Permasalahan hutang Indonesia memang terus menjadi bahan kritikan banyak pihak. Salah satunya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, yang mengatakan bahwa pembayaran hutang pemerintah saat ini tidaklah wajar. Menurutnya, pemerintah tidak bisa klaim rasio hutang sekitar tiga persen adalah aman. Sebab, Zulkifli Hasan menganggap bahwa membayar hutang Rp 400 triliun per tahun itu sangatlah besar.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu juga mengatakan angka Rp 400 Triliun itu setara dengan tujuh kali dari dana yang disalurkan ke desa-desa di seluruh Indonesia, dan enam kali dari anggaran kesehatan untuk masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan saat Zulhas memberikan sambutan pada acara siding tahunan MPR, Kamis (16/8/2018). Untuk itu, Kata Zulhas negara harus menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah krisis sejak dini. Hal tersebut menjadi penting untuk jaga ketahanan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, beberapa tokoh langsung angkat bicara. Diantaranya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Menkeu yang dibentuk Jokowi dengan nama "Kabinet Kerja" tersebut mengatakan bahwa saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam kondisi sehat-sehat saja, lantaran defisit APBN semakin turun dan keseimbangan primer menuju arah yang positif. Sri Mulyani juga mengaku dia mampu memberikan bukti bahwa bisa mengelola keuangan negara dengan sangat hati-hati.
Merasa apa yang disampaikan Zulhas mengganggu pandangan masyarakat tentang kinerjanya sebagai Menteri Keungan, Sri Mulyani menyebut apa yang disampaikan ketua MPR sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu sebagai pidato yang mengandung unsur politik. Bahkan Sri Mulyani juga menyebut perhitungan yang disebutkan Zulhas tidaklah tepat.
Tidak hanya Sri Mulyani yang menyerang Zulkifli Hasan pasca pidatonya yang mengkritik pemerintah dari sisi perputaran keuangan negara tersebut, tetapi juga ada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebagai salah satu bagian dari Menteri Kabinet Kerja, Luhut juga tidak terima atas kritikan yang disampaikan oleh Zulkifli Hasan. Bahkan, Luhut mengatakan apa yang disampaikan Zulkifi Hasan adalah omong kosong belaka. Ia meminta agar Zulkifli Hasan dapat membaca data dengan benar supaya tidak membohongi public dan masyarakat awam.
Namun, berbeda dengan Sri Mulyani dan Luhut Binsar Panjaitan, Sekretaris DPP PAN Eddy Soeparno merespons sindiran Sri Mulyani yang menyerang Zulkifli Hasan dengan mengatakan seharusnya sebagai Menteri Keuangan pihaknya bisa menemukan solusi. Bukan malah tersulut emosi jika ada yang mengkritisi.
Eddy Soeparno menyebutkan di setiap era pemerintahan Presiden memang sudah pasti akan terjadi yang namanya penambahan hutang. Maka, sudah barang pasti juga ini menjadi tugas Menkeu incumbent untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan keunganan negara dan tidak meyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Tidak hanya itu, calon anggota DPR RI Dapil Jabar III itu juga merincinkan persoalan-persoalan yang harus kita saksikan bersama di era ini. Diantaranya adalah beberapa masalah ekonomi krusial seperti defisit tranksasi, nilai tukar rupiah melemah, hingga menghambatnya laju ekonomi. Kata Eddy Melemahnya nilai tukar rupiah dan potensi melambatnya laju ekonomi karena suku bunga dalam negeri yang meningkat secara progresif.
Kemudian, Eddy pun meminta agar Sri Mulyani sebaiknya mencari solusi terbaik ketimbang mengungkit kesalahan di masa lalu. Eddy memberikan tawaran solusi, sebaiknya Sumber Daya Manusia di Kementerian dan Lembaga bisa ditujukan untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan ekonomi makro dan mikro yang mengimpit rakyat ketimbang mencari kesalahan pemimpin di masa lalu.
Sebagai seorang professional dan juga ekonom yang tak diragukan lagi kredibilitasnya, tentu apa yang disampaikan oleh Eddy Soeparno ini berlandaskan data dan fakta yang ada. Ia tidak mau adu mulut dan terkesan semata-mata membela Zulkifli Hasan sebagai ketumnya di PAN. Akan tetapi, benar apa yang disampaikanya, bahwasanya sudah semestinya Menteri Keungan bisa memberikan solusi yang terbaik terkait permasalahan-permasalahan ekonomi yang kita hadapi hari ini. Coba, kalau saja Menkeunya gesit dan cepat tanggap, pasti tidak ada yangn namanya hutang negara bertambah, apalagi nilai tukar rupiah sampai melemah.
Lebih dari itu, sudah semestinya juga pemerintah bisa menerima segala kritikan yang masuk untuk memperbaiki negeri ini, untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kritikan itu akan datang dari mana saja. Bisa dari rakyat, mahasiswa, bisa juga dari teman pemerintahan itu sendiri. Jangan sampai, ketika orang mengungkap kebenaran, lalu ada orang lain yang merasa dirugikan kemudian membuat kegaduhan. Tentu kita sudah tahu, bahwa apa yang dibutuhkan masyarakat bukanlah perseteruan, melainkan solusi yang baik dan juga persatuan bangsa yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H