[caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Makanan khas Lombok, Plecing Kangkung (dok.pri)"]
Setelah tiba di Kayangan kemudian kami masuk di Port khusus karyawan PT NNT. Disini kami sudah di sambut oleh pak Fahri dari PR PT NNT. Â Perbedaan sudah cukup mencolok mulai dari pelabuhan ini. Newmont memiliki kapal cepat sendiri, sedangkan pelabuhan publik biasa untuk menyebrang ke Sumbawa harusn menggunakan kapal ferry sedangkan kami menumpang kapal cepat. Setelah menyempatkan diri untuk salat dzuhur dan ashar (jama) akhirnya kami berangkat sekitar pukul 16.30.
[caption id="attachment_347078" align="aligncenter" width="620" caption="Pelabuhan Publik Kayangan (dokpri)"]
Kapalnya cukup eklusif dengan jejeran bangku yang dilaspisi kain biru sehingga terkesan mewah. Karena kami masuk paling belakang sehingga mendapatkan tempat duduk paling depan. Wal hasil kami harus tahan di ombang-ambingkan gelombang yang cukup dashyat bagi seukuran kami yang baru pertama kali datang ke Sumbawa Barat. Ya, rasanya seperti naik kora-kora hahaha. Saya sempat naik keatas deck dan mengabadikan diri menggunakan kamera smartphone.
[caption id="attachment_347079" align="aligncenter" width="620" caption="dok pri"]
Setelah tiba kemudian kami masuk ke ruangan khusus untuk mendapatkan id card dan proses pengenalan secara singkat tentang PT NNT. Setelah beberapa saat kemudian kami diantar ke site dengan menggunakan bus. Disitulah kami disambut juga oleh Pak Ari dan Pak Mul selain pak Fahri yang sudah menemani sejak dari Kayangan. Mereka bertiga dari Public Relation PT NNT. Sementara guide kami mas Cumilebay dan mas Ivan sudah menemani sejak dari Jakarta.
Disini kami sudah masuk area pertambangan, jadi ada beberapa peraturan khusus yang harus ditaati. Misalnya setiap kendaraan harus membunyikan klakson dua kali sebelum maju agar memberi tahu setiap kendaraan lain disekelilingnya atau orang yang disekelilingnya bahwa kendaraan tersebut akan bergerak, Sedangkan klakson tiga kali untuk sinyal kendaraan akan mundur. Hal tersebut sudah menjadi prosedur keselamatan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi meskipun tidak ada polisi atau tidak ada yang melihat.
[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="landmark penting hahah (dokpri)"]
Sejak perjalanan itu kami sudah mulai berbincang tentang PR PT NNT. Jalanan yang dilapisi kerikil kecil memang sengaja tidak di aspal, alasannya katanya jika di aspal maka akan menimbulkan limbah jika lapisannya terkelupas. Itulah mengapa sepanjang hari jalanan di PT NNT berdebu. Meskipun mobilnya keren-keren karena rata-rata double cabin 4x4 tapi dekil karena berada di area tambang.
Uniknya setiap bertemu persimpangan atau pertigaan semua kendaraan wajib berhenti sesaat meskipun tidak ada kendaraan lain yang melintas, bahkan hal itu dilakukan oleh beberapa kendaraan kecil maupun kendaraan besar. Menurut PR PT NNT setiap pengemudi harus melewati proses uji untuk mendapatkan lisensi yang diterbitkan oleh PT NNT, jadi SIM yang diterbitkan Kepolisian saja tidak cukup, karena ada beberapa SOP terkait keselamatan yang harus dipatuhi bersama.
Setelah tiba di penginapan kemudian dilakukan pembagian kamar. Saya sendiri satu kamar bersama Dhanang Dave yang sudah sejak lama bertemu di Kompasianival 2013 dan 2014. Namun saat di Kompasianival hubungan kami berbeda, Dhave sebagai bintang tamu dan saya hostnya hahahaha. Banyak hal yang akhirnya bisa kami diskusikan bersama, selain umur yang tak berbeda jauh juga kami memang sudah cukup lama mengenal di Kompasiana. Ada satu lagi mas Daniel namun harus berbeda kamar karena setiap kamar hanya untuk dua orang saja.