Istilah "Silk Road" dan "Pax Sinica" muncul pada saat China telah membuat gebrakan pada arus globalisasi pertama yang pada saat itu ditandai dengan mengadakan suatu hubungan dagang dengan pihak Eropa (kekaisaran Roma) yang pada saat itu juga telah menjadi salah satu pelopor bangunnya arus globalisasi. Kemudian runtuhlah kekaisaran China akibat arus globalisasi ekonomi, dan akibat munculnya dr. Sun Yat Set dari kelompok revolusioner menjadi salah satu proses runtuhnya era tersebut. Setelah itu pada tahun 1949 terjadi revolusi komunis yang memicu perang sipil antar partai di China, dan dimenangkan oleh Mao Zedong, yang kemudian menjadikan awalah menuju revolusi kebudayaan proletar.
Setelah gelombang globalisasi masuk ke China, semakin kesini, China semakin menjadi negara yang maju bahkan dapat dikatakan bahwa perekonomian China hampir setara dengan Amerika Serikat. Dan meleburnya China dengan komunitas internasional dapat membuat negara komunis tersebut menjadi negara yang terbuka dan aman bagi siapapun, dan China juga telah meningkatkan mutu pelayanan publik agar semua orang dapat merasa nyaman saat melakukan aktivitas bisnis di China, serta China juga menerapkan sistem "ekonomi pasar sosialis" dan menciptakan "Kongres Rakyat", karena China mengedepankan kebebasan individu yang dipadukan dengan sistem politik yang dikuasai oleh satu partai, serta kemakmuran untuk bangsa serta masyarakatnya.Â
        (Dani Fadillah dan Kumajaya, dalam bukunya "Lompatan Strategis China dalam Komunikasi Global", 2017) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H