Dari hadits tersebut memang dikatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Hal ini terkait dengan ketika tidur maka otomatis kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan negatif yang menyebabkan dosa, misalnya mengghibah, marah-marah, dll.Â
Dengan tidur setidaknya kita terhindar dari pikiran-pikiran negatif yang menyebabkan dosa. Dengan tidur kita juga bisa mengembalikan stamina tubuh yang mulai terkuras di jam-jam siang, sehingga puasa dapat dilalui hingga waktu berbuka.
Namun, meski demikian bukan berarti kita dibenarkan untuk menghabiskan waktu puasa dengan tidur. Sangat tidak bijaksana jika "tidur adalah ibadah" dijadikan alasan agar kita bisa tidur sepanjang hari puasa. Apalagi jika kita sampai melalaikan tugas-tugas keseharian lainnya.Â
Tentu saja maksud hadits diatas bukan demikian adanya. Tidur memang ibadah, tetapi mereka yang tetap bisa beraktivitas baik, mampu menahan godaan puasa dan beribadah secara maksimal meski sedang puasa adalah jauh lebih baik dan tinggi derajatnya ketimbang mereka yang menghabiskan waktu puasa dengan tidur.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Imam Al Ghazali yang mengatakan bahwa "sebagian dari tatakrama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus serta merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih"
Dari pendapat tersebut, sudah jelas bahwa memperbanyak tidur di siang hari bukanlah tindakan yang terpuji. Memperbanyak tidur juga akan menghilangkan pahala-pahala yang bisa kita dapatkan dari ibadah lainnya.Â
Tidur yang berlebihan juga dapat mengurangi waktu kita untuk berbuat baik terhadap sesama. Dengan demikian, tidur yang berlebihan akan mengurangi nilai ibadah kita selama berpuasa.Â
Padahal salah satu esensi nilai puasa adalah kemampuan kita dalam menghadapi ujian dan godaan dengan keikhlasan menjalani puasa. Sementara tidur yang berlebihan cenderung akan mendekati rasa malas dan upaya menghindari ujian dan cobaan tersebut.
Tidur adalah Ibadah, Memperbanyak Tidur adalah Ujian
Seperti diketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Bahkan Allah SWT telah menegaskan dalam surat Al Maidah/3:77 "Katakanlah hai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
Sikap berlebih-lebihan atau al-ghuluw adalah sikap yang tidak disukai oleh Allah SWT. Hal ini dikarenakan sikap berlebih-lebihan dapat membuat orang menjadi lalai dalam kebaikan serta tersesat dari tujuan mulanya yang baik.Â
Allah SWT telah mencukupkan segala sesuatu di dunia dengan takaran yang sangat tepat, sehingga tidak perlu lagi manusia berusaha untuk mengurangi ataupun melebihkan yang sudah Allah SWT berikan.