Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pamit Bekerja ke Malaysia, WNI Asal Jember 10 Tahun Tak Hubungi Keluarga

12 Juli 2019   22:06 Diperbarui: 12 Juli 2019   22:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kasus penganiayaan yang dilakukan majikan, pelecehan seksual, gaji tidak dibayar, dan jadi korban perdagangan orang, salah satu persoalan klasik TKI di luar negeri yang seolah tak pernah ada habisnya adalah hilang kontak dengan keluarga.

Sebagai pegiat TKI di Malaysia bersama Komunitas Serantau (komunitas pekerja migran asal Indonesia di Malaysia) dan pengelola sebuah Facebook Page (FP) yang menge-share berita-berita TKI, saya (kami) banyak mendapat aduan kasus  hilang kontak yang dilaporkan keluarga TKI.

Namun sayangnya, untuk melapor secara resmi ke perwakilan pemerintah di negara tujuan, pada umumnya pihak keluarga tidak mempunyai data pendukung yang cukup. Alih-alih mengetahui nama PT yang memberangkatkan atau  nama dan alamat majikan/agency sehingga KBRI/KJRI bisa melacak, pihak keluarga bahkan ada yang tidak tahu TKI yang hilang kontak tersebut bekerja di Malaysia daerah mana dan kerja apa.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang biasa kami lakukan adalah dengan cara memberitakan dan me-share di gruo-grup TKI di Malaysia dengan harapan ada pembaca yang mengetahui orang yang kita cari.

Kali ini, seorang  WNI asal Dusun Krajan 2, Desa Kencong, Kecamatan Kencong, Jember, Jawa Timur bernama Tuna (55) dilaporkan hilang kontak dengan keluarganya sejak pamit berangkat ke Malaysia sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Menurut keterangan anaknya, pihak keluarga tidak mengetahui secara pasti Tuna bekerja di Malaysia daerah mana karena sejak berangkat ke Malaysia pada tahun 2009 lalu tidak pernah menghubungi keluarga sama-sekali.

"Gak ada komunikasi sama sekali sejak berangkat, soalnya ibu saya gak pegang HP dan gak bisa mainin HP. Keluarga gak ada yang tahu ibu di Malaysia mana. Hanya dengan selembar foto inilah kami berharap ada yang mengenali dan dapat menemukan ibu," kata anak ketiga Tuna, Devi Saputri kepada penulis, Jumat (12/7).

Saat ini, lanjut Devi, pihak keluarga sangat mengharapkan Tuna pulang. Oleh karena itu, Devi berharap dan meminta tolong kepada siapa pun yang pernah mengenal dan/atau mengetahui keberadaan Tuna (sebagaimana foto di atas) agar menghubungi nomor telepon/WA +62 823-5258-5881.

"Mohon kepada teman-teman di Malaysia yang mengetahui keberadaan Bu Tuna agar menghubungi nomor WA saya.  Kami sekeluarga sangat berharap Bu Tuna pulang. Kami sangat merindukan ibu," harap Devi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun