Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perempuan Harus Waspada, Kenali 7 Tanda Pelaku Pelecehan Seksual di Angkutan Umum

9 Agustus 2022   12:58 Diperbarui: 12 Agustus 2022   04:13 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan naik angkutan umum (sumber:via foto.tempo.co)

Beberapa waktu lalu, ada sebuah kejadian, di mana seorang perempuan berteriak dan menendang keluar seorang laki-laki keluar dari angkot. Karena laju angkot sedang lambat, laki-laki itu pun berhasil ditendang keluar meski tidak sampai tersungkur. 

Perempuan itu tampak geram dan ketakutan. Usut punya usut, ternyata ia merasa dilecehkan oleh laki-laki tersebut. Ia mengungkapkan bahwa laki-laki tersebut berusaha menggerayangi pinggangnya. Menyadari ada yang tidak beres, reflek perempuan itu pun menendang laki-laki tersebut hingga keluar angkot.

Saya sendiri sudah sekian kali mendapati kasus seperti ini. Bahkan, nyaris menjadi korban. Namun, ternyata pengalaman panjang menjadi penumpang angkot menjadikan saya banyak belajar dari setiap kejadian.

Ya, saya memang setiap hari bergelut dengan angkot pagi dan sore hari saat berangkat dan pulang kerja. Lokasi kantor yang cukup jauh (harus ditempuh sekitar 2,5 jam) menjadikan angkot sebagai solusi kendaraan yang paling efektif, irit, dan hemat energi. 

Dengan naik angkot, setidaknya saya irit bahan bakar mobil pribadi sekaligus bisa menghemat energi, karena tinggal duduk saja untuk bisa sampai ke kantor. Apalagi tarif angkot juga cukup terjangkau sehingga tidak sampai membuat kantong bolong.

Risiko terberat saat naik angkot barangkali penuh sesak, panas, berdebu, dan rawan kejahatan, termasuk pelecehan seksual. Maka, bagi penumpang perempuan harus ekstra berhati-hati saat naik angkot, apalagi jika sendirian dan banyak membawa barang.

Bertahun-tahun saya bergelut dengan angkot, menjadikan saya cukup hafal dengan berbagai karakter penumpang dan tanda-tanda kejahatan di dalamnya. Saya selalu mencatat setiap kejadian dan menjadikannya sebuah pembelajaran agar tidak menimpa saya ataupun penumpang-penumpang lainnya.

Harus diakui, berdasarkan pengalaman saya, bentuk kejahatan yang paling sering terjadi adalah kejahatan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan. 

Pelecehan seksual itu ada yang dilakukan secara verbal seperti menggoda dengan kata-kata atau berucap tak senonoh maupun non verbal atau sentuhan langsung secara fisik, seperti meraba, memandang dengan tatapan mesum, sengaja menempelkan sebagian tubuh ke tubuh penumpang lainnya hingga mempertontonkan alat kelaminnya.

Sungguh sangat tidak menyenangkan jika kita berada di situasi seperti ini. Kebanyakan perempuan tidak bisa berbuat apa-apa ketika mengalami perbuatan pelecehan karena malu, kondisi angkot yang padat, kecepatan angkot yang tinggi dan ugal-ugalan sehingga rawan kecelakaan serta kurangnya kepedulian diantara para penumpang.

ilustrasi perempuan naik angkutan umum (sumber:via foto.tempo.co)
ilustrasi perempuan naik angkutan umum (sumber:via foto.tempo.co)

Namun, meski kita tidak dapat bergantung dengan orang lain, kita tetap harus mampu menjaga diri sendiri. Setidaknya, kita bisa melakukan body defence jika kasus pelecehan itu menimpa kita. Salah satu bentuk body defence adalah melakukan pencegahan dini dengan mengenali tanda-tanda kejahatan pelecehan seksual.

Dengan deteksi dini, setidaknya kita sudah melakukan upaya antisipasi terjadinya pelecehan seksual tersebut.

Apa saja tanda-tanda pelaku pelecehan seksual yang dapat dikenali? Berikut tanda-tanda yang paling nampak dan sering dilakukan oleh para pelaku pelecehan seksual:

Pertama, Pelaku biasanya senang berpindah-pindah posisi tempat duduk. Perempuan harus waspada jika ada penumpang laki-laki yang beberapa kali pindah posisi tempat duduk, misalnya awalnya duduk di depan, lalu di tengah perjalanan pindah duduk di tengah, atau tiba-tiba bisa pindah lagi duduk di bangku belakang. 

Sejauh pengamatan saya, mereka biasanya akan mencari posisi yang tepat untuk melancarkan aksinya. Jika belum mendapat posisi yang tepat, mereka akan terus berpindah-pindah posisi tempat duduk.

Kedua, perempuan patut mencurigai penumpang laki-laki yang sok akrab atau menanyakan hal-hal yang tidak terlalu penting, misalnya menanyakan jam berapa, sementara zaman sekarang penunjuk waktu bukan hanya dari jam tangan tapi juga bisa dari gawai yang dimiliki hampir oleh semua orang. Atau mulai sok akrab dengan mengajak mengobrol banyak hal. 

Jika kita jeli, ketika mengobrol biasanya mereka berusaha menyelipkan aksinya, misalnya melakukan sentuhan ke tubuh kita lalu menutupinya dengan kata "maaf, tidak sengaja", melancarkan pandangan dengan mimik yang merendahkan, dll. 

Jika mengalami yang demikian, sebaiknya abaikan saja ajakan ngobrolnya. Alihkan perhatian dengan mendengar musik melalui headset, bermain game atau menelpon teman.

Ketiga, pelaku pelecehan seksual biasanya dengan sengaja menempelkan bagian tubuhnya ke tubuh kita. Sebagai manusia normal, tentu kita bisa merasakan dan membedakan mana yang sengaja menempelkan atau memang karena desakan angkot yang penuh sesak. 

Langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memberi pembatas antara kita dengan penumpang di samping kita. Misalnya meletakkan barang atau tas yang terlebih dahulu dikondisikan aman dari barang-barang berharga. Hal ini untuk mencegah kita bersentuhan langsung dengannya.

Keempat, hati-hati juga dengan penumpang laki-laki yang diam tanpa kata namun pandangan matanya liar dan sibuk melakukan gerakan-gerakan yang sama secara berulang-ulang. 

Misalnya, menggesek-gesek tangannya ke paha, diam-diam memperhatikan kita berulang kali, menggesek-gesek hidungnya atau menggertakkan giginya terus menerus. Ciri-ciri seperti ini, pelaku bukan saja melakukan pelecehan seksual tapi juga menandakan pelaku adalah seorang pecandu atau pengguna narkoba.

Kelima, penampilan tidak menjamin apapun. Dari sekian kali kejadian pelecehan seksual yang tertangkap oleh mata saya, tidak semuanya pelaku berpenampilan kumuh dan dekil. 

Beberapa kali justru pelakunya berpakaian rapi. Jadi, para perempuan harus tetap waspada dimanapun dan bagaimanapun keadaannya. Ingat, setiap orang berpotensi untuk berbuat kejahatan.

Keenam, pelaku merupakan eksibisionis, yaitu terang-terangan mempertontonkan alat kelaminnya kepada perempuan yang tidak dikenalnya. Jika ini kita alami, maka jangan segan untuk berteriak dan meminta pertolongan. 

Apabila kita enggan berteriak, maka cukup sigap saja dengan turun dari angkot saat itu juga. Untuk mengantisipasi situasi yang menjijikkan seperti ini, ada baiknya upayakan untuk tidak duduk di bangku paling dalam atau belakang, sebab di bangku dalam dan belakang inilah biasanya pelaku bebas melakukan aksinya tanpa dilihat oleh penumpang lainnya.

Ketujuh, sebaiknya abaikan penumpang lain yang menawarkan makanan atau minuman kepada kita. Tolak dengan cara yang sopan namun tegas. Hal ini untuk menghindari pelaku kalap dan melakukan tindakan kekerasan kepada kita.

Nah, itulah tadi tujuh tanda-tanda pelaku pelecehan seksual di angkot yang paling bisa kita kenali. Semoga ini bisa bermanfaat, khususnya untuk para perempuan yang menggunakan moda angkot dalam melakukan aktivitas di luar rumah.

Berikut ada tips lagi, selama di angkot usahakan jangan menunjukkan mimik ketakutan atau gelisah. Tetap tenang dan percaya diri, sebab salah satu yang menjadi incaran para pelaku pelecehan seksual adalah mereka yang terlihat gelisah dan tidak percaya diri sehingga dianggap lebih mudah untuk diperdayai.

Selain itu, upayakan kita tidak tangan kosong namun juga tidak membawa barang yang berlebihan. Tas atau barang yang kita bawa bisa bermanfaat untuk menjadi pembatas jika memang harus berada di situasi yang tidak mengenakkan.

Dan yang paling akhir adalah selalu kenakan pakaian yang aman dan nyaman agar tidak mengundang kejahatan di angkot serta senantiasa berdoa mohon perlindungan kepada Tuhan.

Bagi perempuan, tetap waspada dan berhati-hati. Ingat, kita tidak bisa mengandalkan orang lain untuk keselamatan diri kita sendiri. Untuk itu, tingkatkan kewaspadaan agar terhindar dari perilaku kejahatan di tempat umum. Dan untuk pemerintah, semoga semakin banyak kebijakan yang mengerucut pada upaya keselamatan bagi perempuan dan anak, terutama di lingkup ruang terbuka publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun