Mohon tunggu...
Humaniora

Apreasiasi Seni Pertunjukkan Tumbuhkan Semangat Berbudaya

2 Juni 2016   08:36 Diperbarui: 2 Juni 2016   08:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni merupakan hasil perkembangan pola pikir manusia yang divisualisasikan atau diekspresikan yang mengandung unsur keindahan. Seni juga dapat diartikan sebagai bentuk kreativitas manusia. Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan (Garton, Alexander Baum).

Seni yang merupakan bentuk kreativitas yang lahir dari pola pikir manusia ini sendiri tentunya tidak hanya memiliki satu bentuk saja. Seni terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya, seni musik yang berupa suara, seni sastra yang berhubungan dengan bahasa seperti puisi, cerpen, maupun pantun, seni visual atau pengelihatan seperti lukisan, seni gerak berupa bela diri, dan yang terakhir adalah gabungan dari seni pengelihatan, pendengaran, dan biasanya dipadukan pula dengan seni visual sebagai media pendukung yaitu adalah seni pertunjukkan.

Seni pertunjukkan merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki komposisi lebih kompleks dibandingkan bentuk seni lainnya. Seni pertujukkan itu sendiri dapat terbagi menjadi beberapa macam dan tentunya memiliki karakteristik tersendiri. Contoh dari seni pertunjukkan adalah pagelaran wayang, pementasan teater, pementasan tari, pementasan musik, dan dapat pula pemutaran sebuah film.

Indonesia, negeri dengan lebih dari satu juta budaya ini tentunya memiliki banyak sekali jenis kesenian. Baik berupa seni sastra, seni bela diri, seni musik, maupun seni pertunjukkan itu sendiri. Sama halnya dengan bentuk seni lainnya, seni pertunjukkan asli Indonesia merupakan warisan dari leluhur dan nenek moyang yang terus berkembang dan mengalami perubahan bahkan tak dikenali lagi seiring berjalannya waktu.

Mulai tak dikenalinya seni-seni pertunjukkan tradisional Indonesia dan sedikitnya para pelestari seni pertunjukkan tradisional merupakan salah satu masalah yang belum terselesaikan dan bahkan terus meningkat seiring perkembangan globalisasi yang mendominasi. Masuknya budaya barat yang memberi warna baru di dunia seni pertunjukkan yang menjadi kecenderungan selera masyarakat dewasa ini. Selain kurangnya penikmat seni pertunjukkan tradisional Indonesia, kurangnya apresiasi terhadap para pelaku seni pertunjukkan di Indonesia merupakan salah satu faktor yang berakibat sedikitnya orang Indonesia yang mau melestarikan seni pertunjukkan Indonesia.

Apresiasi yang merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris “Appreciation”, bahasa Belanda “Appreciatia”, dan bahasa Latin “Appreciatus” secara garis besar memiliki arti sebagai bentuk penilaian atau penghargaan atas sebuah pencapaian. Dalam seni pertunjukkan, apresiasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu menilai, menhhargai, dan memberi saran yang membangun. Saran yang membangun yang merupakan bentuk dari apresiasi seni akan berdampak pada segi kualitas pertunjukkan sebuah kesenian dan berdampak pula pada segi kuantitas penikmat seni pertunjukkan tersebut.

Fungsi dari apresiasi seni pertunjukkan yang sejati merupakan pemberian penilaian, memaknai pesan yang ingin disampaikakn, membuat perbandingan, lalu mennarik kesimpulan tentunya tidak selalu memberikan pujian maupun kritik dan saran yang membangun. Karena, pada dasarnya penilaian terhadap sebuah seni pertunjukkan akan memberikan outputberupa rasa puas, kecewa, semangat, dan kesenangan pada diri pelaku seni maupun penikmat seni. Hal ini deikarenakan perspektif masing-masing individu yang berpengaruh terhapat selera dan bagaimana cara individu mengapresiasi sebuah seni pertunjukkan.

Di zaman serba mudah ini, perilaku masyarakat terhadap seni pertunjukkan tradisional cenderung acuh tak acuh dan hanya sekedar menjadi penonton, bukan penikmat. Respon yang bersifat kurang membangun tersebut menciptakan atmosfer yang kurang baik pula bagi pelaku seni. Timbal balik antara pelaku dan penonton kesenian yang kurang baik ini menjadi salah satu dasar punahnya pelestari seni pertunjukkan tradisional.

Apresiasi merupakan sebuah hal kecil yang membawa pengaruh besar dalam dunia seni, termasuk seni pertunjukkan. Dengan mengapresiasi sebuah seni pertunjukkan berupa penilaian, pengahargaan, maupun kritik dan saran yang membangun, para penikmat seni sudah berpartisipasi aktif dalam melestarikan kebudayaan. Mengapa? Hal ini dikarenakan pemberian apresiasi dapat memberi semangat pula bagi pelaku seni pertunjukkan tradisional Indonesia untuk terus berbudaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun