Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terima Kasih, Pak Fahri

29 September 2019   23:01 Diperbarui: 29 September 2019   23:15 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ternyata saya salah.  Memang  seperti dalam UU KPK hasil revisi itulah pandangan Fahri  tentang cara 'menguatkan' KPK. Dalam hal ini, sebagai pimpinan DPR, justru Fahri-lah sepertinya yang berhasil membuat  pemerintah menyetujui RUU KPK yang dirancang DPR.

Jika pada akhirnya Fahri Hamzah satu suara dengan pemerintah, bukan karena dia tidak lagi berani beroposisi di akhir masa bakti, tetapi karena adanya kepentingan yang bertemu, yaitu sama-sama berkepentingan untuk 'menguatkan' KPK.

"Kalau harus memilih antara berkata benar atau menghibur orang, pilihlah berkata benar, karena kebenaran tetap, sementara sikap orang berubah. Ada banyak yang terluka oleh kata yang benar, tetapi luka itu akan sembuh oleh keikhlasan, baik bagi yang berkata atau yang mendengar."

Kalimat tersebut ditulis Fahri Hamzah dalam bukunya, 'Gelora Kata-Kata'. Begitulah kira-kira seorang Fahri Hamzah dalam berkata-kata. Dia berani dengan lantang berkata-kata karena meyakini bahwa apa yang dia katakan adalah benar meski nyatanya banyak yang terluka akibat kata-katanya.

Dalam perjalanan karir politiknya sebagai anggota DPR, Fahri pernah dipecat oleh partainya sendiri. Namun hebatnya, dia bisa menang gugatan di pengadilan, bahkan PKS yang harus membayar ganti rugi Fahri sebesar Rp 30 miliar.

Saat ini, Fahri Hamzah telah berkemas-kemas untuk meninggalkan Kompleks Parlemen, Senayan setelah selama tiga periode sejak Pemilu 2004 menjadi anggota DPR RI.

Parlemen akan kehilangan sosok kritis yang kontroversial setelah Fahri tidak lagi menjadi anggota DPR RI periode 2019-2023. Adapun Fadly Zon menurut saya tingkat 'kenyiyirannya' masih kalah kelas dengan  FaHri hamzah.

Sekali lagi, secara pribadi saya banyak yang tidak setuju dengan pendapat Fahri Hamzah, tetapi saya juga mengakui bahwa ada juga  kritik yang dilontarkan Fahri benar dan perlu. Saya yakin, seorang Fahri Hamzah tidak pernah  punya niat menghancurkan negerinya sendiri.

Demokrasi di negeri ini tidak akan mati tanpa ada kritikan Fahri yang sering membuat banyak orang sakit hati, tetapi DPR RI tanpa Fahri sepertinya akan sunyi.

Terima kasih Pak Fahri ...

Terima kasih atas segala 'kenyiyiranmu' selama ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun