Mohon tunggu...
Fifin Listiana
Fifin Listiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya tertarik dengan isu-isu tentang pendidikan dan saya tertarik dengan sains

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Bali yang Sekarang Ini Menguntungkan Indonesia atau Justru Sebaliknya?

26 Oktober 2024   19:14 Diperbarui: 29 Oktober 2024   16:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali, atau yang sering disebut dengan Pulau Dewata merupakan salah satu pulau di Indonesia yang banyak dikenal seluruh dunia bahkan banyak orang yang lebih mengenal Bali daripada Indonesia itu sendiri. Pulau ini sudah menjadi simbol pariwisata Indonesia dengan pantai-pantai yang indah, keberagaman budaya yang ada, serta keramahan penduduk lokal dalam menyambut wisatawan. Dengan menjadi simbol pariwisata Indonesia, Bali telah menarik jutaan wisatawan baik mancanegara maupun lokal. Namun, seiring berjalannya waktu timbul pertanyaan: Apakah Bali yang sekarang ini dapat menguntungkan Indonesia atau justru sebaliknya?

Dari segi ekonomi, tentu saja Bali berperan penting dalam menyumbangkan desiva negara bahkan Bali menjadi penyumbang terbesar devisa negara. Melalui pariwisata yang merupakan sektor utama dari pulau ini dalam memperoleh pendapatan. Banyaknya pariwisata yang ada menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal serta berkembangnya usaha-usaha kecil menengah seperti restoran, penginapan atau homestay dan kerajinan tangan. Selain untuk meningkatkan devisa negara, pendapatan dalam sektor pariwisata ini juga berperan dalam pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan memperbaiki layanan publik yang ada.

Namun, setiap ada keuntungan pasti ada dampak yang ditimbulkan. Perkembangan pariwisata yang pesat akan menimbulkan dampak sosial dan lingkungan di sekitarnya. Dampak sosial dan lingkungan yang sudah terlihat yakni polusi, kerusakan ekosistem, dan beralihnya lahan wisata. Pantai-pantai di Bali sudah banyak yang tercemar beragam jenis sampah seperti plastik dan batang atau ranting pohon. Tercemarnya pantai juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem. Kerusakan ini dapat menyebabkan berkuragnya keanekaragaman yang ada. Selain itu, banyak lahan wisata alami yang beralih menjadi berbagai bangunan-bangunan seperti penginapan.

Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang juga dapat menimbulkan dampak bagi warga lokal. Akhir-akhir ini ada beberapa wisatawan mancanegara yang bertindak semena-mena seperti tetap memaksa masuk ke suatu tempat wisata padahal sudah dilarang dan tidak menaati peraturan lalu lintas yang ada. Dengan berbagai tindakan yang dilakukan WNA dapat mempengaruhi warga lokal untuk mengikuti tindakan tersebut. Selain itu, budaya lokal juga terkena dampaknya. Budaya konsumtif yang dibawa oleh wisatawan menyebabkan bergesernya budaya dan tradisi masyarakat.

Pariwisata yang menjadi sumber utama pendapatan menyebabkan Bali bergantung dengan sektor ini. Ketika dilanda penyakit global seperti Covid-19, Bali mengalami dampak yang sangat luar biasa. Tidak adanya wisatawan yang berkunjung ke Bali menyebabkan perekonomian Bali terguncang, banyak warga lokal yang kehilangan pekerjaan dan penginapan yang tutup karena tidak adanya pengunjung.

Jadi apakah Bali yang sekarang itu menguntungkan Indonesia atau justru sebaliknya?, jawabannya mungkin 50:50. Bali memang sangat berperan penting dalam meningkatkan devisa negara, tetapi dampak sosial dan lingkungan yang muncul dapat menjadi perhatian masyarakat. Masyarakat dapat melakukan variasi ekonomi agar tidak hanya berpaku pada satu sektor ekonomi sehingga dapat tercipta keseimbangan ekonomi di Bali serta tetap melakukan pelestarian lingkungan agar dampak yang ditimbulkan lebih minim. Dengan demikian, Bali masih dapat menjadi tujuan pariwisata tanpa harus mengorbankan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun