Mohon tunggu...
Fiisyatil Kamilah
Fiisyatil Kamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa HI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Sistem Moneter Internasional dan Krisis Moneter

29 Maret 2024   08:05 Diperbarui: 29 Maret 2024   08:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ruang lingkup ekonomi internasional terdapat sebuah sistem yang memungkinkan beberapa negara dapat berinteraksi dan melakukan kerja sama yang disebut dengan sistem moneter internasional. Sistem moneter internasional menurut Shapiro (1992) adalah sebuah seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan serta mekanisme yang menentukan ditingkat mana mata uang dapat ditukarkan dengan mata uang negara lain. Dengan adanya sistem moneter internasional negara dapat melakukan perdagangan internasional dengan menukarkan mata uangnya untuk membayar barang yang dibeli dari negara lain.

Alat pembayaran yang digunakan dalam melakukan transaksi atau perdagangan internasional adalah devisa. Sistem dan kebijkakan devisa yang digunakan oleh setiap negara pasti berbeda, karena setiap negara mempunyai mata uang sendiri yang dibutuhkan dalam perdagangan. Sistem devisa yang dipakai oleh sebagian besar di dunia dalam melakukan kegiatan keuangan internasional inilah yang juga membentuk sistem moneter internasional. Transaksi pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata uang digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing.

Dalam sistem moneter internasional ditetapkan sebuah standar moneter internasional yang mana standar ini digunakan untuk melihat apakah barang atau mata uang negara ini dapat diterima mayoritas negara di dunia sebagai mata uang dunia. Maka ada empat standar yang harus dipenuhi mata uang negara jika ingin diterima sebagai mata uang dunia. Pertama, mata uang tersebut harus bisa digunakan sebagai alat tukar perdagangan. Kedua, mata uang tersebut bisa menjadi pengukur nilai mata uang, kemudian yang ketiga, mata uang  tersebut juga harus bisa menjadi mata uang yang memberikan solusi dalam persoalan utang-piutang, dan yang terakhir mata uang tersebut bisa menjadi alat penyimpan nilai.

Sistem moneter internasional tidak selalu berjalan lancar dalam aktivitasnya di dalam ruang lingkup ekonomi internasional. Banyak perubahan dan peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun belakang yang cukup memengaruhi kebijakan maupun aktivitas keuangan internasional salah satunya adalah peristiwa krisis moneter tahun 1998 yang merupakan salah satu peristiwa krisis moneter terbesar yang membuat sebagian besar negara di dunia merasakan dampak yang ditimbulkannya. Krisis moneter sendiri adalah kondisi ketika keuangan suatu negara tidak stabil yang disebabkan oleh penurunan drastis nilai harga aset, pengusaha dan konsumen tidak dapat membayar hutang, dan lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas.

Secara umum krisis moneter dikaitkan dengan kepanikan yang dialami oleh investor sehingga mereka menjual aset atau menarik dana dari rekening tabungannya, karena muncul kekhawatiran akan menurunnya nilai aset bahkan menghilang jika tetap disimpan di lembaga keuangan. Di sisi lain krisis moneter juga bisa terjadi karena kehancuran pasar saham, kegagalan pemerintah dalam membayar hutang negara dan krisis mata uang. Jika hal tersebut terlambat ditangani dan tidak terkendali, maka krisis moneter tidak hanya menyerang lembaga keuangan namun juga bisa merambah ke seluruh lapisan sektor ekonomi suatu negara bahkan di seluruh dunia.

Salah satu contoh peristiwa krisis moneter yang dapat memengaruhi kegiatan ekonomi dunia adalah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 yang meyerang sebagian besar negara dunia salah satunya negara-negara yang berada di regional Asia Tenggara terutama Malaysia dan Indonesia yang pada akhirnya menuntut ahli ekonom terutama dari kalangan islam untuk mencari solusi alat pertukaran alternatif selain flat money atau uang kertas. Krisis tersebut membawa sebuah pencerahan dibidang ekonomi khususnya keuangan bahwa sistem flat money juga memiliki sebuah kelemahan dan juga menunjukkan bahwa rezim moneter berstandarkan dollar Amerika Serikat yang dianut selama ini tidak adil, terlalu mendominasi dan masih kurang stabil. Dengan menganut standar dollar dari Amerika Serikat baru terlihat bahwa semua aktivitas keuangan internasional tersebut hanya memberikan keuntungan pada ekonomi Amerika Serikat sendiri dan cenderung merugikan keuangan atau ekonomi negara lain.

Masalah flat money atau uang kertas yang cukup berpengaruh dalam sistem keuangan ini bisa terjadi karena seiring berjalannya waktu negara lebih banyak mencetak kertas dibanding emas yang mana pada awalnya emas adalah komoditi pertama yang mengarah pada penciptaan uang kertas. Hingga akkhirnya orang-orang tidak memiliki pilihan selain melakukan bisnis diatas kertas dan dalam sejarah uang dunia, memperlihatkan bahwa penggunaan uang kertas menimbulkan banyak masalah ekonomi yang cukup serius diantaranya adalah uang kertas sebagai penyebab utama terjadinya peningkatan inflasi. Misalnya ketika China pertama kali memperkenalkan mata uang. Awalnya upaya ini dilakukan untuk memperbaiki ekonomi, namun kenyataannya di tahun 1051 China malah mengalami peningkatan inflasi secara drastis sebagai akibat dari produksi mata uang.

Masalah selanjutnya yang disebabkan oleh adanya uang kertas adalah tindakan semena-mena pemerintah dalam memeras rakyat. Misalnya ketika biaya 20 sen bisa menghasilkan uang kertas $100 dan jika ditotal akan menghasilkan $99.80, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Amerika Serikat bisa menghasilkan keuntungan sebesar $99.80 untuk setiap tagihan $100 yang dicetaknya. Semenjak dollar menjadi mata uang cadangan utama di seluruh dunia bank sentral Amerika Serikat mendapat permintaan yang signifikan untuk terus memproduksi dollar. Sehingga Amerika Serikat dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk terus memproduksi dolar karena dollar memiliki daya beli yang tinggi di luar negeri.

Selain dapat merugikan rakyat jika pemerintah semena-mena, uang kertas juga dapat memicu gelombang ekonomi yang dapat mengakibatkan kehancuran. Dunia saat ini memiliki mata uang yang melebihi kebutuhan yang diperlukan. Saham dan obligasi bisa saja dikeluarkan oleh pemiliknya pada kondisi tertentu dan pada situasi apapun, yang dapat menyebabkan resesi global yang parah. Nilai dollar dipastikan akan menurun karena orang-orang akan berbondong untuk menjual dollar dan beralih ke mata uang lain seperti Euro dan Yen. Pada kondisi ini, pasar saham akan jatuh bahkan menurun dan diikuti oleh menurunnya nilai dollar Amerika. Banyaknya uang di dunia saat ini juga dapat memperparah situasi ekonomi dan ada gelombang tahunan yang berkisar 80 triliun dollar AS di sektor keuangan. Jumlah ini melampaui 20 kali nilai perdagangan dunia atau sekitar 4 triliun dollar AS per tahun. Hal ini berarti gelembung dapat membeli semua yang diperjual-belikan 20 kali lebih banyak dari biasanya. Apabila gelembung ini semakin meningkat, membesar, kemudian meledak suatu hari nanti sehingga dapat menyebabkan kehancuran ekonomi global yang jauh lebih buruk daripada resesi tahun 1929.

Seluruh kegiatan ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, ekspor dan impor yang melibatkan dollar sebgai standar utama dalam sistem keuangan karena penggunaan dollar sebagai standar dunia. Realitanya, dollar sangat sensitif terhadap ketidakstabilan ekonomi dan dapat memengaruhi dinamika ekonomi secara cepat dan menyeluruh. Dinamika dan volatilitas dollar yang cepat membuat ekonomi dunia tidak dapat diprediksi. Penggunaan sistem dollar, khususnya penggunaan suku bungan mata uang dan jenisnya, dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem keuangan dan moneter yang mengakibatkan munculnya krisis di berbagai belahan dunia.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun