Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Generasi Muda, Agent of Change untuk Indonesia Bersih

20 Februari 2021   23:26 Diperbarui: 20 Februari 2021   23:45 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi green jobs (dokpri/diolah dari pixabay)

 "Beri aku seratus orangtua, maka akan kurobohkan gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia..." --- Soekarno

Ungkapan di atas menjadi gambaran betapa peran generasi muda dalam pembangunan sangat penting. Pemikiran yang revolusioner, berpendidikan, tenaga yang tangguh serta wawasan yang luas menjadikan generasi muda sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. 

Mewujudkan Indonesia maju adalah sia-sia jika tidak melibatkan generasi muda di dalamnya. Oleh sebab itu, generasi muda harus dirangkul untuk bersama-sama berupaya mewujudkan Indonesia maju.

Di era milenial yang serba digital saat ini, generasi muda bukan lagi sosok yang dianggap sebelah mata. Keberadaannya diyakini dapat menjadi agen perubahan (agent of change) ke arah peradaban yang lebih baik. Dengan menjadi agen perubahan, generasi muda dapat mengedukasi generasi muda lainnya agar dapat turut berpartisipasi aktif dalam mendukung pembangunan.

Perkembangan Isu Sampah di Indonesia

Sampai saat ini sampah masih menjadi salah satu isu utama di Indonesia bahkan di dunia. Berbagai macam kebijakan telah diupayakan pemerintah sebagai stakeholder dalam penanganan masalah sampah, namun faktanya sampah masih menjadi masalah besar yang dapat mempengaruhi laju pembangunan Indonesia.

Masalah sampah bersifat sangat kompleks. Bukan hanya terkait dengan pencemaran udara, tapi juga memberi dampak yang buruk bagi keberlangsungan lingkungan, kesehatan, sektor pariwisata hingga menjadi penyebab utama terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dll.

Bahkan, masih segar di ingatan kita, bagaimana tragedi longsor sampah Leuwigajah (Jawa Barat) terjadi akibat volume tumpukan sampah yang berada di ambang batas normal, dimana gas metan yang berada di dalam gunungan sampah tersebut meledak. Akibatnya, sebanyak 150 orang meninggal dunia tertimbun longsoran sampah tersebut.

Sudah banyak aksi dilakukan oleh para aktivis dan relawan untuk membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah di Indonesia. Meski memiliki cara dan metode yang berbeda-beda, namun muaranya tetap sama, yaitu bagaimana agar sampah tidak lagi menjadi masalah dalam kehidupan kita.

Namun, lagi-lagi fakta di lapangan masih menunjukkan bahwa masalah sampah masih belum juga mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik. Tentu saja, hal ini sangat berkaitan erat dengan tingkat kesadaran masyarakat kita. Selama tingkat kesadaran masyarakat masih rendah dalam menyikapi masalah sampah, maka selama itu juga masalah sampah di Indonesia tidak akan menemukan titik terang dalam penanganannya.

Data terkini dari Dinas Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa volume sampah mengalami tren kenaikan setiap tahunnya. Di tahun 2019, sampah telah mencapai 64 juta ton dalam skala nasional, dan terus naik di tahun berikutnya.

Fakta ini menjadikan masalah sampah menjadi salah satu isu yang hangat dalam proses pembangunan Indonesia. Bagaimana tidak? dari masalah sampah, terdapat efek domino yang luar biasa hampir di seluruh sektor kehidupan, mulai dari krisis air bersih, terhambatnya laju perekonomian bangsa, melemahnya sektor pariwisata, rendahnya kualitas kesehatan masyarakat, bencana alam, dll.

Sebagai Agent Of Change, Generasi Muda Menjawab Isu Sampah

Saat ini, telah banyak bermunculan para pegiat lingkungan yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu lingkungan, salah satunya isu sampah. Mereka giat mengampanyekan berbagai hal kebaikan terkait isu sampah, krisis air bersih maupun isu limbah industri.

Dengan ilmu pengetahuan yang luas serta skill yang mumpuni, mereka dapat mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memerangi masalah sampah dengan cara membuka cakrawala berpikir dan mengubah cara pandang masyarakat dalam menyikapi masalah sampah.

Bukan hanya itu, masyarakat juga diajak untuk disiplin dalam memilah sampah, terlibat dalam gerakan "ambil secukupnya dan habiskan makananmu, untuk mengurangi sampah organik" serta belajar bagaimana memanfaatkan sampah untuk kehidupan, seperti membuat kerajinan tangan dari sampah plastik, membuat kompos dari sampah organik atau membuat lobang Biopori dari sampah organik dan dedaunan yang berfungsi sebagai media resapan air dan penghasil kompos.

Hal ini dimaksudkan agar volume sampah berkurang, ketersediaan air bersih meningkat serta dapat meringankan beban tugas para petugas sampah agar lebih sehat dan bersih karena tidak lagi bersusah payah harus memilah sampah organik dan anorganik.

Peluang green jobs lainnya bagi generasi muda dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengedukasi masyarakat tentang kelola sampah yang baik dan benar melalui aksi literasi di media sosial serta menjadi fasilitator dalam kegiatan focus group discussion (FGD) yang melibatkan pihak pemerintah sebagai pemangku kebijakan dengan masyarakat setempat secara langsung.

Di sini FGD dapat dilakukan dengan tetap berpegang pada kearifan lokal yang ada. Pola grass root, yaitu pemecahan masalah dimulai dari akarnya menjadi solusi, sebab masalah sampah merupakan masalah kesadaran. Sehingga secanggih apapun teknologi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah jika tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat, maka tidak akan berarti apa-apa.

Pada akhirnya, mari kita memberi kesempatan kepada para generasi muda untuk menuangkan ide cemerlangnya dalam menjawab isu sampah yang ada. Pemerintah dan para stakeholder harus memberikan ruang dan dukungan kepada generasi muda dalam mencipta inovasi terbaru. 

Masalah sampah adalah masalah bersama dan menjadi tanggungjawab bersama. Peran generasi muda sebagai agent of change harus mendapat porsi lebih dalam pembangunan, terutama dalam membuka peluang green jobs. Tentu saja tujuannya satu, untuk Indonesia maju dan bersih. Indonesia pasti bisa !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun