Tahap ini biasanya ditandai dengan hilangnya akal dan logika fans demi memuja sang idola, misalnya mengikuti gaya hidup sang idola yang buruk, histeria yang berlebihan sampai melukai diri sendiri hingga rela melakukan apapun demi menyenangkan hati sang idola.
Anak Nge-fans pada Artis, Wajarkah?
Seperti dijelaskan sebelumnya oleh ahli psikologi kepribadian, bahwa mengidolakan atau memuja seseorang sebenarnya sah-sah saja sepanjang masih dalam batas atau tingkatan tertentu. Sangat manusiawi jika kita mengagumi seseorang karena suatu hal, misalnya kecantikannya, kecerdasannya, prestasinya, kekayaannya, kepopulerannya, dll.
Apalagi, jika yang diidolakan adalah sosok tokoh selebritis terkenal. Tentu, kita tidak bisa mengekangnya, mengingat sang idola memang sosok terkenal dan kerap menghiasi layar kaca maupun media digital lainnya. Akan sulit bagi kita untuk melarang anak mencari informasi tentang sosok idolanya, karena mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi tersebut.
Dalam hal ini, kita tidak bisa melarang anak untuk memiliki idola. Namun, kita bisa membatasi sampai sejauh mana kewajarannya. Jika anak masih dalam tahap entertainment social value, rasanya kita tidak perlu terlalu khawatir. Sebab di tahap ini anak berada dalam tahap belajar untuk mengenali jati dirinya. Mereka mulai tertarik dengan pribadi seseorang yang dianggapnya memiliki kemiripan atau kesamaan prinsip mereka.
Namun, ketika nge-fans nya sudah mulai naik ke tahap intense personal feeling, maka kita sudah sepantasnya waspada. Anak akan cenderung bersikap imajinatif dan kompulsif. Ironisnya, pada tahap inilah paling banyak dialami oleh anak dan remaja dalam mengidolakan artis. Salah satu contoh paling sederhana adalah anak mulai mengumpulkan segala sesuatu yang berbau sang idola, mulai berimajinasi dengan menamai akun atau profil media sosial dengan nama sang idola atau anak akan mulai cemas jika mendengar informasi buruk tentang sang idola, dll.
Jika sudah ada gejala di tahap ini, sebaiknya orangtua mulai melakukan langkah-langkah antisipatif agar perilaku pemujaan tidak sampai meningkat ke tahap yang lebih membahayakan, yaitu tahap borderline pathological tendency, dimana anak sudah mulai kehilangan akal dan logika serta sanggup melakukan apapun (termasuk hal buruk) demi sang idola.
Lantas, Orangtua Harus Bagaimana ?
Tidak mudah memang melakukan tindakan kewaspadaan atau antisipatif pada anak yang sedang mengidolakan salah satu sosok artis. Orangtua harus jeli dalam menilai sejauh mana anak dalam mengidolakan, sehingga dapat dilakukan sikap dan tindakan yang tepat.
Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua jika anak sudah mulai nge-fans dengan idolanya :