Mohon tunggu...
Figo PAROJI
Figo PAROJI Mohon Tunggu... Buruh - Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali menetap di Tanah Air tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imlek 2019, Belajar Memahami Toleransi di Tahun Babi

8 Februari 2019   19:26 Diperbarui: 8 Februari 2019   19:45 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek Gong Xi Fa Cai menunjukkan kita setuju dengan hari raya tersebut yang berarti setuju dengan agama mereka. Kata siapa? Jangan sok tahu dech ...

Saya mengucapkan Selamat tahun Baru Imlek kepada kawan-kawan yang beretnis Cina. Saya menulis di dinding Facebook Gong Xi Fa Cai, tapi yang saya ucapkan, yang saya tulis itu adalah bentuk kemesraan kepada sesama, bukan bentuk pengakuan terhadapa agama mereka, apalagi sampai meyakininya.

Pengakuan saya adalah pengakuan terhadap entitas mereka sebagai manusia, bukan karena agama atau etnis mereka. Bagaimanapun, mereka adalah manusia yang mempunyai hak yang sama untuk hidup di bumi Tuhan yang bernama Indonesia. Mbok ya ayo kita belajar bertoleran. Mbok ya biarkan saja to.

Ketika kita mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru kepada teman yang menikah, apakah kita harus setuju dengan perempuan yang  dipilih oleh teman kita itu untuk dijadikan istrinya? Lho, istrimu kok si Marni, seharusnya sama dengan istriku, Mirna! Aku tidak mau ngucapin selamat karena istri kamu bukan Mirna, masak begitu? Ucapan kita itu ucapan kemesraan, Bro! Kemesraan kepada teman, kepada sesama manusia.

Bagi saya, agama itu ibarat istri. Kita tidak perlu mempertandingkan istri karena istri itu bagian dari nyawa kita, istri adalah aurat hidup kita. Cintailah istri kita dan tidak perlu mempertandingkan dengan cinta orang lain. Aku akan selalu mencintai istriku dan sudah pasti akan kubiarkan engkau mencintai istrimu dengan cintamu sendiri. Aku tak kan mengganggu istrimu dan kau jangan coba-coba ganggu istriku, titik!

Toleransi berasal dari kata toleran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V, toleran artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Toleransi adalah  sifat atau sikap toleran. Bertoleransi berarti bersikap toleran. Menoleransi berarti mendiamkan atau membiarkan.

Masak iya sih apabila kita membiarkan seseorang mencintai istrinya itu akan membahayakan cinta kita kepada istri kita sendiri. Ah, lelaki macam apa kau ini ha ...ha ... ha ...

Masak iya sih apabila kita mendiamkan atau membiarkan mereka merayakan tahun baru atau beribadat menurut keyakinan mereka maka akidah kita terancam? Terlepas dari persoalan politik yang dikaitkan dengan situasi menjelang pilpres saat ini, rasanya kok berlebihan kekhawatiran (atau ketakutan) seperti itu.

Islam itu rahmatan lil alamin, rahmat untuk seluruh alam, bukan hanya rahmat untuk manusia, tapi untuk seluruh alam, seluruh makhluk-Nya. Bahkan rahmat untuk setan. Biarkan setan bertugas sebagaimana ditugasi Tuhan.

Apabila kepada setan saja kita perlu bertoleransi -- membiarkan dia (setan) menjalankan tugas sebagaimana yang diberikan Tuhan, sudah semestinyalah kita berlapang dada membiarkan (menoleransi) sesama manusia untuk meyakini dan beraktivitas sesuai keyakinannya. Terlebih lagi, manusia-manusia tersebut hidup di bumi yang sama, bumi Indonesia tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun