ia, perempuan itu Â
terus bejalan
meski langkahnya gontai;
tercabik kata-kata yang tiada henti menghujam;
menikam-nikam
sesekali ia melirik jam tangan di tangan kirinya
diam; jarum-jarumnya tak berdetak, tak bergerak
seperti nasibnya, yang sering ia ratapi
saat merasa sendiri
seperti derai air matanya yang kadang terjatuh saat ia merasa semua menjauh
ketika jalanan kian sunyi
ia, perempuan itu berhenti
Kembali ia melirik jam tangan di tangan kirinya
senyumnya mengembang saat sekelebat bayang menyapa; memanggil sayang
"When i feel upset,
i just want to be alone . But i never be alone. I know, i have you, Â there ...."
ia, perempuan itu berkata sambil tertawa,
berlalu pergi; meneruskan langkahnya
**
Bumi, 3/8/2020Â >> 00.05
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H