"aku lihat setiap orang tahu aib orang lain, tapi buta pada aib yang ada pada dirinya. Tidak elok orang yang samar terhadap aibnya sendiri tapi jelas buatnya aib saudaranya. Bagaimana mungkin aku melihat aib orang lain sedangkan aibku sendiri menganga. Tidak ada yang tahu akan keburukan-keburukan orang lain kecuali orang bodoh." --- sa'dun si gila
Barangkali Uwais al Qarni ra adalah orang Islam pertama yang dianggap gila. Syahdan, pada zaman dahulu, di Mina Umar ibn Khaththab bertanya kepada para syekh disuatu mimbar tentang keberadaan seorang Uwais. Para syekh menjawab bahwa Uwais yang dimaksud Umar adalah orang gila yang tinggal di padang pasir dan tidak bergaul dengan warga Mina lainnya. Maka Umar pun menyampaikan salam untuk Uwais dan berpesan "sesungguhnya Rasulullah saw telah memberi kabar gembira tentang dirimu dan memerintahkanku untuk menyampaikan kepadamu salamnya".
Betapa Uwais merupakan sosok istimewa di Mina. Anggapan gila yang ditujukan padanya tak lain adalah bentuk sosok beda antara dirinya dengan warga Mina lainnya. Uwais begitu mengagungkan Allah. Dia tiada henti memuja sang Rabb dengan kesungguhan hati. Kesungguhan inilah yang kerap menjadikan Uwais dianggap gila oleh warga.
Uwais dianugerahi kemampuan dalam mengenal siapapun tanpa harus berjumpa dan mengenalnya. Semata-mata itu adalah berkat yang Allah turunkan kepadanya. Kecintaannya pada Rabb menjadikannya untuk selalu utuh mengabdikan diri pada Rabb. Ia tidak ingin menjadi ahli hadis (muhaddits), hakim (kadi) ataupun pencetus fatwa (mufti).Â
Ia sungguh tak suka jika dirinya disibukkan dengan urusan manusia. Uwais hanya percaya bahwa jalan Allah adalah yang terbaik. Oleh karena itu, Uwais tak pernah menyibukkan diri dengan mengungkap aib orang lain. Cukup ia memohon ampun atas segala aibnya pada sang Rabb dan terus mendoakan orang lain hal yang sama.
Keistimewaan Uwais dibalik kegilaannya membuat banyak para syekh dan ahli pada zaman itu menaruh simpati padanya. Meski demikian, Uwais tidak antipati kepada manusia. Ia bahkan sangat senang jika ada yang menemuinya. Uwais akan senantiasa mendoakan siapa saja. Memintakan pada Allah atas segala kebaikan.
Uwais sosok yang baik dan rendah hati. Di tengah penyakit kusta yang dideritanya, tak henti ia memohon dan berdoa kepada Rabb untuk kesembuhan dan Allah mengabulkannya ! dan ketika Uwais memohon untuk dikembalikan (penyakit kustanya) dan Allah mengembalikannya. Uwais selalu terisak ketika mengingat Allah dan menjamin atas segalanya bahwa perkataan yang paling benar hanyalah perkataan Allah. Perkataan yang paling jujur adalah perkataan Allah. Dan perkataan yang terbaik adalah perkataan Allah.
Dikisahkan, Ar Rabi' ibn Khatsim pernah menemui Uwais di suatu kala. Ketika itu Uwais sedang menunaikan shalat Subuh. Ar Rabi' tak ingin mengganggunya dan memilih untuk menunggu. Hingga waktu dzhuhur tiba, Uwais tetap khusyuk beribadah sholat. Sampai waktu Ashar, Maghrib, Isya dan kembali subuh. Ar Rabi' melihat betapa Uwais sangat menjaga wudhu dan rasa kantuknya untuk terus berdoa pada Allah.
Ar Rabi' kemudian memutuskan untuk pulang tanpa mengobrol dengan Uwais. Baginya, dengan melihat dan mencermati apa yang sudah dilakukan Uwais terus menerus sudah menjadi nasehat yang bermanfaat baginya.
Diriwayatkan dari Hasan ra, Rasulullah saw bersabda "ada orang-orang dengan jumlah lebih banyak dari Bani Rabi'ah dan Mudlar kelak akan masuk surga karena syafaat seorang laki-laki dari umatku. Maukah kalian aku beritahu nama lelaki itu ?" orang-orang menjawab, "tentu saja wahai Rasulullah..." Rasulullah saw kembali bersabda, "lelaki itu adalah Uwais al Qarni".
Begitulah syahdan kisah Uwais al Qarni, seorang muslim yang dianggap gila karena kecintaannya pada sang Rabb. Keistimewaan yang dianugerahkan kepadanya membuat ia terlihat begitu berbeda dengan yang lainnya. Bahkan, Rasulullah saw pun menyampaikan salam kepadanya. Hingga akhirnya Uwais terbunuh dan mati syahid  di hari Nahawan saat perang Shiffin di hadapan Ali iibn Abi Thalib ra.
Sumber : Uqala al majanin (Abu Al Qasim An Naisaburi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H