Mohon tunggu...
Albertus Fiharsono
Albertus Fiharsono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menjadi orang Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Telinga Cuil 10%

25 Maret 2011   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Telinganya cuil, giginya rompal dua.”

“Itu kasus per kasus. Lihat secara menyeluruh dong. Faktanya 90% kan sukses.”

“Kamu selalu main angka.”

“Itu yang obyektif.”

“Pengalaman dan rasa tidak pernah bisa obyektif.”

"Maksudmu?"

"Pengalaman dan perasaan subyektif juga kebenaran."

"Tidak bisa digeneralisir."

“Memang tidak untuk digeneralisir, tapi untuk dimengerti secara empatik."

"Hanya satu dua kasus, Kawan. Hanya 10% saja yang bermasalah."

"Tapi itu manusia."

"Cuma beberapa. Tidak bisa jadi gambaran keseluruhan."

"Ah, mudah-mudahan kamu tidak jadi pejabat.”

“Lho kenapa?”

“Nanti kamu bilang ‘toh telinga dan gigi Sumiati masih ada 90%’.”

[caption id="attachment_96813" align="aligncenter" width="300" caption="th01.deviantart.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun