Mohon tunggu...
Fika Fatiha
Fika Fatiha Mohon Tunggu... Lainnya - Beriman, Berilmu, Beramal

Menulis Karena Ga Bisa Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Uang Kertas dan Kaitannya dengan Alasan Bank Menjadi Pusat Ribawi

9 Agustus 2023   21:22 Diperbarui: 9 Agustus 2023   22:25 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang" Kalimat ini menjadi penyemangat di kala kita malas untuk mencari uang karena pada faktanya kita memerlukan uang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Uang yang kita kenal saat ini adalah uang kertas. Uang kertas tercipta karena hasil dari pemikiran manusia dalam hal menyederhanakan alat transaksi. Lantas apakah uang kertas masih layak untuk dijadikan alat transaksi? Untuk menjawab hal tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu tentang sejarah alat transaksi manusia

1. Sistem Barter

Awal mulanya, manusia tidak mengenal yang namanya alat transaksi, misalnya jika manusia ingin makan, maka manusia tinggal mencari nya dengan gampang, karena sumber daya alam begitu melimpah dan sumber daya manusia yang masih sedikit. 

Seiring berjalannya waktu, jumlah populasi manusia mulai bertambah dan manusia mulai kewalahan untuk mencari makan sendiri, maka manusia menggunakan sistem barter untuk mendapatkan kebutuhan yang harus ia penuhi. 

Namun, lama kelamaan sistem barter mulai di tinggalkan karena nilai yang di tukarkan tidak sepadan. Misalnya Pa Joko memiliki satu Kambing sedangkan Pa Diman memiliki 50 KG singkong, karena Pa Joko ingin memiliki 50 KG singkong otomatis Pa Joko akan mem barter satu-satunya harta yang ia punya yaitu kambing untuk 50KG singkong tersebut. 

Dalam sehari, Pa Joko tidak sanggup untuk menghabiskan 50KG singkong tersebut, alhasil semakin di simpan singkong tersebut tidak bisa dimakan dan busuk, sedangkan Pa Diman masih memiliki kambing tersebut secara utuh. 

Dari penjelasan di atas ternyata sistem barter tidak layak untuk dijadikan sebagai alat tukar. Karena jika masih menggunakan sistem barter, maka ada pihak yang sangat di untungkan tapi sebaliknya, ada juga pihak yang sangat di rugikan dari hal tersebut. 

2. Emas Batangan sebagai Alat Transaksi

Ketika sistem barter mulai di tinggalkan, manusia pun berpikir untuk menggunakan emas sebagai alat transaksi. Mengapa harus emas? Karena emas merupakan salah satu barang yang sulit di dapatkan dan memiliki warna yang unik sehingga dapat memikat setiap orang yang memilikinya. 

Tapi dalam perjalanannya, menggunakan transaksi dengan emas batangan menjadi sangat beresiko tinggi di karenakan volumenya yang berat sehingga riskan untuk di curi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun