Menghadapi Pemilu 2019 mendatang, Partai Amanat Nasional cukup optimis akan mampu mendapatkan banyak kursi di DPR. Hal ini dikarenakan partai berlambang matahari tersebut selain memiliki kader yang sudah mumpuni, juga mendapatkan beberapa bakal clalon legislative (bacaleg) yang dulunya pernah besar di Partai lain.
Mereka itu diantaranya adalah Abraham Lunggana (Haji Lulung), yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dan sempat menjadi kader militan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Epiyardi Asda yang kini masih menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi PPP, dan masih banyak lagi kader-kader baru yang memulai karirnya di dunia politik setelah sukses jadi public figure di dunia entertain, seperti Denada Tambunan, Deddy Miing, Primus, dan yang lainnya.
Namun, ada nama lain yang sangat special selain nama-nama yang sudah tersebut diatas. Dia adalah Sarifuddin Sudding, Mantan Sekretaris Jenderal Partai Hanura, yang juga sempat menjadi Anggota DPR RI pada tahun 2009-2014.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno mengatakan, ada beberapa Caleg yang diusung PAN merupakan pindahan dari partai lain. Untuk Lulung dan Epiyardi Asda merupakan bekas kader PPP. Sementara Lulung maju di daerah pemilihan (dapil) 3 DKI Jakarta.
Selain itu, Eddy Soeparno menyebut Caleg yang didaftarkan tidak hanya mantan kader partai lain, tetapi ada juga caleg dari PAN yang kini masih menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. Diketahui menteri yang berasal dari PAN yakni Asman Abnur yang kini menjabat sebagai menteri PANRB.
Kata Eddy, Partai memang menugaskan kepada seluruh kader terbaik untuk maju di Pemilu Legislatif 2019, siapapun itu asal dia memiliki integritas, kompetensi dan berniat baik untuk memajukan negeri ini, maka dia sah-sah saja menjadi caleg dari PAN. Namun, khusus untuk Caleg yang dari menteri keputusannya akan ditentukan dari hasil verifikasi KPU.
Terkait alasan Syarifuddin Sudding masuk PAN, memang tidak disebutkan secara rinci oleh Eddy Soeparno, namun sebagaimana info yang kita ketahui, Syarifuddin Sudding memang sedang ada masalah internal dengan Partai Hanura.
Hal ini bermula saat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura akan menunjukkan Syarifuddin Sudding sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen), setelah sebelumnya mengangkat Oesman Sapta Odang sebagai Ketua Umum (Ketum). Namun, entah bagaimana dan apa masalah yang terjadi, tiba-tiba Hanura terpecah menjadi dua kubu yakni kubu Oesman Sapta Odang dan Kubu Syarifuddin Sudding sendiri yang mengangkat Daryatmo sebagai Ketua Umum Partai Hanura lewat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada hari Kamis, 18 Januari 2018.
Atas terselenggarnaya Munaslub Partai Hanura tersebut, Syarifuddin Sudding mengklaim bahwa Wiranto sebagai pendiri Parti sekaligus pemebina Partai Hanura lebih mendukung kubunya dengan Daryatmo. Syarifuddin Sudding juga mengaku, kepemimpinan Daryatmo jauh lebih beretika dan mengedepankan nilai-nilai kesopanan ketimbang kepemimpinan Oesman Sapta Odang.
Namun, apapun yang terjadi di luar dan apapun problem internal Partai Hanura, tentu PAN sudah semestinya tidak membahas ataupun ikut campur. Hal itu sudah dilakukan PAN. Saat menerima Syarifuddin Sudding sebagai bakal caleg dari PAN, tidak ada persoalan internal partai Hanura yang bisa dijadikan alat untuk mempersulit Syarifuddin Sudding nyaleg dari PAN.
PAN memang terkenal sebagai partai yang ramah terhadap siapapun. Kedatangan Syarifuddin Sudding ini tentu memberikan warna baru bagi PAN bahwa untuk menghadapi Pemilu Legislatif 2019 PAN memiliki calon-calon anggota Legislatif yang berasal dari berbagai kalangan dan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
Eddy menyebut Pengalaman politik Syarifuddin Sudding di Partai Hanura tentu juga bisa dijadikan bekal yang baik untuk memenangkan Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Apalagi, Syarifduddin Sudding juga sebelumnya sudah pernah menjabat sebagai Anggota DPR Tahun 2009-2014. Tentu strategi yang sama juga bisa dilakukan untuk mendongkrak suara di tahun 2019.
Selain dari berkas kader partai lain dan materi yang aktif, caleg lainnya yang diusung oleh PAN untuk meningkatkan elektabilitasnya yakni merangkul salah satu anggota Persaudaraan Alumni (PA) 212, yakni Ustadz Bukhori Muslim. Adanya Ustadz Bukhori Muslim juga sebagai upaya PAN dalam menerima rekemondasi ulama untuk Indonesia yang lebih bersatu.
Semua nama yang hendak nyaleg dari PAN sudah didaftarkan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa 17 Juli 2018 sekitar pukul 21.00 WIB. PAN membawa 575 nama untuk bertarung di Pemilu Legislatif 2019 yang tersebar di 80 Dapil di seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H