Mohon tunggu...
Fiinaa Aliyatul
Fiinaa Aliyatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka melihat film dan suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis Moralitas Pendidikan di Indonesia

14 November 2024   20:30 Diperbarui: 14 November 2024   20:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Krisis moralitas dalam pendidikan di Indonesia menjadi perhatian yang semakin besar di tengah pesatnya perkembangan zaman. Krisis ini mengacu pada semakin melemahnya nilai-nilai moral di lingkungan pendidikan, yang ditandai oleh fenomena seperti meningkatnya kasus korupsi dalam dunia pendidikan, perilaku tidak etis di sekolah, dan penurunan sikap disiplin serta tanggung jawab di kalangan siswa maupun pendidik. 

Beberapa faktor yang turut menyebabkan krisis ini meliputi:

1. Fokus Pendidikan yang Berorientasi pada Hasil Akademis

Sistem pendidikan Indonesia sering kali terlalu menekankan nilai akademis daripada pengembangan karakter. Hal ini mengakibatkan tujuan pendidikan menjadi terfokus pada nilai dan prestasi akademik, tanpa memperhatikan pengembangan moralitas dan etika.

2. Kurangnya Teladan Moral dari Pendidik dan Tokoh Masyarakat

Keteladanan dari guru, kepala sekolah, bahkan pejabat pendidikan sangat penting dalam membentuk moralitas siswa. Ketika pendidik atau pejabat terlibat dalam perilaku yang tidak etis, seperti kasus korupsi atau pelanggaran disiplin, hal ini memberikan contoh yang buruk bagi siswa dan mencerminkan lemahnya integritas dalam dunia pendidikan.

3. Pengaruh Negatif Media Sosial dan Lingkungan Eksternal

Paparan yang berlebihan terhadap media sosial tanpa edukasi yang memadai sering kali mendorong anak-anak meniru perilaku negatif yang mereka lihat. Kurangnya bimbingan dalam menggunakan media sosial dengan bijak juga berkontribusi pada perilaku yang tidak bermoral di kalangan pelajar.

4. Minimnya Pendidikan Karakter yang Efektif

Walaupun sudah ada kurikulum yang memasukkan pendidikan karakter, implementasinya sering kali kurang maksimal. Pendidikan karakter kadang dianggap sekadar formalitas dan tidak diterapkan secara berkesinambungan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

5. Kurangnya Perhatian pada Pendidikan Moral dalam Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama untuk pendidikan karakter, namun perubahan gaya hidup dan pola asuh sering kali menyebabkan orang tua kesulitan untuk mendidik anak-anak mereka tentang nilai-nilai moral. Ketika peran keluarga tidak maksimal, sekolah sebagai pendukung juga akan mengalami kesulitan dalam menanamkan nilai moral yang kuat.

* Solusi yang Dapat Dipertimbangkan

1. Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah 

Mengintegrasikan pendidikan moral dan karakter secara lebih menyeluruh ke dalam kurikulum, dan menerapkan pendidikan karakter sebagai kegiatan sehari-hari yang dijalankan secara konsisten.

  

2. Peningkatan Kualitas dan Integritas 

Pendidik-Pendidik harus menjadi contoh moral bagi siswa. Pelatihan karakter untuk guru dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat integritas dan tanggung jawab moral mereka.

3. Kolaborasi Antara Sekolah dan Orang Tua 

Pendidikan moral tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga perlu dukungan dari keluarga. Orang tua perlu dilibatkan dalam program-program pendidikan moral yang diselenggarakan oleh sekolah.

4. Peningkatan Literasi Digital dan Bimbingan Penggunaan Media Sosial

Melatih siswa untuk menggunakan teknologi dan media sosial secara bijak akan membantu mereka terhindar dari pengaruh negatif yang dapat merusak moralitas.

5. Penegakan Aturan dan Sanksi yang Tegas Terhadap Pelanggaran Etika

Penerapan aturan yang jelas dan sanksi tegas bagi siapa pun yang melanggar norma etika dalam lingkungan pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang lebih disiplin dan bermoral.

Krisis moralitas dalam pendidikan perlu diatasi dengan komitmen bersama antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat luas. Dengan langkah yang terkoordinasi, kita bisa menciptakan generasi yang bukan hanya berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan bermoral tinggi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun