Undang-Undang tersebut juga didukung oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dimana dinyatakan bahwa penyelenggaraan pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi konsumsi masyarakat.
Seperti diketahui, kondisi di Indonesia saat ini, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah gizi ganda (double burden) yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Berdasarkan data penelitian Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi status gizi anak usia 6-12 tahun terdiri dari beberapa kategori, yaitu sangat kurus dengan prosentase 4,6%, kurus 7,6%, normal 78,6% dan gemuk 9,2%.Â
Sedangkan untuk kategori stunting diperoleh data anak dengan tubuh sangat pendek 15,1%, pendek 20% dan normal 64,5%. Dan terakhir, untuk prevalensi kategori anemia diperoleh data 47,2% anak usia sekolah dasar masih mengalami anemia dengan tingkatan keparahan yang berbeda-beda.
Menyadari akan hal ini, kesadaran masyarakat terutama orangtua, guru dan pihak kantin sekolah sangat diperlukan guna mendukung terpenuhinya gizi seimbang bagi anak usia sekolah.Â
Secara kecukupan pemenuhan gizi anak terutama ketika sedang beraktifitas di sekolah, penelitian menyebutkan bahwa mereka sangat membutuhkan kecukupan energi dan protein bekisar antara 71,6% -- 89,1%, sementara faktanya 44,4% anak sekolah mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).
Laporan hasil PJAS Nasional menunjukkan bahwa 98,9% anak melakukan aktivitas jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak melakukan aktivitas jajan di sekolah.Â
Dengan demikian, program PJAS sudah saatnya gencar untuk disosialisasikan secara serius dan menyeluruh, agar menjadi acuan bagi masyarakat yaitu orangtua, guru, kantin sekolah dan masyarakat umum lainnya untuk turut mendukung upaya pemenuhan gizi seimbang melalui aktifitas jajan di sekolah.
Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Aktivitas yang tinggi di sekolah menjadikan anak sering mengalami penurunan stamina yang berakibat terhambatnya kelancaran aktivitas mereka. Anak terlihat lemas, letih dan lesu serta berkurangnya konsentrasi adalah salah satu indikasi menurunnya stamina mereka.Â
Kondisi demikian harus segera diantisipasi dengan pemenuhan asupan gizi seimbang, agar anak tetap bugar di sekolah meski aktifitas sedang padat-padatnya.