Mohon tunggu...
fifi renata
fifi renata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa

hobi editing

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pencitraan Politik pada Pilkada 2024

2 Oktober 2024   09:16 Diperbarui: 14 Oktober 2024   14:52 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Faktor yang sangat penting dalam demokrasi lokal Indonesia adalah pemilihan kepala daerah. (Pilkada. Tahun 2024 tampaknya akan menjadi tahun yang gemilang untuk pertunjukan drama politik oleh para aktor dan kontes yang melibatkan pemilihan kepala daerah dengan suara terbagi. Setiap peristiwa yang terjadi di ranah politik disebut sebagai skandal politik. Pendidikan politik dapat mempengaruhi opini publik terhadap partai politik atau kebijakan tertentu. Jika berdasarkan prinsip pemilihan dewan distrik, maka setiap kandidat adalah pemimpin desa yang melakukan sesuatu yang spesifik untuk mencapai tujuan pemilihan, yaitu memenangkan pemilihan. Dalam hal ini, para kandidat berusaha membangun citra yang diharapkan dapat menarik pemilih dengan menggunakan elemen-elemen drama seperti alur, konflik, karakter, dan tema.

      Politisi terus menggunakan berbagai strategi untuk mengurangi kebutuhan publik. Sudah saatnya para politisi menggunakan strategi persuasif lagi. Kata-kata kuat dan emosional akan digunakan oleh pendengar atau masyarakat dalam politik.. Mereka juga akan menggunakan logika yang kuat untuk meyakinkan kepada publik tentang kebijakan atau visi yang mereka buat agar terlihat akan terlaksana dengan baik. Selain itu, politisi juga sering menggunakan media massa sebagai alat untuk membangun citra yang positif. Mereka akan berusaha untuk mendapatkan liputan yang positif di media, baik melalui wawancara, liputan berita, atau iklan politik.                                                                                                              

      Pencitraan politik di Pilkada 2024 diprediksi akan menjadi aspek penting dalam strategi kampanye para calon. Beberapa tren yang mungkin muncul antara lain yaitu:

1. Penggunaan Media Sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter untuk membangun citra diri yang positif dan menjangkau pemilih muda.

2. Kegiatan Sosial yang dimaksud adalah dengan menghadiri dan terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu calon membangun kedekatan dengan masyarakat. Pencitraan melalui aksi nyata seringkali lebih berkesan dan terlihat seolah-olah calon pemimpin itu layak.

3. Kolaborasi dengan Influencer yaitu melakukan kerjasama antara tokoh masyarakat atau influencer untuk mempromosikan visi dan misi dapat meningkatkan daya tarik para pemilih.

Penting bagi calon untuk tidak hanya fokus pada pencitraan, tetapi juga memastikan bahwa program dan visi mereka benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar masyarakat merasa yakin bahwa calon tersebut dapat memimpin daerah tersebut. Para calon menganggap bahwa pencitraan menjadi sebuah kunci untuk mencapai keberhasilan.                                                                           

      Akan tetapi, sering kali ada perbedaan antara apa yang dilaporkan dan kenyataan sebenarnya di balik laporan keberhasilan. Namun, kenyataannya tidak memahami atau tidak memiliki kemampuan untuk menangani permasalahan daerah secara efektif. Banyak calon yang paling tampil dengan citra merakyat. Situasi akan semakin memburuk ketika para pemimpin yang mereka pilih tidak mampu memenuhi harapan. Legislasi yang lemah dan tidak didukung oleh kompetensi serta integritas hanya akan mengarah pada kegagalan.

      Masyarakat atau pemilih harus lebih kritis dalam pemilihan calon kepala daerah dan dalam evaluasi terhadap para kandidat untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pemilihan ini. Bagi mereka yang terlibat dalam kebijakan pidana, ini jelas penting, tetapi mereka juga perlu mampu menyesuaikan dengan apa yang mereka miliki atau apa yang benar. Untungnya, ada berbagai cara yang sering digunakan untuk membantu mereka bersantai.

Fifi Renata, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sriwijaya Angkatan Tahun 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun