Menurutku menikah hanya persoalan jodoh. Mau dipaksakan seperti apapun, kalau tidak berjodoh ya tidak akan menikah. Pun dengan sebuah pernikahan, mau dibuat bagaimanapun jika jodohnya hanya sampai disitu, ya bakal berpisah juga.
Kesannya kok dangkal banget ya memaknai pernikahan, cuma perkara jodoh? jangan salah, kalau kita bicara jodoh, itu artinya kita bicara tanggungjawab dunia akhirat loh. Urusannya berat, langsung sama Tuhan. Artinya, kalau kita sudah diberi jodoh ya harus disyukuri, dirawat, dikasihi, disayangi, dipenuhi segala hak-haknya, dll. Kalau tidak, ya artinya Tuhan akan "mencabut" jodoh yang sudah diberikan dengan caraNya (berpisah).
Jadi, bukan karena hanya urusan jodoh lantas membuat kita jadi santai, cuek dan enak-enakan dalam hal pernikahan. Justru karena memahami makna jodoh, harusnya kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan berikan untuk kita sehingga kita bisa memaknai pernikahan sebagai sesuatu yang sakral, bukan permainan belaka.
Sebuah pernikahan adalah sebuah komitmen bersama yang harus dijalani oleh pasangan menikah. Bukan tentang siapa dan bagaimana aku, tapi tentang siapa dan bagaimana kita. Tidak ada lagi aku dan kamu, karena yang ada adalah kita. Kita berdua, memulai, menjalani dan akan menjadikan pernikahan itu seperti apa.
Tidak ada pernikahan yang laiknya kisah dongeng romantis, tanpa sandungan masalah, tanpa perjuangan, tanpa kepedihan, selalu gembira, dll. Justru, kalau ingin tahu bagaimana "kehidupan" yang sebenarnya, maka menikahlah. Di situlah, sekolah kesabaran pertama, sekolah keikhlasan pertama, sekolah kejujuran pertama, sekolah ketulusan pertama, sekolah kesetiaan pertama dan sekolah bertanggungjawab pertama.
Pernikahan ideal atau biasa disebut marriage goals hanya didasarkan pada pandangan nilai-nilai kasat mata, seperti kekayaan yang melimpah, kehadiran anak-anak yang lucu dan sehat, pasangan yang setia dan romantis, karir yang cemerlang, dll. Padahal kita tidak pernah tahu, untuk mendapatkan itu semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Percayalah, mereka yang diberikan nikmatnya pernikahan ideal adalah mereka yang pandai bersyukur atas jodoh yang telah diberikan oleh Tuhan.
Masalahnya sekarang, ideal itu ukurannya bukan semata tentang nilai-nilai kasat mata seperti contoh di atas kan? setiap pernikahan punya ukuran idealnya masing-masing. Dan siapa pun bisa menciptakan pernikahan ideal versi masing-masing. Kita tidak bisa menjadikan salah satu pernikahan untuk dijadikan contoh pernikahan ideal bagi pasangan lain.
Jangan salah, hati yang senantiasa tenang, gembira saat bertemu pasangan, ada kerinduan saat berjauhan, betah saat bersama pasangan, saling terbuka dalam berbagai hal, bergandengan tangan saat di keramaian, dll itu juga bagian dari pernikahan ideal loh!
Itulah mengapa, ketika kita sudah menikah, kita tidak diperkenankan untuk membanding-bandingkan pernikahan kita dengan pernikahan orang lain. Belum tentu yang terbaik untuk mereka terbaik juga untuk pernikahan kita. Harusnya, kita yang menjalani pernikahan, maka kita juga yang bisa menciptakan bagaimana pernikahan yang ideal tersebut.
Kembali ke jodoh, tidak ada satu pun aturan yang bisa dibuat agar jodoh kita tetap bersama kita. Satu-satunya cara adalah dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada di jodoh kita. Jodoh yang diberikan Tuhan, itulah yang terbaik untuk kita. Perkara kita bisa bersyukur menerima jodoh kita ya itu tergantung di diri kita sendiri.
Jadi, berhati-hatilah dalam mengarungi sebuah pernikahan. Tidak ada pernikahan yang mulus tanpa ujian dan cobaan. Jangan mencari kebahagiaan tapi ciptakan kebahagiaan itu. Jangan menunggu untuk dikasihi tapi lebih dulu lah mengasihi. Jangan juga menuntut hak tapi abai melaksanakan kewajiban.
Kalau ada yang bilang pernikahan bukan melulu soal cinta, maka mungkin aku yang pertama tidak setuju. Dalam sebuah pernikahan pasti ada cinta. Ya, logikanya bagaimana pernikahan akan berjalan dengan "baik-baik saja" tanpa ada rasa cinta dan kasih? nah, tentang bagaimana mewujudkan rasa cinta itulah yang memiliki makna yang sangat luas. Ada yang cintanya diwujudkan dengan uang, harta, pujian, belaian, kata-kata romantis, perbuatan membantu pekerjaan di rumah, setia, peduli, dll. Semua sah-sah saja sepanjang niatnya memang untuk melanggengkan rasa cinta dalam rumah tangga.
Lantas, apa yang harus diketahui ketika memutuskan untuk menikah?
- Kita menikah dengan jodoh kita. Syukuri pemberian Tuhan. Ingat, kita bertanggungjawab dunia akhirat dengan jodoh kita. Terima jodoh kita dengan segenap kekurangan dan kelebihannya.
- Tidak ada pernikahan yang mulus tanpa cobaan dan ujian, jadi bersiaplah untuk menghadapinya
- Menikah bukan untuk mencari kebahagiaan, karena kita tidak akan menemukannya. Maka ciptakanlah kebahagiaan dalam pernikahan.
- Dalam pernikahan tidak ada istilah aku-kamu, yang ada adalah kita. Maka komunikasi yang baik itu wajib.
- Dalam sebuah pernikahan, berlomba-lombalah untuk kebaikan rumahtangga. Buang ego dan saling mengalah ada kuncinya.
Jadi bagaimana ? masih ragu untuk menikah ? kalau yang dibahas diatas kesannya kok menikah itu banyak nggak enaknya ya ? percayalah, menikah itu "tidak enak" tapi "uenaaaakkk" ! nggak percaya ? menikah donk biar tahu uenaaakknya ! hehee...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H