Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apapun Itu, Tetap Bijaklah dalam Bersedekah

14 Mei 2019   09:55 Diperbarui: 14 Mei 2019   09:58 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber:aktual.com)

"obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah" (HR. Abu Dawud)

Dan masih banyak lagi sumber-sumber keimanan lainnya yang menyebutkan bahwa sedekah adalah suatu kebajikan yang utama untuk meraih keridhaanNya.

Tidak ada batasan dalam bersedekah. Meski demikian, bersedekah kepada kerabat keluarga tetap menjadi keutamaan, seperti dalam HR. Tirmidzi, Rasulullah bersabda "bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah dan kepada kerabat ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim. Artinya, ketika kita bersedekah kepada keluarga maka kita akan mendapat dua kebaikan sekaligus yaitu kebaikan bersedekah itu sendiri dan kebaikan terjalinnya silaturrahim.

Lantas bagaimana jika kita bersedekah kepada orang-orang fakir miskin di jalanan seperti pengemis atau pengamen ? sah-sah saja, sebab sedekah memang salah satunya ditujukan kepada mereka kaum fakir miskin. Namun pertanyaannya, yakinkah kita bahwa pengemis dan pengamen tersebut memang tergolong pada kaum fakir miskin yang layak untuk disedekahi ?

Oleh karena itu, seringkali menjadi perdebatan mengenai sedekah di jalanan, bukan saja perkara boleh atau tidak saja tapi juga perkara pantas atau tidaknya. Apalagi, saat ini banyak berita-berita yang menayangkan tentang bagaimana kehidupan para pengemis secara riil, dimana ternyata mereka hidup dengan bergelimang harta. Tentu saja ini menjadi semacam penipuan status yang merugikan orang lain. Bahkan mereka menjadikan mengemis sebagai sebuah profesi yang menjanjikan. Bukan hanya itu, tak sedikit juga apa yang kita sedekahkan pada pengamen jalanan justru digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti judi atau minum-minuman keras. Naudzubillahimindzalik.

Apalagi, di momen bulan ramadan hingga jelang lebaran nanti, jumlah pengemis biasanya akan meningkat signifikan, mengingat di bulan penuh berkah ini umat muslim tengah berlomba-lomba meraih ridhoNya dengan beribadah, salah satunya ibadah sedekah. Kondisi ini dimanfaatkan para pengemis untuk mencari uang melalui kebaikan-kebaikan uluran tangan umat muslim.

Meski pemerintah sudah berupaya melakukan operasi razia pengemis yang dianggap mengganggu ketertiban umum dan keindahan tatanan kota, namun tetap saja keberadaan mereka sulit untuk dibendung. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai umat muslim menyikapi hal tersebut, apakah akan tetap melakukan pembiaran atau mulai meningkatkan sikap kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap mereka.

Sikap selektif dalam bersedekah di jalanan sangat diperlukan agar apa yang kita sedekahkan menjadi sesuatu yang maslahat atau manfaat secara utuh dan tepat sasaran. Jangan sampai, niat baik kita justru menjadi pintu kejahatan bagi mereka.

ilustrasi sedekah membangun masjid/mushola (sumber:islamkafah.com)
ilustrasi sedekah membangun masjid/mushola (sumber:islamkafah.com)

Beberapa orang berpendapat "yang penting kita berniat baik, masalah mereka menipu kita ya itu dosa mereka..." padahal, sebagai manusia, ciptaan Allah yang paling sempurna, kita diberi akal dan pikiran salah satunya adalah untuk senantiasa berpikir sebelum bertindak, berhati-hati dan waspada dalam berperilaku serta bijak dalam membuat keputusan. Pun demikian dalam bertindak sedekah di jalanan, harus berpikir dua kali lipat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh sebab sedekah di jalanan memiliki potensi kerawanan yang tinggi, maka alangkah lebih baik jika kita bersedekah di jalur yang lebih aman dan jelas asal-usulnya, seperti sedekah untuk pembangunan masjid, mushola (sedekah jariyah) atau bersedekah kepada sanak saudara dan tetangga dekat yang memang dalam keadaan fakir miskin. InshaaAllah hati akan terasa lebih tenang dan jauh dari fikiran-fikiran su'udzon yang dapat menjadi bumerang bagi niat baik kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun