Mohon tunggu...
Albertus Fiharsono
Albertus Fiharsono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

menjadi orang Papua

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mimpi Para Semut

27 Agustus 2010   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:40 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku tuh emang ditakdirin jadi orang bodoh,” atau“aku tuh orangnya emang selalu sial,” atau “ya, gak mungkin-lah orang kayak akubisa juara!” Begitu biasanya kita berkeluh kesah. Hopeless. Pesimistis. Gak punya harapan.

Kita tuh sering cepat sekali memvonis diri kita sebagai orang yang gak bisa. Padahal kita belum coba. Belum apa-apa kita udah bilang, “aduh maaf, saya tidak bisa…”

Kita lebih sering melihat sesuatu dari sisi sulitnya, bukan dari sisi kemungkinannya untuk dicapai. Kalau kita hanya berhenti pada kata “sulit”, ya lalu kita gak akan bikin usaha apa-apa untuk mencapainya. Tapi kalo sesuatu yang sulit kita lihat dari sisi kemungkinannya untuk dicapai, pasti kita akan mengusahakannya, sekecil apapun kemungkinan itu.

Kita juga sering gak punya mimpi, gak punya angan-angan. Jadi hidup kita berjalan begini-begitu aja…. Dari tahun ke tahun teteeeeep… saja! Gak ada perubahan. Gak ada peningkatan. Itu karena kita gak punya mimpi, kita gak punya angan-angan untuk diperjuangkan.

***

Di Taman Nasional Wasur Merauke, ada banyak sekali rumah semut. Rumah semut ini oleh orang suku Marind disebut musamus. Musamus menyerupai bongkahan batu besar yang bentuknya seperti candi, tingginya ada yang sampai tiga meter! “Candi” itu terbuat dari tanah, tapi sudah menjadi sangat keras dan kokoh seperti batu. (Kita bisa memanjatnya dan numpang foto sambil nongkrong di atasnya. Dijamin, gak akan runtuh!). Tentu saja para semut itu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mewujudkan mimpi mereka, memiliki istana yang tinggi menjulang dan kokoh itu. Debu demi debu dikumpulkan untuk mewujudkan mimpi mereka. Binatang lain barangkali dengan sinis mencibirnya, “it is possible but difficult”. Tapi para semut bilang “it is difficult but possible!” (Tuh, hebat kan… semut juga bisa bahasa Inggris!) Satu demi satu, debu-debu itupun lalu ditatanya dengan gaya arsitektur mereka sendiri hingga akhirnya menjadi istana megah para semut, yang mampu melindungi mereka dari segala macam ancaman dan bahaya yang ada di hutan itu.

***

Berani bermimpi dan memperjuangkan mimpimu? Deepak Chopra pernah mengatakan, “Kalau engkau mendambakan sesuatu, alam semesta akan bekerja sama membantumu memperolehnya”. Yuk, ikut barisan semut…. “It is difficult but possible.”

Sumber Gambar: http://edwindwianto.files.wordpress.com/2009/10/musamus1.jpg&imgrefur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun