Mohon tunggu...
Fifit UmulNayla
Fifit UmulNayla Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Belajaran

Membaca adalah melawan, menulis berarti mengabadikan. Enjoy the journey..!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilih Prabowo Tak Seserius Pemilih Jokowi

18 April 2019   16:52 Diperbarui: 19 April 2019   10:24 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhitung sejak kemarin (17/04/2019) sekitar pukul 14:30 WIB, masyarakat Indonesia mulai mendapat jawaban atas ketegangannya menunggu hasil Pemilihan Umum 2019 lewat Quick Count (QC), atau yang biasa kita sebut sebagai hasil hitung cepat dari berbagai lembaga Survey di Indonesia. 

Penantian itu semakin menegangkan karena kita, atau sebagian masyarakat Indonesia "merasa" sudah bekerja keras selama kurang lebih tujuh bulan untuk memenangkan calon yang menjadi jagoan kita masing-masing. Andaipun ada yang tidak bekerja maksimal, pasti ada yang berdoa secara maksimal agar jagoannya menang.

Tentang Quick Count, yaa namanya juga hitung cepat, otomatis kerja lembaga survey ini jauh lebih cepat ketimbang kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, kecepatan perhitungan suara Quick Count sejak kemarin masih terus mengundang perdebatan panjang hingga detik sekarang. Pasalnya, meski hasil Quick Count mengatakan Jokowi - Ma'ruf unggul ketimbang Prabowo - Sandi, namun kondisi di TPS (di lapangan) sangat berbeda dengan apa yang disampaikan hasil Quick Count.

Merespon hasil Quick Count tersebut, saya melihat berbagai fenomena konyol dan unik  terjadi di media sosial. Misalnya, gimmick ketika seorang warga menghancurkan TV-nya pakai palu lantaran kecewa dengan hasil Quick Count yang berbeda dengan kondisi di TPS, atau ketika salah satu anak muda membuat Meme Suara Quick Count Suara Rakyat (semacam tagline salah satu Partai Politik).

Lantas, sesungguhnya siapa yang bisa dikatakan benar?

Sebelum menjawab itu semua, perlu saya sampaikan beberapa hal terkait "jika Jokowi benar-benar menang".

Pertama, jika Jokowi benar-benar menang, itu tak lain dan tak bukan karena pendukung Jokowi secara merata memang sangat solid dan 'serius' untuk memilihnya dua periode. Hal ini terbukti, ketika teman-teman saya yang berasal dari daerah-daerah luar Jakarta, begitu antusias mengurus segala persyaaratan untuk menggunakan hak pilihnya dan mencoblos Jokowi. 

Sementara pendukung Prabowo, tak se-serius itu. Hal ini juga saya saksikan, ketika teman-teman Saya yang begitu menginginkan #2019GantiPresiden, hanya mampu berkoar-koar di Media Sosial, meyakinkan Prabowo-Sandi menang, walau tanpa 1 suara yang mestinya harus ia sumbangkan untuk kemenangan sang Jagoan. Seolah-olah para pendukung Prabowo-Sandi terus membuat "GR" tanpa memberikan suara yang real.

Kedua, jika Jokowi benar-benar menang, itu tak luput dari pembawaan sikap yang diperlihatkan oleh Jokowi sebagai Pemimpin yang 'merakyat', ramah, dan sederhana. Sementara Prabowo "dinilai" tempramen, angkuh, dan pemarah. Meski saya sangat menolak persepsi ini, tapi mau tidak mau, sebagian masyarakat sudah terbius dengan pembawaan sikap ini. Bisa dibilang, masyarakat pedesaan jauh lebih mencintai sosok yang mau diajak "panen jagung bareng" seperti Jokowi ketimbang dengan sosok yang menjamin harga pupuk tanamannya murah seperti Prabowo.

Terakhir, jika Jokowi benar-benar menang, 'mungkin' ini sedikit pelajaran untuk kita semua, bahwa Politik, tidak bisa bicara halal-haram, benar-salah atau baik-buruk dalam menentukan strategi. Politik hanya mengenal menang/kalah. Apapun caranya, jika itu mengantarkan kemenangan, maka lakukan. Itulah Politik. Setidaknya, dari sini "Tim" Prabowo harus belajar bagaimana memenangkan Jagoan seperti "Tim" Jokowi, meskipun cara-caranya 'mungkin' tidak benar, yang penting menang. Bahasa mudahnya, Politik tidak bisa "Main Alim" tapi boleh "Main Aman" .

Oke, itu adalah opini Saya tentang jika Jokowi benar-benar menang.

Kita kembali ke persoalan hasil Quick Count yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf dan hasil data dari TPS-TPS yang memenangkan Prabowo-Sandi.

Saya tidak tahu persis, apa yang menjadikan hasil dari keduanya ini berbeda. Padahal, seingat Saya dulu waktu jadi surveyor di salah satu lembaga survey, tugas Saya adalah melaporkan data / hasil dari perhitungan di TPS kepada lembaga survey, otomatis hasil di TPS tentu akan sama dengan hasil laporan yang masuk di lembaga survey tersebut. Tapi kenapa ini berbeda?

Terus terang, saya sendiri pun tidak bisa menjawab soal ini. Sama seperti anda, Saya juga sedang menunggu hasil perhitungan dari KPU, karena hanya hitungan dari KPU yang menunjukkan hasil sah sesuai amanat Undang-Undang. Kendati sebagian orang mengatakan "KPU juga cari aman, pasti yang dimenangkan yang mau ngasih jaminan", tapi saya tetap yakin, apapun hasil dari KPU adalah hasil yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.

Secara pribadi, Saya adalah pendukung Prabowo. Namun, jika benar-benar hasil Quick Count ini sama dengan hasil KPU, maka saya tak akan malu-malu mengucapkan selamat kepada Bapak Jokowi dan Bapak Ma'ruf Amin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Dengarlah dan ta'at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta'at kepada mereka. " (HR. Muslim : 1847)

Maka saya juga akan tetap taat, mendengar dan menghormati Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin sebagai Pemimpin saya, sebagai "Wakil Tuhan" untuk negara yang saya tempati.

Akan tetapi, jika hasil KPU ternyata berbanding terbalik dan menyatakan Prabowo-Sandi Menang, maka tidak ada kalimat atau hal yang lebih wajib dilakukan selain mengucap "Alhamdulillah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun