Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencicipi Makanan Khas Sulawesi di Luar Negeri

4 Agustus 2019   20:29 Diperbarui: 4 Agustus 2019   21:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
burasa // foto: dok.pri

Indonesia tidak hanya dikenal sebagai  negara yang kaya akan tradisi dan budaya, tetapi juga dikenal kaya akan  berbagai macam kulinernya. Setiap daerah, di seluruh wilayah Tanah Air  memiliki makanan khas masing masing.

Salah satunya adalah buras atau burasa (dalam Bahasa Melayu disebut burasak), makanan khas masyarakat Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.

Sebagai orang Jawa yang belum pernah ke Sulawesi Selatan, saya berkesempatan mencicipi makanan khas ini justru ketika berada di luar negeri. Di Negeri Jiran kebetulan saya punya teman kerja orang Bugis yang di sekitar tempat tinggalnya ada orang berjualan burasa.

Burasa merupakan makanan wajib bagi masyarakat Sulawesi Selatan pada hari lebaran yang bisanya tersaji bersama coto makassar atau opor ayam. Namun di Malaysia, khususnya di kawasan tempat tinggal orang Bugis,  setiap hari burasa bisa didapat di kedai-kedai yang biasa menjual makanan untuk sarapan

Penganan ini terbuat dari beras yang dimasak tertebih dahulu dengan santan yang banyak hingga menjadi nasi lembek dan selanjutnya dibungkus dengan daun pisang. Bentuknya hampir sama dengan lontong cuma agak pipih. Biasanya dibuat menjadi dua bagian dalam satu ikatan (menggunakan tali rafia atau daun pisang) kemudian direbus hingga matang.

satu ikat buara terdiri dari dua bagian // foto: dok.pri
satu ikat buara terdiri dari dua bagian // foto: dok.pri

Beberapa hari yang lalu, saya dibawakan tiga ikat burasa oleh teman kerja saya orang Bugis yang tinggal di daerah Klang, Selangor. Saya memakannya tidak dengan coto makasar atau opor ayam tapi dengan sambal karena  burasa yang dijual di sebuah kedai milik orang Bugis tersebut memang tersaji bersama sambal.

Jika melihat bungkusnya yang sama-sama daun pisang -- meski bentuknya berbeda, burasa sebenarnya bisa dikatakan sebagai lontong-nya orang Sulawesi Selatan. Namun setelah mencicipi rasanya, lontong dan burasa jelas berbeda.  Apabila dimakan begitu saja, lontong akan terasa tawar, tetapi burasa ada rasa gurih-gurihnya karena dimasak dengan santan.

burasa // foto: dok. pri
burasa // foto: dok. pri

Karena banyaknya suku Makassar dan Bugis yang merantau dan menetap di berbagai daerah, burasa  biasanya juga  ditemui di luar provinsi Sulawesi Selatan seperti Gorontalo atau Kalimantan dan beberapa daerah lain di Indonesia dan Malaysia.

Buktinya, sebagai pekerja migran di Negeri Jiran, sebagai orang Jawa yang sedang mengais rezeki di negeri tetangga, saya berkesempatan mencicipi burasa di  Malaysia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun