Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dari Humbang Hasundutan, Menguak Sisi Lain Tao Toba

24 September 2021   15:17 Diperbarui: 24 September 2021   15:24 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tao Sipinggan (sumber:dokpri humbang hasundutan)

"Indonesia tanah air beta. Pusaka abadi nan jaya. Indonesia sejak dulu kala. Slalu dipuja-puja bangsa..." --- begitulah sebait syair lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki. Siapa yang tidak merinding ketika menyanyikan lagu tersebut ? lagu yang melukiskan bagaimana Indonesia memiliki kekayaan pusaka atau warisan yang abadi dan tersebar di seluruh penjuru bumi nusantara. Indonesia punya Bali, Borobudur, Raja Ampat dan Danau Toba. Maka, tak heran jika dunia begitu mengakui pesona alam dan budaya negara kita.

Horas !

Kali ini kita berada di bumi Sumatera Utara yang sangat menjunjung tinggi toleransi multietnisnya. Maka jangan heran jika di Sumatera Utara kita seperti sedang berada di tengah-tengah keluarga sendiri. Masyarakat Sumatera Utara yang ramah dan peduli seolah memberikan kehangatan bagi siapa saja yang datang. Niscaya, kita akan merasa nyaman dan akrab. Jika ada yang bilang "Orang Medan suaranya keras". Tapi jangan salah, "meski tampang seperti Rambo sebenarnya hatinya Rinto" begitu pepatah yang menggambarkan karakter orang Sumatera Utara. Meski suaranya kuat tapi sebenarnya hatinya baik dan lembut.

Sumatera Utara beribukotakan Medan dan memiliki Bandara terbesar dan termodern di Indonesia bernama Kuala Namu yang berada di Deli Serdang.

Jadi, bisa dikatakan Medan adalah gerbang untuk bisa mengeksplorasi bumi Sumatera Utara secara utuh. Karena disinilah penjelajahan warisan budaya Sumatera Utara dimulai.

Selamat Datang di Tao Toba !

Rumah adat, museum dan patung Sigale-gale di Tao Toba (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Rumah adat, museum dan patung Sigale-gale di Tao Toba (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Sumatera Utara ya Danau Toba atau masyarakat lokal menyebutnya dengan Tao Toba. Merupakan salah satu warisan kekayaan alam dan budaya yang sudah diakui oleh dunia. Bahkan, Tao Toba juga dikukuhkan sebagai danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia. Tidak salah jika Tao Toba menjadi perhatian dunia karena berbagai riwayat dan keunikannya.

Tao Toba merupakan danau vulkanik yang terbentuk secara alami. Luasnya mencapai hampir 3.000 kilometer persegi dengan kedalaman mencapai 505 meter. Begitu luasnya, maka kita bisa menikmati keindahan Tao Toba yang membentang di 7 Kabupaten, yaitu Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Samosir.

Meski secara umum, wilayah wisata Tao Toba lebih dikenal di Kabupaten Simalungun dan Samosir, namun nyatanya Tao Toba memiliki sebaran potensi wisata yang tak kalah indahnya di 5 Kabupaten lainnya. Bahkan, kita bukan hanya disuguhi pemandangan cantik Tao Toba saja, tapi juga akan mengetahui berbagai macam kisah sejarah yang ada.

Selamat datang di Tao Toba ! Tanah masyarakat Batak dengan kekayaan alam dan budayanya !

Heritage of Toba, Bukan Hanya Warisan Tapi Juga Pusat Peradaban Dunia

Tidak dapat dimungkiri, keberadaan Tao Toba memiliki magnet yang sangat kuat bagi dunia. Sebagai danau vulkanik terbesar dunia, Tao Toba mampu memengaruhi kondisi iklim global. Data menunjukkan, letusan gunung berapi di Tao Toba memiliki daya eksplosif yang terbesar di bumi dalam kurun waktu 25 juta tahun terakhir. Bahkan, menurut beberapa penelitian, hingga saat ini gunung api tersebut masih berstatus aktif dan dapat mengalami letusan kapan saja (Science Daily).

Daya super eksplosif gunung Toba dapat mengakibatkan musim dingin vulkanik dunia. Perubahan iklim ini dapat menyebabkan bencana kelaparan dan penurunan populasi yang signifikan di seluruh dunia.

Begitu pentingnya keberadaan Tao Toba sehingga mencetuskan berbagai macam penelitian yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di bumi, seperti peneltian di bidang vulkanologi, penelitian sejarah dan kebudayaan serta penelitian tentang lingkungan dan biologi. Dari sinilah, peradaban dunia akan terus mengalami perkembangan.

Menguak Sisi Lain Tao Toba Dari Humbang Hasundutan

Bagi sebagian masyarakat, Tao Toba hanya terdiri dari hamparan danau yang luas dan indah, desa Tomok yang eksotik dengan surga cinderamatanya, patung Sigale-gale yang konon pandai menari atau rumah pengasingan Bung Karno yang bernilai sejarah. Padahal, banyak sekali potensi destinasi wisata yang bisa kita gali di Tao Toba selain yang disebutkan sebelumnya.

Yuk, kita coba melihat dan menguak sisi lain Tao Toba dari Hubang Hasundutan, sebuah Kabupaten yang berada di kawasan Tao Toba. Dari sini kita akan disuguhi destinasi-destinasi cagar budaya yang dapat memberikan sensasi berbeda.

Apa saja ?

Istana Raja Sisimangaraja dan Makam Raja Sisimangaraja XI, Khas dan Elegan

Istana Raja Sisimangaraja (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Istana Raja Sisimangaraja (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Ternyata, menelusuri Tao Toba bukan hanya menelusuri danaunya saja. Ada begitu banyak pusaka warisan yang ada di kawasan Tao Toba. Salah satunya adalah istana dinasti Raja Sisimangaraja I-XII dan makam Raja Sisimangaraja XI yang terletak di desa Simamora yang telah berusia 183 tahun.

Komplek istana dan makam Raja Sisimangaraja didominasi warna merah dengan bentuk dan ukiran khas Batak. Siapapun yang memandangnya pasti akan terpukau. Uniknya, di sini terdapat simbol yang berisikan aksara Batak dan aksara Arab.

makam Sisimangaraja XI (sumber:dokpri humbang hasundutan)
makam Sisimangaraja XI (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Selain istana dan makam, di komplek ini juga terdapat bangunan rumah adat lainnya, yaitu Bale Pasogit sebagai tempat peribadatan, Batu Siungkap-ungkapon yang merupakan wadah upacara ritual dan Tugu Raja Oloan.

Dalam sejarah, Raja Sisimangaraja merupakan seorang raja Toba. Kala itu, beliau telah memimpin perang melawan Belanda. Kegigihannya dalam mempertahankan wilayah Sumatera dari tangan Belanda inilah yang akhirnya menobatkan Sisimangaraja XII sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Tombak Sulu-Sulu yang Sakral

Tombak Sulu-Sulu (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Tombak Sulu-Sulu (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Tombak Sulu-Sulu berada di desa Marbun Tonga Marbun Dolok dan berusia hampir 500 tahun. Kawasan ini diyakini sebagai tempat kelahiran Sisimangaraja I dan tempat turunnya wahyu dari Tuhan kepada istri Raja Bona Ni Onan Sinambela, yaitu Boru Pasaribu. Wahyu ini berisikan petunjuk bahwa akan lahir seorang anak yang sakti dan kelak akan menjadi raja.

Tombak Sulu-Sulu ini terdiri dari aliran sungai Aek Silang dan hamparan lahan persawahan. Di tengah-tengah ditumbuhi pepohonan yang lebat dan bebatuan, yang konon telah berusia ratusan tahun. Bebatuan tersebut dinilai sangat langka karena merupakan sisa batuan dasar supervulcano Toba.

Di sini terdapat shelter sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung sembari menikmati pemandangan. Para pengunjung harus melepas alas kaki serta menjaga tata krama. Hal ini dikarenakan, lokasi ini masih dianggap sakral sehingga bagi siapa saja yang berkunjung harus benar-benar mengikuti aturan adat yang berlaku.

Aek Sitio-Tio, Mata Air Nan Jernih

Kejernihan Aek Sitio-Tio (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Kejernihan Aek Sitio-Tio (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Di Humbang Hasundutan juga menyajikan destinasi cagar budaya Aek Sitio-Tio, yaitu sumber mata air jernih sungai Aek Simangira yang berada di desa Siunong-Unong Julu. Konon, disini dulu merupakan tempat mandi, mengambil air minum, melakukan ritual dan tempat pengobatan bagi para leluhur. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah memasukkan Aek Sitio-Tio sebagai salah satu warisan pusaka leluhur yang harus dilestarikan.

Tao Silosung dan Tao Sipinggan, Danau "Lesung" dan "Piring" yang Melegenda

Tao Silosung (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Tao Silosung (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Selain Tao Toba, terdapat Tao Silosung dab Sipinggan yang memiliki kisah legenda tersendiri di desa Siponjot dan Pargaulan. Tao Silosung dan Sipinggan ini memiliki keunikan yaitu danaunya yang berbentuk menyerupai lesung serta melingkar seperti piring.

Konon, danau ini terbentuk akibat perseteruan antara dua bersaudara Datu Dalu dan Sahang Maima yang dipicu karena hilangnya tombak pusaka peninggalan orangtua mereka. Kala itu, Datu Dalu melemparkan lesung dan Sahang Maima membalasnya dengan melempar piring. Karena kesaktiannya, maka lesung yang terlempar membentuk menjadi Tao Silosung dan piring yang terlempar menjadi Tao Sipinggan.

Tao Sipinggan (sumber:dokpri humbang hasundutan)
Tao Sipinggan (sumber:dokpri humbang hasundutan)

Dibalik kisah legendanya, nyatanya kedua danau ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Selain bentuknya yang unik, panorama di lokasi juga sangat indah.

Sarkofagus, Warisan Pusaka Bernilai Sejarah

Sarkofagus Domi Raja Nababan (sumber;dokpri humbang hasundutan)
Sarkofagus Domi Raja Nababan (sumber;dokpri humbang hasundutan)

Salah satu keunikan lainnya adalah keberadaan Sarkofagus, yaitu bangunan kecil sebagai tempat menyimpan tulang belulang bagi raja dan keturunannya.

Ada banyak dijumpai Sarkofagus di sepanjang kawasan Tao Toba, seperti Sarkofagus Somba Debata Raja, Sarkofagus Juara Manggun Sitinjak, Sarkofagus Domi Raja Nababan, Sarkofagus Ompu Oloan Banjarnahor, Sarkofagus Ompu Jambe Lumbangaol, Sarkofagus Raja Ijulu Manalu, Sarkofagus Tuan Dihorbo Purba dan Sarkofagus Ompu Poltak Manulang. Kesemua kuburan ini rata-rata berusia ratusan tahun dan tersebar di wilayah Humbang Hasundutan.

Air Terjun Bertingkat Tiga "Sipultak Holda" 

Air Terjun Sipultak Holda (sumber:Buku BCB3) 
Air Terjun Sipultak Holda (sumber:Buku BCB3) 

Air terjun ini berada di desa Tipang dan bersumber dari hulu sungai di dataran tinggi Pollung. Alirannya membagi dua sungai, yaitu sungai Aek Toba dan sungai Aek Dolok. Sungai Aek Toba jatuh ke hilir dan bermuara ke Tao Toba sedangkan sungai Aek Toba jatuh mengaliri persawahan dan bermuara ke Tao Toba.

Warisan budaya irigasi di desa Tipang ini telah berusia 200 tahun dan tetap lestari hingga kini. Sistem pengelolaan irigasi di wilayah ini dilakukan secara marsirimpa (gotong royong) dan sangat ketat dalam hal kepatuhan aturan yang dibuat, dimana akan ada sanksi berat bagi yang melanggar.

Air terjun Sipultak Holda merupakan salah satu pilihan destinasi wisata air terjun di kawasan Tao Toba yang unik dan berbeda.

Golat, Swiss Ala Toba

Keindahan Golat di balik Tao Toba (sumber:Buku BCB3)
Keindahan Golat di balik Tao Toba (sumber:Buku BCB3)

Ternyata, tidak hanya Swiss yang punya panorama alam pegunungan dan hamparan persawahan yang memukau. Di Golat, tepatnya di desa Tipang, kita akan melihat landscape pemandangan yang maha indah. Bagi para pecinta wisata bertema nature dan village, Golat bisa menyajikannya dengan sangat apik.

Disini kita akan disuguhi pemandangan yang sangat cantik. Perpaduan sempurna antara pegunungan, birunya langit dan hijaunya area persawahan dibalik Tao Toba.

Wonderful Toba, Wonderful Indonesia !

Salah satu view tempat meeting di Niagara Parapat Tao Toba (sumber:dokpri)
Salah satu view tempat meeting di Niagara Parapat Tao Toba (sumber:dokpri)

Nah, bagaimana ? Luar biasa bukan sisi lain dari Tao Toba ? Bukan hanya memiliki danau vulkanik yang cantik, tapi kawasan Tao Toba juga memiliki destinasi cagar budaya yang bernilai sejarah dan destinasi alam lainnya, seperti wisata pedesaan, air terjun, mata air dan danau kecil lainnya.

Berbicara Tao Toba kita juga akan berbicara budaya masyarakat Batak yang memiliki nilai filosofis tinggi. Nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh para leluhur masih dipegang erat oleh masyarakat Batak hingga kini. Nilai-nilai inilah yang menjadikan masyarakat Batak senantiasa menjunjung tinggi adat meski berada di tengah-tengah arus modernitas.

Pada akhirnya, yuk dukung Kemenparekraf dengan MICE di Indonesia Aja dan berkunjung ke DSP Toba lalu temukan "pusaka abadi nan jaya" seperti syair lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki di atas. Wonderful Toba ! Wonderful Indonesia !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun