Ternyata, menelusuri Tao Toba bukan hanya menelusuri danaunya saja. Ada begitu banyak pusaka warisan yang ada di kawasan Tao Toba. Salah satunya adalah istana dinasti Raja Sisimangaraja I-XII dan makam Raja Sisimangaraja XI yang terletak di desa Simamora yang telah berusia 183 tahun.
Komplek istana dan makam Raja Sisimangaraja didominasi warna merah dengan bentuk dan ukiran khas Batak. Siapapun yang memandangnya pasti akan terpukau. Uniknya, di sini terdapat simbol yang berisikan aksara Batak dan aksara Arab.
Selain istana dan makam, di komplek ini juga terdapat bangunan rumah adat lainnya, yaitu Bale Pasogit sebagai tempat peribadatan, Batu Siungkap-ungkapon yang merupakan wadah upacara ritual dan Tugu Raja Oloan.
Dalam sejarah, Raja Sisimangaraja merupakan seorang raja Toba. Kala itu, beliau telah memimpin perang melawan Belanda. Kegigihannya dalam mempertahankan wilayah Sumatera dari tangan Belanda inilah yang akhirnya menobatkan Sisimangaraja XII sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Tombak Sulu-Sulu yang Sakral
Tombak Sulu-Sulu berada di desa Marbun Tonga Marbun Dolok dan berusia hampir 500 tahun. Kawasan ini diyakini sebagai tempat kelahiran Sisimangaraja I dan tempat turunnya wahyu dari Tuhan kepada istri Raja Bona Ni Onan Sinambela, yaitu Boru Pasaribu. Wahyu ini berisikan petunjuk bahwa akan lahir seorang anak yang sakti dan kelak akan menjadi raja.
Tombak Sulu-Sulu ini terdiri dari aliran sungai Aek Silang dan hamparan lahan persawahan. Di tengah-tengah ditumbuhi pepohonan yang lebat dan bebatuan, yang konon telah berusia ratusan tahun. Bebatuan tersebut dinilai sangat langka karena merupakan sisa batuan dasar supervulcano Toba.
Di sini terdapat shelter sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung sembari menikmati pemandangan. Para pengunjung harus melepas alas kaki serta menjaga tata krama. Hal ini dikarenakan, lokasi ini masih dianggap sakral sehingga bagi siapa saja yang berkunjung harus benar-benar mengikuti aturan adat yang berlaku.
Aek Sitio-Tio, Mata Air Nan Jernih