Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Masyarakat Hindu Bali di Pegajahan, Eksistensi Terjaga di Keadaan Minoritas

18 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 18 Desember 2022   17:01 3856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu acara ritual keagamaan Hindu di Kampung Pegajahan (Dokumen Pribadi)

Menteri Agama Republik Indonesia (2014-2019), Lukman Hakim Saifuddin menyebutkan ada 3 (tiga) alasan mengapa moderasi beragama sangat diperlukan. Pertama, karena esensi suatu agama dan kepercayaan adalah mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Kedua, keberagaman itu sudah ada sejak ribuan tahun lalu sehingga hal ini tidak dapat dielakkan lagi. Dan yang ketiga, Indonesia merupakan negara yang memiliki 6 agama berbeda sehingga dibutuhkan strategi khusus dalam upaya merawat keindonesiaan.
Ketiga hal tersebut menjadi alasan mengapa moderasi beragama sangat dibutuhkan, khususnya di Indonesia yang sarat akan keberagaman. 

Melalui moderasi beragama diharapkan kita bisa menemukan persamaan prinsip dan tidak memperdalam perbedaan sehingga toleransi dapat tercipta di tengah-tengah masyarakat.

Belajar dari Masyarakat Hindu Bali di Pegajahan, Eksistensi Terjaga di Keadaan Minoritas

Salah satu acara ritual keagamaan Hindu di Kampung Pegajahan (Dokumen Pribadi)
Salah satu acara ritual keagamaan Hindu di Kampung Pegajahan (Dokumen Pribadi)

Ada yang unik di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara, tepatnya di daerah Pegajahan. Di tengah mayoritas suku Batak, ada beberapa kepala keluarga Hindu Bali yang menetap di sana. 

Mereka merupakan kelompok pengungsi dari Bali ketika bencana alam meletusnya Gunung Agung yang terjadi beberapa masa silam. Mereka diungsikan ke beberapa wilayah, salah satunya di daerah Serdang Bedagai Sumatera Utara dan dipekerjakan sebagai karyawan perusahaan perkebunan sawit. Waktu pun berlalu, mereka pun telah tinggal dan menetap di Serdang Bedagai.

Meski keberadaan masyarakat suku Bali terbilang minoritas, tetapi bukan berarti mereka tidak dapat menjalani kehidupan secara baik dan normal. Mereka tetap bisa melaksanakan ibadah dan merayakan hari-hari suci mereka. Bahkan, Kampung Pegajahan telah disulap mirip dengan kampung yang ada di Bali. Pura dan ornamen-ornamen Bali begitu kuat melekat ketika kita datang kemari.

Masyarakat Hindu Bali di Pegajahan senantiasa mampu menjaga eksistensinya di antara mayoritas suku Batak yang beragama Kristen Protestan maupun Katolik dan Islam. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kemampuan mereka untuk terus memupuk rasa Toleransi Beragama dan kebersamaan yang ada.

Sebagai pendatang dan minoritas, masyarakat Hindu Bali sadar bahwa keberadaan mereka akan membawa perbedaan yang akan berdampak pada rentannya terjadi konflik diantara masyarakat lokal. 

Untuk itu, masyarakat Hindu Bali berupaya bagaimana agar mereka dapat diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat lokal. Apa saja upaya yang telah dilakukan?

Kegiatan memasak bersama di Kampung Pegajahan (Dokumen Pribadi)
Kegiatan memasak bersama di Kampung Pegajahan (Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun