang yg langsung meluncur dr Salatiga demi Kompasianival 2014/dok.Syaifuddin Sayuti"][/caption] Saya berpikir bagaimana caranya agar senantiasa eksis setiap ajang Kompasianival digelar. Nah, salah satunya adalah menjadi Host. Saya menyadari bahwa produktitfitas menulis saya di Kompasiana tidak serutin teman-teman lainnya yang kerap masuk nominasi bahkan menjadi juara karena inspirasi dan konsistensi mereka berbagi di Kompasiana. Kalau kata mas Budiarto Shambazy kita harus pandai mencari "hook" dalam setiap tema tulisan. Nah, "hook" saya untuk tetap eksis pada ajang Kompasianival salah satunya menjadi host relawan hehehe. Pada kompasianival 2013, entah disengaja atau memang sudah rezeki saya. Dari dua sesi talkshow terjadwal yang telah saya selesaikan, tiba-tiba di menit akhir salah satu admin Kompasiana, Iskandar Zulkarnaen meminta saya untuk menggantikan tugasnya sebagai Host Ahmad Fuadi yang juga kakak kelasnya di Pondok Modern Gontor, Jawa Timur. Tentu saja dengan senang hati saya menerimanya sebagai sebuah tantangan. Setelah acara usai, kemudian om Jay meminta kami berdua (Saya dan Ahmad Fuadi) kembali berduet dalam acara Teacher Writing Camp yang setiap tahunnya digelar di kampus UNJ, Jakarta pada akhir tahun. Tak perlu diminta dua kali, saya pun mengiyakannya. Dan kesempatan tersebut ternyata datang kembali pada tahun 2014. Meskipun awalnya memang saya tidak berniat untuk mendaftar kembali untuk menjadi host pada ajang kompasianival 2014. Jujur saya katakan pula kepada admin yang meminta saya kembali menjadi host, saya ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk tampil dihadapan orang lain. Namun, karena berberapa pertimbangan admin meminta saya kembali menjadi host. Dengan niat berbagi saya pun mengiyakan tawaran tersebut. Saya berharap mudah-mudahan akan lebih banyak lagi kompasianer yang menjadi sukarelawan pada ajang kompasianival 2015 nanti. Yang jelas saya tak pernah mengharapkan bayaran, untuk mendapatkan kesempatan menjadi host pun saya sudah sepatutnya bersyukur. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Saya bersama mas Budiarto Shambazy pada salah satu talkshow Kompasianival 2014/dok kevin alegion"][/caption] Beruntung kejadian serupa terulang kembali pada ajang kompasianival 2014. Setelah selesai melakukan tugas membawa dua sesi talkshow antara lain dengan sponsor Indosat, dan Fotografer Kompas Cetak juga bertemu kembali "jodoh" saya di Kompasianival 2013 sebelumnya mas Dhanang Dave. Kami mengulas banyak hal tentang kehidupan para seniman kamera tersebut. Saya diminta kembali menggantikan salah satu tugas admin, Nurul Uyuy yang sedianya membawakan acara bersama mas Budiarto Shambazy tentang menulis Opini. Inilah berkah yang kedua pada ajang kompasianival 2014. Pada tahun 2013 mendapat limpahan tugas dari Iskandar Jet, di tahun 2014 malah dapat limpahan tugas dari Nurul Uyuy. Tentu saja tugas tersebut saya terima dengan bahagia. Hal tersebut membuat saya cukup tersanjung karena kepercayaan admin kepada saya untuk menggantikan tugas mereka sementara waktu. Dengan tanpa mengharapakan imbalan, dan berniat menolong justru saya mendapatkan berkah kembali tampil dihadapan umum bersama orang-orang hebat. Pengalaman tersebut bagi saya merupakan pengalaman yang tak bisa dilupakan seumur hidup. Salam Hangat @DzulfikarAlala Facebook Kispray Twitter Kispray

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun