Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hari Ini 21 Tahun Silam, People Power Berhasil Turunkan Soeharto

21 Mei 2019   19:25 Diperbarui: 21 Mei 2019   19:42 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya memutusken untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998."

Hari ini, tepat 21 tahun silam adalah  salah satu momen penting yang tercatat dalam  sejarah perjalanan bangsa  Indonesia. Pagi itu,  Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Presiden Soeharto terpaksa turun dari tahta yang telah ia duduki selama 32 tahun karena tuntutan rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang, terutama permintaan pergantian kepemimpinan nasional.

Saat itu, gerakan reformasi yang dimotori para mahasiswa dari berbagai kampus semakin punya power karena  'bertemu' dengan gerakan rakyat, khususnya para pendukung Megawati Soekarno Putri yang 'disingkirkan' pemerintah dari kursi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Demonstrasi besar-besaran terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Tragedi dan kerusuhan tidak menghentikan mahasiswa untuk terus melakukan aksi dengan satu tujuan utama, menurunkan Soeharto.

Tindakan represif aparat keamanan dalam mengatasi demonstrasi mahasiswa semakin menyulut semangat perlawanan para mahasiswa dan masyarakat untuk menuntut Soeharto turun.

Pada 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR. Pada hari itu juga, pimpinan DPR/MPR yang diketuai Harmoko meminta Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Upaya Soeharto untuk bertahan dengan menawarkan pembentukan Komite Reformasi sebagai pemerintahan transisi hingga dilakukannya pemilu berikutnya ditolak oleh sejumlah tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid yang ditemui Soeharto pada 19 Mei 1998.

Bahkan, 14 menteri di bawah koordinasi Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita juga menolak bergabung dalam Komite Reformasi atau kabinet baru hasil reshuffle. Posisi Soeharto semakin lemah dan atas sejumlah pertimbangan, pada 21 Mei 1998, sang Jenderal Murah Senyum itu memutuskan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Pasca kejatuhan Soeharto, sejumlah tokoh reformasi berhasil menikmati kue kekuasaan, buah manis gerakan people power rakyat yang berdarah-darah, bahkan kehilangan nyawa di jalanan ketika berjuang melawan rezim otoriter Orde Baru.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun