Pada suatu pagi ayah membangunkanku, ayah bilang kita harus belajar mengikhlaskan seseorang yang kita sayang, hidup juga tentang meninggal, entah kamu atau dia yang terlebih dahulu pergi. Aku terdiam lalu bertanya-tanya kenapa ayah bilang seperti itu, ayah membawaku ke desa tetangga dengan menaiki motor. Setelah sampai, ada banyak orang didepan rumah, aku semakin bertanya-tanya, aku digandeng oleh ayah lalu masuk di rumah itu, ada sesosok orang yang terbaring dan diselimuti kain putih, aku menghampirinya ku buka kain putih itu ternyata perasaan burukku benar, aku diam hanya diam, air mataku tiba-tiba menetes begitu saja, duniaku langsung terasa kosong, mamaku yang telah melewati 2 tahun sakit akhirnya mama sudah tidak sakit lagi. Aku memeluknya untuk terakhir kali, awalnya aku bisa menerima kenyataan pahit itu, aku bisa mengikhlaskan orang yang sangat aku sayang, setelah proses pemakaman mama, rasa ikhlas itu tiba-tiba hilang, aku tidak mau mama meninggalkanku, aku butuh mama, aku tidak punya siapa-siapa aku harus kemana? aku merasa, setelah kepergian mama ayah mulai berubah, yang dulunya ayah selalu sayang kepadaku, mengucapakan 1 kata pun ayah tak pernah, makin hari makin jauh makin terasa asing, aku juga berpikir aku tak butuh ayah aku bisa hidup sendiri tanpa ayah, dia bukan ayahku kenapa aku harus mengharapkan kasih sayang dari dia. Aku meninggalkan rumah, tanpa membawa uang sepeserpun, aku tinggal dirumah temanku, temanku juga tinggal sendiri tanpa ayah tanpa ibu, kadang aku dan temanku merasa nasib kita berdua tidak jauh beda, saat itu juga aku mencari lowongan kerja dan yaa aku diterima kerja di salon kecil, gajiannya juga tak seberapa tapi cukup untuk makanku perbulannya, kami hidup berdua tapi kami bahagia. Satu bulan berlalu, ternyata hidup seperti itu tak sebahagia itu, hati terasa sepi, awalnya aku mulai melihat mama disetiap mimpiku, di mimpiku mama terlihat ingin bicara padaku tapi tak tahu kenapa setiap mama mau bicara makin jauh juga mama pergi, tidak berhenti di mimpi itu, sesekali mama juga menampakkan dirinya disekitarku, terkadang aku merasa takut karena pernah suatu ketika aku melihat mama di dapur, aku menghampirinya ternyata itu bukan mama, sosok itu berubah menjadi wanita tua yang wajahnya hancur terkena pisau, wanita itu sering menampakkan diri dihadapanku, aku memang tak menghiraukannya tp semakin hari semakin sering dia menampakkan wajah itu didekatku, aku pernah bertanya ke makhluk itu, tapi ketika aku bertanya makhluk itu selalu tiba-tiba menghilang, aku merasa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, sampai pada suatu hari mama ada dalam mimpiku, mama bilang ada seseorang yang ingin berbuat buruk ke mama, dia menaruh santet ke aku tapi santet itu gagal dan terkena ke mamaku, mamaku bilang jangan jauh-jauh dari Allah, mama tidak mau aku menjadi sepertinya, aku sadar sejak mama pergi aku makin jauh dari Allah, kata mama seburuk-buruk perilakumu seburuk-buruk hal yang kamu lakukan tetaplah sholat, karena dengan sholat kita masih berhubungan dengan Allah. Ternyata benar hatiku selama ini terasa kosong apa karena aku jauh dari Allah? aku pernah membaca buku yang dibuku itu tertulis seseorang yang menjalankan sholat 5 waktu dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan hati. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Nabi SAW bersabda: Â Artinya: "Wahai Bilal, berdilah. Nyamankanlah kami dengan mendirikan sholat". Hatiku mulai terbuka, aku juga mulai merasakan ketenangan hati setelah menjalankan sholat 5 waktu, makin dekat dengan Allah aku makin merasakan dunia tak sekosong itu, dulunya yang duniaku terasa kosong ternyata aku sendiri yang tak mau mendekatkan diri kepada Allah. Tak sampai disitu, aku juga pernah membaca sebuah hadis yang berbunyi "Sedekat-dekatnya hamba dari Tuhannya adalah seorang yang bersujud, oleh karena itu banyak-banyaklah berdoa." (HR Muslim, Abu Daud dan Nasai). Â Sujud dalam sholat kita itu bagian yang sangat tepat untuk mendekatkan diri ke Allah, disetiap sujudku aku selalu berdoa untuk selalu istiqomah dalam melakukan kewajibanku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H