Mohon tunggu...
Ahmad Fikri Sabiq
Ahmad Fikri Sabiq Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger yang menulis dalam kesendirian

Guru blogger yang menulis dalam kesendirian

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ziyarah ke Makam Kyai Abdul Wahid (Buyut Gus Dur) Tingkir Salatiga

16 Juni 2022   11:43 Diperbarui: 16 Juni 2022   19:42 2721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ziarah ke Makam Kyai Abdul Wahid, Tingkir, Salatiga (Dok. Pribadi)

Beberapa waktu lalu, tepatnya hari Kamis, 9 Juni 2022, saya berkesempatan untuk ziarah ke Makam Kyai Abdul Wahid, Tingkir, Salatiga. Kyai Abdul Wahid ini merupakan eyang buyut Gus Dur sekaligus eyang buyut dari KH. Hasyim Asy'ari. Dalam kesempatan ini, saya ziarah bersama Tri Wahyono dan Hasan Maftuh. Kami bertiga merupakan bagian dari tim peneliti penulisan sejarah Kyai Abdul Wahid. Kami meneliti bersama beberapa tim peneliti lainnya di bawah naungan program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga. 

Ziarah ke Makam Kyai Abdul Wahid, Tingkir, Salatiga (Dok. Pribadi)
Ziarah ke Makam Kyai Abdul Wahid, Tingkir, Salatiga (Dok. Pribadi)

Kajian penelitian tentang Kyai Abdul Wahid ini kami lakukan sejak bulan Februari 2022 lalu, dan berakhir pada akhir Mei kemarin. Kami menggali data dari berbagai narasumber dan menelusuri jejak literasi yang berkaitan dengan Kyai Abdul Wahid. 

Dari kajian yang kami lakukan, ada banyak hal dan ilmu baru yang saya dapatkan. Dari kajian ini, diyakini bahwa Kyai Abdul Wahid merupakan pasukan dari Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang berlangsung pada tahun 1825-1830. Dalam peristiwa ini, Kyai Wahid merupakan panglima perang di bawah pimpinan Sentot Alibasyah Prawirodirdjo. 

Dalam penelusuran sejarah, Kyai Abdul Wahid ini merupakan keturunan dari Pangeran Hadiwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Diketahui pula Jaka Tingkir semasa kecilnya pernah tinggal di daerah Tingkir, Salatiga. Di kampung ini, dia diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir. Kalau diruntut ke atas lagi, silsilah Kyai Abdul Wahid sampai kepada Rasulullah Saw. 

Ke bawah, Kyai Abdul wahid memiliki putra bernama Abu Syarwan atau Mbah Gareng yang pernah nyantri di Ngroto, Gubug, Grobogan. Kyai Abu Syarwan ini memiliki putra salah satunya bernama Asy'ari yang nyantri di Jombang tempatnya Kyai Usman. Sepeninggal Kyai Usman, Asy'ari ini kemudian dinikahkan dengan putri dari gurunya ini. 

Kyai Asy'ari ini kemudian memiliki putra yang salah satunya adalah Muhammad Hasyim. Muhammad Hasyim ini juga meneruskan tradisi orang tuanya dengan nyantri di berbagai tempat, termasuknya kepada Kyai Kholil Bangkalan. Selanjutnya, KH. Muhammad Hasyim ini bersama dengan para kyai lainnya mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah perjuangan dalam keagamaan dan kebangsaan. Karena KH. Muhammad Hasyim ini merupakan putra dari Kyai Asy'ari, maka beliau dikenal dengan nama KH. Muhammad Hasyim Asy'ari yang merupakan kakek dari Gus Dur, Presiden keempat RI. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun