Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warga Timor Leste Ini Menangis Dengar Kabar Habibie Meninggal

12 September 2019   18:53 Diperbarui: 12 September 2019   19:00 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meninggalnya presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie)  pada Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB kemarin tidak hanya menjadi duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Masyarakat Timor Leste pun merasakan hal yang sama. Seperti yang dirasakan oleh Devinarti Seixas, warga  Kampung  Becuse Bawah, Desa Becora, Kecamatan Cristo Rei, Dili, Timor Leste.

Dev, demikian perempuan berusia 36 tahun itu biasa dipanggil, mengaku langsung menangis ketika mendapat kabar Habibie meninggal.

"Ada rasa haru dan tanpa terasa saya meneteskan air mata ketika membaca berita beliau tiada. Kemarin, saya tahu kabar duka ini ketika sedang mengajar dan tanpa sadar saya menangis di depan anak-anak," kata Dev ketika berbincang dengan penulis via pesan Whatsapp, Kamis (12/9).

Dev di atas jembatan BJ Habibie // foto: Dev
Dev di atas jembatan BJ Habibie // foto: Dev
Bagi Dev, Habibie adalah seorang tokoh yang punya peranan penting dalam sejarah berdirinya Timor Leste sebagai sebuah negara merdeka.

Habibie-lah, menurut Dev,  sosok yang menjadi jembatan bagi kemerdekaan Timor Leste.

"Ketika anak-anak tahu kalau Pak Habibie meninggal, mereka  berkata, 'yah, kakek sudah meninggal.' Mereka  juga ikut sedih," kata Dev yang saat ini aktif mengajar literasi anak-anak Timor Leste dalam wadah Komunitas Penulis Kreatif (KPKers) yang ia ketuai.

KPKers sendiri merupakan  sebuah komunias penulis Indonesia yang berpusat di Bandung, Jawa Barat. KPKers Timor Leste yang diketuai Dev adalah cabang KPKers Indonesia  di negara yang dulu ketika masih menjadi  provinsi ke-27 Indonesia bernama Timor Timur.

Dev  tentu saja sangat  berduka karena baru beberapa hari yang lalu ia  bersama anak didiknya ikut mengisi acara persesmian jembatan di Timor Leste yang diberi nama 'Ponte Presidente BJ Habibie'  (Jembatan Presiden BJ  Habibie).

'Selama seminggu, setiap  sore, kami habiskan waktu bersama anak-anak KPKers Timor Leste, bermain dan belajar  di atas jembatan itu," kata Dev.

Dev bersama anak-anak KPKers Timor Leste di acara peresmian jembatan // foto: Dev
Dev bersama anak-anak KPKers Timor Leste di acara peresmian jembatan // foto: Dev
Dev yang saat ini sedang menulis novel tentang perjalanan hidupnya sebagai seorang anak mantan TNI di Timor Leste sebenarnya masih menyimpan mimpi, suatu saat bisa bertemu  Habibie. Tapi apa mau dikata, Dev hanya bisa menangis ketika tahu Habibie telah tiada.

"Entahlah. Setelah peresmian jembatan yang dinamai  'Jembatan Presiden BJ  Habibie', rasanya saya ingin terus mengetik naskah dan mengahabiskan hari-hari di jembatan itu. Tadinya saya punya mimpi, suatu hari dapat bertemu beliau. Sejak dulu saya mengidolakan Pak Habibie. Tapi apa mau dikata, takdir telah berkata lain. Selamat jalan Pak Habibie. Semoga engkau bertemu Bu Ainun di surga," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun