Dari jauh aku melihat seseorang dengan postur tubuh mirip Aksa mengenakan jas, terlihat perempuan-perempuan disekitar tampak memandang takjub padanya. Aku ikut penasaran siapa lelaki itu. Dan semakin dekat ternyata dia melambaikan tangan padaku dan ternyata..
"Naraaaaaa!"
Dia Aksa. Aksa. Dia beneran Aksa!
"Aksaaaaa" refleks aku memeluknya
"Naraaa sayang selamat wisuda ya!" Aksa menyambut pelukanku
"Thank you sa, kok kesini gak bilanng-bilang sih. Dasaaaar hahaha" aku melepas pelukannya dan mencubit pelan perutnya, dia meringis pura-pura kesakitan.
"hahaha kan surprise kali raaa, masa bilang-bilang ih"
"ehem raa, aku mau ngomong sesuatu" Aksa terlihat mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya.
"raa, aku tau aku belum terlalu cukup dan matang untuk bilang ini. Tapi aku pingin kita lewatin sama-sama. Kamu mau jadi istriku Nara Putri Angkasa?"
Jantungku berdebar kencang, luar gedung aula yang terkenal sejuk malah semakin terasa panas untukku. Aku senang. Aku sanget senang. Aku sama sekali tidak menyangka kalau Aksa akan mengucapkan kalimat seperti itu. Dia meminta aku jadi istrinya! Astaga yang benar saja.
Semua orang disekitar kami bersorak dan bertepuk tangan, mereka turut mengucapkan "IYA..IYA..IYA" menyoraki agar aku mengucapkan iya. Tapi tanpa sorakan mereka semua, sudah pasti aku mengucapkan..
"Iya Aksa Mahardika, aku mau. Aku gak bisa nolak" aku tersenyum manis padanya dan Aksa terlihat sangat lega dan senang.
Dari serangkaian pertemuan, kamu adalah kesan yang menjelma harapan. Semoga semesta menciptakan kita bukan untuk sementara, tapi semati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H