Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Buah Manis Akrobat Politik Perindo, Putri HT Jadi Wakil Menteri

25 Oktober 2019   22:09 Diperbarui: 25 Oktober 2019   22:07 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angela Tanoesoedibjo // Foto: Kompas.com

Pada saat memutuskan mendukung Jokowi, HT juga pernah mengatakan, akan bijaksana jika mendukung incumbent untuk melanjutkan pekerjaan membangun bangsa dan negara yang sebelumnya telah dilakukan dengan baik. Tujuannya agar membuahkan hasil maksimal bagi rakyat Indonesia.

Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa akrobat politik yang dilakukan HT dan Partai Perindo-nya didasari oleh keinginan untuk ikut membangun bangsa dan negara.

Dengan bahasa lain, keputusan Partai Perindo melakukan akrobat politik didasari oleh keinginan agar bisa ikut mencicipi kue kekuasaan.

Kini, keinginan HT dan Partai Perindo sudah terwujud. Sang putri mahkota nan cantik jelita, Angela Herliani Tanoesoedibjo telah menjadi Wakil Menteri.

Selamat kepada Mbak Angela. Semoga baktimu sebagai wakil menteri dapat memberi manfaat. Tidak hanya menguntungkan MNC karena sahamnya meningkat, tetapi juga membawa manfaat kepada rakyat.

Bagi masyarakat, fenomena politik penyusunan kabinet yang menguntungkan Partai Perindo karena mendapat  jatah satu pos wakil menteri, juga Partai Gerindra  dengan jatah dua menteri bisa menjadi pendidikan  politik yang cukup berarti.

Sebagai rakyat jelata, untuk urusan politik tidak perlu fanatik. Tidak perlu pula saling mencaci karena di tingkat elite politik, kekuasaan pada akhirnya dibagi-bagi. Sementara rakyat, tetap cari makan sendiri-sendiri.

Ok?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun