Mohon tunggu...
Gregorius Hapsara
Gregorius Hapsara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Candu Aksara

Penikmat Kata Penyambung Rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Perjalanan

5 Juli 2018   21:04 Diperbarui: 5 Juli 2018   21:16 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Cerita Perjalanan Menyusuri Timur Indonesia (PROLOG)

"Semua terangkum dalam kisah perjalanan, disana kamu akan menemui banyak kemungkinan, bahkan yang mungkin sudah kamu persiapakan, justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, Jangan kaget!"

Hari itu tepat pada tanggal 18 April 2018, setibanya aku dari Jakarta dan mulai kembali menginjakkan kakiku di kota tercinta. Tepat pukul 05.00 pagi aku sampai di rumah dengan kondisi siap melanjutkan perjalanan ke alam bawah sadar. Sebelum beranjak ke ruang tidur, sejenak aku mempersiapkan jadwal hari itu. Pertama, aku putuskan untuk melakukan servis rutin kendaraanku. Maklum, setelah jadi rekan kerja dulu, kendaraan ini kurasa masih belum cukup sehat, seringkali terdengar bunyi petok-petok dari suara sumbang knalpotnya. Haha. Mungkin, rekan tempatku bekerja dulu tahu bunyinya seperti apa,  kalau buat bangunin sapi tidur, mungkin sudah langsung keluar susunya. wekekek. Setelah servis kendaraan, aku persiapakan jadwal untuk melakukan kunjungan ke kost temanku yang sebetulnya jadi target buat aku kunjungi setibanya di Lombok nanti, tapi apa daya, surprise berujung "sad prize". Lalu, barulah setelah dari kost temanku, aku berencana melanjutkan perjalanan ke rumah si Pemilik Caf di komplek Balai kota, ya partner boncengersku yang akan menemani perjalanan ke Sumbawa Besar selama 2 minggu perjalanan (pulang-pergi). Setelah siap dengan rencanaku hari itu, akupun mulai berkenalan dengan bunga (teman tidur yang biasanya meniptakan banyak ilusi yang seolah nyata namun faktanya cuma ilusi).

Tepat pukul 08.00 pagi, aku bangun dari tidur singkatku, bersiap-siap untuk mandi seperlunya, makan yang sudah dihidangkan, lalu pamit ke orang tua. Sampai di bengkel sekitar pukul 08.30 pagi, ternyata bengkel belum buka sama sekali. (Sedih nggak sih?) Akhirnya, kuputuskan untuk mencari bengkel lain disekitar jalan Gejayan, eh belum buka juga. (Tambahlah, rasa haruku berkecamuk bersatu dengan semangat membaraku untuk mewujudkan misi). Lalu, kuputuskan untuk berjalan-jalan keliling sekitaran jalan Kaliurang melewati jalan Magelang dan berhenti di sebuah toko modern berawalan I. Disana aku membeli roti dan sekaleng susu favorit yang sekarang lagi ngetrend banget berkat penjual mimunam kaki lima yang menjualnya dengan harga yang fantastis (15rb), mau mewek rasanya. Haha. 

Tak berselang lama, waktu sudah menunjukan pukul 09.30, aku bergegas menuju bengkel karena terus terang saja, saat itu aku khawatir karena waktu sudah menunjukkan cukup siang untuk booking servis ditambah lagi perasaanku yang mulai tak karuan. Benar saja, sesampainya di bengkel Yamaha di jalan Kaliurang, antrian panjang sudah cukup mengular, belum lagi yang melakukan booking via SMS. "Waduh tenan to wis kebak (Haduh, benarkan sudah  penuh)", jawabku dalam hati. Lalu, kuberanikan diri untuk bertemu dengan counter servisnya , aku terkejut karena mendapat antrian yang cukup panjang, 13 kendaraan men. 

Dan, pihak bengkel menawarkan untuk mau pindah bengkel lain atau tetap servis disana. Kuputuskan tetap lanjut. Hehe. Dengan perkiraan servis besar yang akan dikerjakan, aku sudah kalkulasi budgetnya, dan sudah kusiapkan sejumlah dana untuk membayarnya. 

Diluar dugaan, aku ternganga, karena motor yang jadi tulang punggungku selama ini, hanya menghabiskan waktu 2 jam servis dan itu jauh diluar estimasi waktu yang aku perkirakan. Hebatnya lagi, ternyata servis yang dikerjakan tidak memakan biaya yang cukup banyak. Waktu itu menghabiskan budget 100 ribuan diluar perhitunganku yang mencapai 600 ribuan karena harus ganti ini itu. Ternyata, belum diperlukan biaya pengobatan sampai semahal itu. Puji syukur, duit masih diberkati.

Setelah menyelesaikan urusan bengkel. Aku melanjutkan perjalanan ke kediaman temanku, om Jacob. Tiba di kediaman om Jacob di Paingan sekitar pukul 12.30an. Singkat cerita, om  Jacob adalah teman SMAku dulu, dia adalah putra daerah kota Lombok. Terakhir bersua dengannya itu pada tanggal 16 Maret 2017 sebelum akhirnya aku dipanggil ke Jakarta dalam rangka mendapatkan professional job untuk pertama kalinya. Dia pula yang telah mengantarkanku menuju stasiun kala itu. Oke aku lanjutkan ke cerita perjalananku menuju Lombok dan Sumbawa Besar.  

Perjalananku ini sebetulnya terinspirasi dari kisah penjual kelapa dan sayuran yang cukup sukses di Ungaran. Ceritanya, mau capturing opportunity, dan silahturahmi kerumah om Jacob. Ya,  sambil menyelam minum air gitulah. Disamping itu, perjalanan bertajub "Dare to Challenge yourself" adalah perjalanan yang ditujukan untuk menginspirasi banyak orang bahwa mereka bisa bertindak melebihi kapasitas yang membatasi diri mereka. Begitulah kura-kura, retorisnya misi perjalanan ini. Tapi apa daya, Tuhan berencana lain,aku dan om Jacob tidak dipertemukan di Kota Lombok, namun di kota penuh nostalgi, Yogyakarta. Well, anyway, aku lanjutin ke perjumpaan kami ya (Sedikit mlumpat kodok ya, hehe). 

Disaat aku beroleh kesempatan kemabli untuk dengan om Jacob. Disitu aku mulai gencar menawarkan paket perjalanan (ya maklum lah jiwa salesmannya keluar lagi). Paket perjalanan itu intinya adalah ajakan untuk ikut bergabung dalam rencana perjalanan panjang kami menuju Lombok dan final di Sumbawa Besar nantinya.  Kurang lebih 3 jam kami berbincang panjang dan menghabiskan waktu sembari sesekali menawarkan paket perjalanan itu. 

Alhasil, dia tetap menolak dengan baik, walaupun sebetulnya dia juga ingin bergabung dalam perjalanan panjang ini. Sayang, aku belum bisa mengajaknya bergabung karena dia masih punya urusan lain. Sampai pada akhirnya, perberbincangan kami harus terhenti karena waktu sudah menunjukkan pukul pukul 05.00 sore. Saatnya kami beranjak pergi meningglkan kediaman om Jacob dan bergegas menuju rumah om Duty di komplek Balai Kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun