Senyum mengembang dari bibir mungil Aminah. Terpancar rona kebahagiaan yang teramat sangat. Aku tahu betul itu.
Kami pun menikmati makanan dan minuman yang sudah dipesan dengan lahap dan canda tawa. Aminah terlihat sangat ceria. Bajunya yang lusuh sama sekali tak mengurangi kecantikan wajahnya. Apalagi dengan kebaikannya, semakin menambah istimewa sosok mungilnya.
Setelah berbuka, kami bergegas menunaikan sholat Maghrib di Masjid terdekat, kemudian dilanjutkan ke supermarket untuk membeli kurma.
"Aminah...kakak nggak bisa beri apa-apa untuk Aminah dan Ibuk ya...ini kurma kakak belikan untuk Aminah dan Ibuk...semoga Ibuk senang, akhirnya bisa makan kurma di bulan ramadan..." ucapku di detik perpisahan dengan Aminah.
"makasih banyak ya kak...ibuk pasti senang Aminah bawain kurma ini..."
"Semua ini bener-bener nggak sebanding dengan kebaikan kamu kembalikan dompet kakak tadi...kakak ucapkan terimakasih banyak ya sama kamu...mudah-mudahan Aminah selalu dilindungi Allah SWT...inshaaAllah...karena Aminah anak yang sholehah..." kataku sambil membelai jilbab kecilnya yang sudah lusuh
"Iya kak...Aminah pulang dulu ya kak..."
Aminah menyalami tanganku dan berlari kecil sambil menenteng plastik berisi kurma.
"Aminaaaahhh...tungguuu...!!!" teriakku menghentikan langkah mungilnya
Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet, "ini buat kamu...kamu boleh beli baju lebaran ya..." sodorku sembari tersenyum
Aminah tersenyum malu, "nggak usah kak..."