Misalnya, si A suaranya bagus, pandai menyanyi. Si B paling jago membuat pidato. Atau si C mahir dalam presentasi, dll.
Keenam, usahakan selalu datang dan bergabung dengan acara-acara atau kegiatan kantor lainnya, misalnya datang di acara pengajian kantor, hadir di kegiatan outbond kantor, atau ikut serta di acara traktiran rekan kantor yang sedang ulang tahun. Ini penting untuk menjaga eksistensi kita di circle kantor.Â
Jangan sampai keberadaan kita dianggap tidak ada.
Ketujuh, belajar untuk sesekali keluar dari zona nyaman. Selalu berada di zona nyaman akan membuat seseorang enggan untuk belajar lebih banyak.Â
Mereka merasa sudah nyaman dengan keadaan saat ini sehingga kerap tidak peduli dengan perkembangan-perkembangan terbaru lainnya.Â
Inilah yang menyebabkan mereka minim pengalaman dan kurang pergaulan. Jadi, cobalah untuk berani keluar dari zona nyaman, menerima tantangan pekerjaan yang baru atau coba meng-upgrade teknik bekerja agar tidak jalan di tempat.
Pada intinya, meski seseorang lebih suka duduk bekerja di depan komputer, tapi usahakan mata dan telinga tetap terbuka lebar, agar perkembangan informasi tetap diterima dengan baik.Â
Jangan hanya duduk diam dan apatis dengan keadaan di sekitar kita. Selebihnya tetap semangat dan optimis.Â
Percayalah, jika kita sudah memampukan potensi diri kita, maka karier dan prestasi akan senantiasa mengikuti. Pada akhirnya, karier cemerlang bukan hanya milik si open minded saja.Â
Mereka yang pendiam dan cenderung close minded ternyata juga punya kesempatan yang sama sukses dalam karier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H