Dalam pelaksanaannya, media sosial dikelola oleh seorang admin media sosial. Ia bertugas untuk mengupdate berita, membuat infografis, menciptakan konten, menjawab komentar, dll. Oleh karena itu, seorang admin media sosial harus memiliki kecakapan dalam mengelola media sosial, baik kecakapan dalam penggunaan teknologi maupun kecakapan dalam ide dan interaksi.
Sudah pasti tidak semudah yang dibayangkan. Seorang admin bisa bekerja hingga tak berbatas waktu. Ia harus senantiasa standby dengan kabar informasi terkini. Admin juga harus siap untuk membuat konten secara cepat, menarik dan informatif.Â
Jadi, jangan dibayangkan jadi admin media sosial itu kerjanya ringan, hanya membuat konten, posting dan berselancar di dunia maya. Lebih dari itu, seorang admin media sosial harus kreatif, cepat menangkap ide, tanggap dengan informasi terbaru, memahami apa yang akan dipostingnya, mahir berteknologi serta mampu berinteraksi dengan baik dengan pengguna media sosial lainnya.
Kalau saya boleh katakan, di tangan admin media sosial lah eksistensi sebuah instansi pemerintah dapat terjaga dengan baik. Sebab admin media sosial bukan hanya bekerja mengelola media sosial secara teknis saja tapi juga menanggung misi menjaga eksistensi dan nama baik sebuah instansi pemerintah, seperti menjaga tingkat kepercayaan publik, menampilkan kinerja instansi, mempopulerkan pimpinan secara positif, meningkatkan responsibilitas, menggiring opini publik ke arah yang benar, dll.
Admin Media Sosial, Antara Ekspektasi dan Kenyataan
Meski keberadaan media sosial memiliki nilai urgenitas yang tinggi, namun faktanya pengelolaannya masih belum maksimal. Banyak yang berekspektasi terlalu tinggi terhadap kinerja admin media sosial, padahal di lapangan sungguh membutuhkan evaluasi yang tidak sedikit.
Terkhusus admin media sosial di instansi pemerintah, masih banyak instansi yang belum memahami secara utuh pengaruh media sosial terhadap respon positif masyarakat, sehingga mereka menganggap kehadiran media sosial tidak terlalu penting. Akibatnya, sosok admin media sosial pun tidak terlalu mendapat prioritas dari pimpinan.
Tugas pokok dan fungsi seorang admin media sosial tidak diuraikan dengan jelas dan hanya menumpang di sub kegiatan rutin lainnya. Hal ini membuat admin media sosial berada di posisi yang "antara ada dan tiada". Jika kebetulan media sosial berada di tangan yang tepat, maka akan terkelola dengan baik, namun jika berada di tangan yang salah, bisa dipastikan media sosial akan terbengkalai karena kurangnya rasa tanggungjawab tugas di dalamnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Agar media sosial dapat terkelola dengan baik, berikut beberapa hal yang harus menjadi bahan perhatian bagi instansi pemerintah :
Pertama, tetapkan SK khusus bagi ASN yang ditunjuk untuk mengelola media sosial instansi. SK ini penting agar ASN yang ditunjuk menjadi admin media sosial merasa dihargai dan memiliki tanggungjawab tugas.