Kenikmatan
Sesekali kita harus menyadari, bahwa kenikmatan dunia ini hanyalah sementara.
Seperti halnya ketika kita memakan permen karet
Awalnya sangat manis dan nikmat
Tapi, lama kelamaan rasa manis itu akan hilang
Hambar, bosan, dan ingin yang baru lagi dan lagi
Semua rasa itu akan semakin menjalar
Membentuk suatu ketergantungan yang sulit untuk ditinggalkan
Kemudian ditinggikan seolah-olah itu adalah kebutuhan
Semakin memberi kesempatan untuk mencoba kenikmatan yang lebih besar lagi
Padahal, kenikmatan dunia ini ada batasnya
Ada kalanya kita ingin meninggalkan itu semua
Ada kalanya kita menyesal telah melakukannya
Ada kalanya kita berfikir 'kenapa gue harus gini sih?'
Bersyukurlah kita masih mempunyai kesempatan untuk menjadi baik
Bersyukurlah kita masih mempunyai hati yang dapat membedakan
Bersyukurlah kita masih mempunyai Allah yang pasti memaafkan
Kembalilah pada-Nya, jemput harapan itu dengan kepastian
Ikatkan hati dan jiwa kita pada-Nya
Tinggalkan segala keburukan yang menyesalkan
Hari ini kita masih ada, menghirup udara segar seperti biasa
Tapi, apakah ada yang menjamin bahwa hari esok kita masih hidup?
Kenapa harus malu, kenapa harus banyak alasan, kenapa harus minder
Hey, Pencipta pasti akan memudahkan, memaafkan, dan menggerakkan
Asal kita mau mengikuti petunjuk-Nya
Seburuk apapun kita di masa lalu
Jangan buang waktu kita dengan hal yang sia-sia
Jangan biarkan manisnya kenikmatan membuat kita terlena
Dan ingatlah bahwa ketaatan akan membawamu pada kebahagiaan yang telah dijanjikan
Sedang kemaksiatan pasti membawamu pada kesengsaraan
Yuk Hijrah !!
Fiiya Amzya
Jakarta, 090718
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H