Disini pula pemahaman mobil irit itu disamakan persepsinya. Mobil manapun jika dibawa dengan gaya dan cara berkendara yang kurang tepat tentu akan menghasilkan tingkat efisiensi bahan bakar yang tidak sesuai dengan harapan atau bahkan tidak cocok dengan pengujian tersertifikasi yang sudah dilakukan oleh pabrikan. Dengan kesepahaman diawal ini, jelas ada hal yang bisa disatukan dalam menilai klaim diler dengan apa yang dirasakan oleh para bloger langsung dilapangan.
Tema uji irit ini kedepan akan lebih efektif untuk terus dipertahankan untuk mencapai tujuan yang lebih banyak dipertanyaakan oleh konsumen luas tentang efisiensi bahan bakar. Hal tersebut sudah menjadi hal yang cukup sensitif ditengah rencana bahan bakar minyak yang akan memiliki kebijakan baru di awal tahun baru nanti. Sehingga dampaknya lebih bermanfaat bagi sponsor dan juga bloger.
Setiap tim ditantang untuk bisa mencapai angka melebihi tim redaksi. Akan ada apresiasi lebih yang diberikan jika salah satu tim bisa mencapai angka efisiensi bahan bakar minyak melebihi pencapaian tim redaksi. Semua tim menjadi terpacu untuk mengendara seefisien mungkin agar konsumsi bahan bakar minyak tidak terlalu boros.
Dengan mengusung tipe mesin 1.2 litre yang tidak jauh berbeda dengan kakaknya Nissan March, merupakan sebuah keistimewaan sendiri bagi LCGC Datsun Go Panca karena untuk urusan dapur pacu sudah tidak bisa diragukan lagi. Bahkan faktanya dilapangan hasilnya cukup mengejutkan beberapa bloger yang juga ikut pada sesi test drive sebelumnya.
Saya yang berada di tim 1 pada mobil tujuh sempat dibuat tercengang karena mobil hatchback dengan kelir jade yang kami pacu dari Palmerah hingga Taman Budaya, Sentul mencatat rata-rata penggunaan bbm rata-rata hingga 21.6 km/l. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan klaim Datsun yang sudah diuji berdasarkan aturan 115 CMVR 199 yang membukukan angka 20,63 km/l. Bahkan tim lain yang digawangi oleh Harris Maulana dkk sempat membukukan catatan hingga 22,60 km/l dengan rute yang sama, sempat mengalahkan tim redaksi kompas.
Cukup mudah untuk memonitor angka rata-rata penggunaan bbm pada Datsun Go Panca karena sudah dilengkapi dengan Multi Information Display yang sudah dikenalkan sejak melakukan test drive Nissan Evalia. Bahkan range jarak tempuh bisa diperkirakan dalam kondisi level bbm tertentu dengan melakukan setting pada MID. Panduan perpindahan gigi pun sangat membantu pengemudi untuk mencapai tingkat efisiensi bbm tertinggi.
Namun demikian, tantangan belum terlihat karena medan masih cukup nyaman karena sebagian besar melewati jalan bebas hambatan. Menjadi pengemudi kedua merupakan tantangan untuk saya mengoreksi hasil sebelumnya. Sebagai saran, untuk kompetisi uji irit selanjutnya, setiap pos perlu dilakukan pencatatan konsumsi bbm sehingga ada penggabungan di saat mobil menyentuh garis finish. Pasalnya dengan tiga pengemudi yang berbeda menggunakan satu mobil yang sama dan rute yang berbeda terntu akan sangat berpengaruh besar terhadap konsumsi bahan bakar setiap mencapai pos yang berbeda. Keterampilan antara pengemudi satu dengan pengemudi lain jelas berbeda. Inilah yang menjadi tim redaksi kompas berada diatas angin menurut hemat saya, hehehe.