Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Corona, Antara Bencana dan Propaganda

28 Januari 2020   23:46 Diperbarui: 29 Januari 2020   05:50 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: Kompasiana.com

Merebaknya wabah virus Corona yang awalnya teridentifikasi di Wuhan, China pada 8 Desember 2019, telah menjadi kekhawatiran global. Virus ini telah terkonfirmasi menyebar ke setidaknya 13 negara.

Jumlah korban meninggal dan pasien yang terjakit virus dengan nama resmi 2019 nCoV ini pun semakin bertambah.

Mengutip South China Morning Post, hingga Selasa pagi, 28 Januari 2020 sebanyak 106 orang dilaporkan telah meninggal karena virus Corona. Sementara jumlah pasien yang terjangkit Corona meningkat dari 2.762 orang pada Senin kemarin menjadi 4500 orang pada Selasa pagi. Tambahan jumlah pasien tersebut semuanya berasal dari China.

Virus yang meneror dunia ini diduga berasal dari pasar hewan di kota Wuhan yang terkenal menjual berbagai jenis hewan liar, termasuk kelelawar dan ular. Virus Corona diduga berasal dari kelalawar yang kemudian menular kepada manusia dengan cara penularan yang belum diketahui secara pasti.

Namun, ada yang menduga bahwa virus Corona adalah 'senjata biologi' China yang bocor dari laboratorium penelitian di Wuhan. Sebagaimana ramai diberitakan media sejak beberapa hari yang lalu, adalah mantan intelejen Israel bernama Dany Shoham yang mengatakan kepada Washington Times pada Jumat (24/1) lalu bahwa laboratorium di Wuhan tersebut terkait dengan program senjata biologi rahasia China.

China sendiri selalu membantah memiliki senjata biologis ofensif. Otoritas China tetap meyakini bahwa virus Corona berasal dari kelelawar dan ular.

Spekulasi lain yang sempat berseliweran di media sosial yaitu adanya konpirasi bahwa virus Corona memang sengaja diciptakan di laboratorium, sudah dipatenkan, dan bahkan telah tersedia vaksinnya untuk dijual.  Akan tetapi faktanya, hingga saat ini belum ada vaksin apa pun yang tersedia untuk virus Corona.

Di media sosial, spekulai yang lebih ekstrem lagi muncul dari netizen negara +62 yang mengaitkan kemunculan  virus Corona dengan  muslim Uighur. Munculnya virus Corona di Wuhan dinilai sebagai karma atas perlakuan negara itu terhadap muslim Uighur.

***

Tulisan ini tidak akan membahas lebih lanjut tentang dari mana sebenarnya virus Corona berasal. Saya juga tidak ingin mengajak pembaca untuk bermain logika atas berbagai spekulasi yang berbau propaganda untuk 'membenci' (atau 'tidak membenci') China.

Terlebih lagi, saya sama sekali tidak ingin mengomentari 'penghakiman' (sebagian)  netizen negara +62 yang mengaitkan wabah virus Corona dengan muslim Uighur.

Virus Corona jenis 2019-nCoV ini  adalah keluarga dari virus Corona yang pernah mewabah dan menginfeksi manusia hingga menyebabkan kematian, yakni Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV).

Bagaimanapun, wabah virus Corona adalah bencana dunia. Seperti juga wabah SARS yang muncul pertama kali di Provinsi Guangdong, China, pada November 2002 dan wabah MERS yang pertama kali dilaporkan pada September 2012 di Arab Saudi.

Pemerintah China yang wilayahnya menjadi 'sumber bencana' memang harus menjadi penanggung jawab utama untuk segera meredam virus ini. Meski demikian, kerja sama dan kewaspadaan tingkat tinggi seluruh negara di dunia juga sangat diperlukan agar virus Corona tidak semakin menyebar ke mana-mana.

Untuk pemerintah RI, terus melakukan upaya evakuasi WNI di Wuhan adalah langkah tepat yang sangat diperlukan dan 'tidak menerima' dulu turis dari China selama virus Corona belum benar-benar berhasil diatasi adalah langkah bijak agar anak negeri di bumi pertiwi tidak ikut terjangkiti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun