Memilih jurusan kuliah memang gampang-gampang susah. Hampir semua mengalami yang namanya bingung dalam memilih jurusan apa yang tepat. padahal, jika kita tahu trik dan tipsnya, maka memilih jurusan kuliah bukanlah sebuah momok yang menyeramkan.
Sedikit berbagi pengalaman, ketika tahun 2001 UTBK-SMBPTN namanya masih UMPTN. Kebetulan saya ikut seleksi di tahun tersebut. Jujur, ketika itu saya sama sekali tidak merasa terbebani dengan memilih jurusan. Saya dengan penuh percaya diri mendaftar UMPTN sendiri, mengisi formulir sendiri, menyiapkan berkas-berkas sendiri sampai memikirkan pilihan jurusan juga sendiri. Tidak ada campur tangan orangtua sama sekali, kecuali urusan bayar membayar administrasi pendaftaran hehee...
Yang saya pikirkan kala itu adalah bagaimana saya bisa lolos UMPTN, bisa kuliah di Universitas negeri dengan kemampuan akademis yang pas-pasan. Saya membayangkan, betapa bahagianya orangtua saya ketika melihat nama anaknya lolos UMPTN hehee...
Saya sadar nggak pinter-pinter banget, maka saya berusaha mencari jurusan yang sesuai dengan kemampuan saya. Bagi saya, lebih nyaman saya kuliah di jurusan yang biasa-biasa saja tapi saya mampu daripada saya kuliah di jurusan yang passing grade-nya tinggi tapi saya harus ngos-ngosan untuk menyelesaikan kuliah.
Saya nggak pernah memikirkan gengsi. Saya berpikir bahwa semua jurusan itu baik dan menjanjikan masa depan yang cemerlang, tapi semua itu bergantung pada diri masing-masing bagaimana dalam menyelesaikan kuliah dan kreativitas dalam membaca peluang kerja. Saya yakin bahwa setiap jurusan punya porsi pekerjaannya masing-masing.
Karena itulah, saya nggak pernah merasa harus ikut-ikutan teman-teman dalam memilih jurusan yang favorit, seperti ekonomi, hukum, kedokteran, teknik, dll. Saya justru merasa bangga ketika memilih jurusan yang tidak terlalu banyak diminati.
Jadilah saat itu saya memilih jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember. Passing grade-nya nggak terlalu tinggi dan peminatnya juga tidak membeludak seperti jurusan-jurusan primadona lainnya. Selain itu akreditasi jurusan ini juga cukup baik.
Kenapa saya memilih IKS juga bukan asal-asalan karena passing gradenya nggak terlalu tinggi serta jarang peminat. Tapi saya juga tetap mempertimbangkan bakat dan minat saya. Kebetulan saya memang lebih tertarik di bidang kajian ilmu sosial dan kebudayaan, maka saya pilih jurusan yang di bidang kajian tersebut.
Urusan memilih jurusan selesai, selebihnya tinggal kebut berdoa dan belajarnya. Semua kebutuhan saya sudah terakomodir. Jurusan yang sesuai bakat minat, passing grade yang sesuai kemampuan akademis, akreditasi tercapai, saingan yang tidak terlalu banyak, dan kalau lolos bisa membahagiakan orangtua serta bisa menjalani kuliah dengan nyaman hehee...
Alhamdulillah, ketika pengumuman kelulusan, nama saya masuk dalam daftar. Sesuai rencana, saya masuk di jurusan yang sudah saya pilih dengan berbagai pertimbangan dan alasan. Senang sekali ketika melihat orangtua melonjak kegirangan karena saya lolos UMPTN. Bersyukurnya lagi, orangtua saya bukan tipikal orangtua yang banyak mencampuri urusan pilihan anaknya. Selama itu tidak melanggar apapun, ya mereka pasti mendukung.